Duet Dua Dalang Pentaskan Wayang Kulit 'Sesaji Raja Suya'

Pentas Wayang Kulit ‘Sesaji Raja Suya’ Akan Digelar Semalam Suntuk

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Buat penikmat dan penyuka wayang kulit, catat baik baik. Sebentar lagi akan ada pergelaran wayang kulit spektakuler yang tidak boleh diabaikan. Mengangkat lakon ‘Sesaji Raja Suya’, pentas wayang kulit ini akan digelar semalam suntuk di Stadion Mini Kranggan Permai, Jatisampurna Bekasi, Sabtu (26/01/2019), dengan duet Dalang Ki Wahyu Darma dan Ki Sri Kuncoro.

Lakon ‘Sesaji Raja Suya’ menceritakan dunia yang terguncang. Masyarakat dicekam ketakutan atas ulah Raja Jarasanda yang ingin menguasai dunia dengan faham radikalnya. Para Raja akan dikorbankan demi cita-citanya. Fakta ini mengusik nurani Para Pandawa sebagai ksatria untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan demi keadilan dan ketenteraman.

Puntadewa mengadakan upacara ‘Sesaji Raja Suya’ demi menolong sesama. Ingin membebaskan para pemimpin yang ditawan Jarasanda. Namun usaha mulia ini tak semudah yang dibayangkan. Kegigihan perjuangan Pandawa dan Kresna mendapat rintangan dan hambatan luar biasa.

Namun akhirnya angkara murka sirna. Kejahatan tumbang oleh keluhuran budi pekerti dan persatuan yang mantab dan kuat. Puntadewa selanjutnya dinobatkan sebagai ‘Satrio Piningit’ penjaga perdamaian dan kemajuan.

Sejatinya wayang kulit dapat menjadi medium ampuh untuk menyampaikan berbagai pesan. Bahkan memiliki peran penting dalam lakon kekuasaan, sebagai referensi politik Indonesia.

Baca Juga: Anugrah Duta Seni Budaya Jawa Timur 2019 Segera di Gelar

“Wayang itu politik. Diplomasi kebudayaan. Jagad kompleks untuk menyingkap sekian idealitas dan realitas hidup manusia. Pada kesenian wayang kita dapat mengambil pelajaran,” ujar Anim Immamuddin, SE, MM, penggagas pergelaran ini kepada Travelounge.co, Senin (07/01/2019).

Menurutnya, saat ini masyarakat dihadapkan dengan bahaya degredasi sosial di mana politik identitas mencuat. Melalui pentas wayang kulit ini, Anim Immamuddin berharap, ceritanya menjadi cermin bagaimana membangun karakter budaya politik, yang dapat membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis.

“Diperlukan kesadaran membangun relasi perdamaian sejati. Dalam gerakan budaya ini, sumbangsih pemikiran dari kita diharapkan dapat menginspirasi panggilan bersama untuk meretas damai di tengah keberagaman, secara rukun, bermoral, dan berbudaya,”ujar Anim, yang juga Ketua Umum Koperasi Pasar (Koppas) Kranggan, dan pernah mendapat Penghargaan Satya Lencana Wira Karya Nasional dari Presiden Republik Indonesia Tahun 2012 ini.

Menurutnya, wayang sebagai referensi politik memberi kunci-kunci untuk membuka tabir dan mewartakan makna simbolisme dan estetisasi politik yang lebih beradab, santun serta berpihak kepada kepentingan masyarakat.

Ismail Sidik