Mulai April 2018, Kota Malang Gelar “Save Malang Heritage”

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I MALANG – Kepala Dinas Pariwisata Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni, SH, M.Si memaparkan bahwa selama Aptil 2018 di Kota Malang  akan ada banyak kemasan kemasan budaya yang menarik. Selama sebulan penuh akan banyak pegelaran dengan nuansa Save Malang Heritage.

Ida menandaskan,  Dinas Budaya  Pariwisata  Malang mempunyai  program pengembangan pembinaan kebudayaan, pembinan pariwisata dan ekonomi kreatif. Setidaknya ada tujuh program yang di gelar sepanjang 2018 dengan mengedepankan wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Malang dengan objek wisata yang terbatas.

Dari tujuh program tersebut,  tiga diantara sudah masuk dalam program 100 event wonder Indonesia. Ketiganya yakni Malang Artival, dimana didalamnya  ada kolaborasi seni tradisional Kota Malang dengan Kedutaan besar India dan akan digelar pada 21 –  28 April 2018. Lalu ada Malang Flower Carnival dan  Festival Panji Nusantara pada 2 – 3 Juli 2018.

Dispar Malang concern dengan pengembangan seni dan budaya.  Tidak heran jika setiap tahun Malang selalu melakukan pertunjukan tahunan  di Anjungan Jawa Timur, TMII. Ini  semata ingin memperkenalkan potensi seni budaya yang telah dibina Kadispar Malang. Utamanya dengan pegiat dan seniman muda yang berserak di Malang.

Bukan tanpa alasan Ida Ayu komit dengam pilihan tersebut.  Berdasarkan survei yang dibuat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, lebih dari 60 persen wisatawan yang datang tujuannya adalah menikmati  wisata tradisi. Beragam atraksi budaya sengaja dicari, terutama wisatawan asing.

Namun kenyataannya, atraksi budaya masih tergolong minim. Sehingga perlu adanya upaya peningkatan agar wisatawan yang datang dapat berkunjung secara terjadwal dan lebih tertarik lagi. “Harus diyakini kalau tradisi bangsa kita tidak boleh ditinggalkan. Harus dijaga dan menjadi kebanggaan kita semua. Dan ini bisa menjadi destinasi wisata yang luar biasa,” tegasnya.

Arah pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dengan memantapkan konsep tradisi itu menurutnya harus segera ditata. Karena jika dilihat, ada begitu banyak ikon wisata di Indonesia yang selalu menjadi rujukan wisatawan.

Tak hanya itu, menurutnya pembenahan infrastruktur juga harus dibenahi. Terutama dalam sistem transportasi dan akomodasi. Pasalnya, Kota Malang juga masuk dalam daftar kota termacet di Indonesia. Apabila tidak segera dibenahi, maka bukan tidak mungkin wisatawan akan lari memilih kawasan lain.

“Surabaya saja yang dulu macet luar biasa sekarang sudah terurai dan posisinya ada di bawah kita. Jadi seharusnya ada sinergi pemerintah provinsi dan Malang Raya untuk turut menciptakan  inovasi baru mengurai kemacetan,” kata Ida.

Pada sisi lain, Dinas Pariwisata Kota Malang juga mengukuhkan enam kelompok sadar wisata (pokdarwis).”Pariwisata memegang peranan penting karena dari sektor PAD pariwista berada di urutan no. 4 untuk pemasukan PAD ke Kota Malang. Artinya, pariwisata menjadi sebuah prioritas, hal inilah kenapa perlu ada keterlibatan masyarakat sebagai stakeholder pariwisata. Untuk memaksimalkan pariwisata perlu dibuat kepengurusan disetiap kelurahan,” papar Ida sambil.

Keenam pokdarwis tersebut yakni Kampung Putih Klojen, Kampung Tridi Ksatrian, Kampung Warna Warni Jodipan, Kampung Keramat Kasin, Kampung Budaya Polowijen dan Kampung Religi Gribig, Kampung Tempe Sanan dan Kampung Keramik Dinoyo.

Ismail Sidik

Berbagi: