TRAVELOUNGE.CO | KEPULAUAN SERIBU – Dalam rangka memperingati hari Laut Sedunia, Jakarta Aquarium dan Safari (JAQS) untuk pertama kalinya melakukan pelepasliaran penyu, Jumat, 28 Mei 2021 lalu. Hal ini dilakukan sebagai bukti dan tanggung jawab JAQS sebagai sebuah Lembaga Konservasi ex-situ (Taman Safari Indonesia Group) dan di bawah pengawasan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Fira Basuki, Head of Social, Branding, and Communication JAQS mengatakan, “Jakarta Aquarium dan Safari bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu dan Yayasan Puteri Indonesia melepasliarkan penyu dan tukik-tukik sebagai wujud tanggung jawab kami sebagai sebuah Lembaga Konservasi yang peduli terhadap pelestarian satwa dan lingkungan,”
Selain pelestarian satwa liar, sebagai pusat konservasi dan pendidikan, JAQS juga memfasilitasi pendidikan dan meningkatkan kesadaran spesies, kepentingan ekologis mereka bagi alam dan bagi manusia, serta apa yang mengancam mereka. Kegiatan ini memungkinkan JAQS untuk mengambil hewan yang sakit, rusak, atau lemah, terkena sengatan panas, tertangkap dalam alat tangkap misalnya, dan mengembalikannya ke kesehatan penuh sehingga mereka dapat dilepasliarkan ke alam liar dengan setiap kesempatan untuk berhasil dalam hidup dan terus berkembang biak.
Seekor penyu dan puluhan ekor tukik dilepasliarkan di Pantai Cikaya, Pulau Karya, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, diwakili oleh Aaron Morgan Jupp, Kurator JAQS dan Putu Ayu Saraswati, Puteri Indonesia Lingkungan 2020 dan didampingi tim Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka, dan tim Jakarta Aqurium dan Safari. Yang dilepaskan adalah seekor penyu dewasa berjenis Penyu Sisik atau Hawksbill Sea Turtle (Eretmochelys imbricata) dan 30 tukik.
“Sebenarnya kami menampung total 6 hewan. 1 Penyu Hijau dan 5 Penyu Sisik. Beberapa masih tinggal di Pusat Suaka Penyu Pulau Pramuka menunggu pelepasan – mereka belum cukup siap untuk alam liar sehingga membutuhkan lebih banyak waktu untuk membangun kekuatan, massa otot, dan berat keseluruhan mereka, Kami dapat membantu dalam hal ini, dengan mengumpulkan telur secara aman dan mengeraminya pada suhu yang tepat yang menghasilkan pejantan dan kemudian melepaskannya saat siap menetas. Dukungan dari organisasi yang sah yang melakukan ini dan mengurangi jejak karbon kami sebagai konsumen dapat sangat membantu mengatasi masalah ini” ujar Aaron.
Dari tujuh spesies penyu laut di seluruh dunia, Penyu Hijau dan Penyu Sisik paling sering hidup di perairan Indonesia. Keduanya benar-benar terancam punah, masing-masing diklasifikasikan sebagai terancam punah dan sangat terancam punah.
BACA JUGA: Kegigihan dari Desa Wisata Pentingsari, Lereng Gunung Merapi
Pelaksana Tugas (Plt) Lurah Pulau Panggang, Iskandar mengatakan, bahwa pihaknya menyambut baik kegiatan tersebut, sebagai salah satu upaya mempromosikan Pesona Pariwisata Kepulauan Seribu di mana kawasan Kepulauan memiliki potensi untuk dikembangkan. “Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan dampak yang baik bagi pengembangan pariwisata yang berbasiskan masyarakat. Dan kegiatan tersebut dapat berkelanjutan,” ujar Iskandar
Puteri Indonesia Lingkungan 2020, Putu Ayu Saraswati menyatakan kegembiraannya ketika terpilih mendampingi JAQS dalam pelepasliaran penyu ini. Ayu berkata, “Pulau Seribu bukan hanya tempat rekreasi, tapi juga kombinasi untuk edukasi, konservasi yang berdampak baik untuk lingkungan sekitar. Karena itu saya senang, ketika Jakarta Aquarium dan Safari mengajak saya untuk berpartisipasi dalam pelepasliaran penyu ini demi pelestarian satwa dan lingkungan. Jika kita dapat menjaga satwa dan lingkungan dengan baik tentu akan berdampak secara ekonomi, sosial dan juga budaya.”
Selain pelepasan penyu, kegiatan lainnya adalah penanaman mangrove dilakukan di Pulau Pramuka sebanyak 50 batang, satu frame transplantasi tanam lamun.
“Tentunya kegiatan pelepasliaran ini akan nantinya rutin kami lakukan, juga dengan satwa lain yang telah kami kembangbiakkan di Jakarta Aquarium dan Safari, contohnya pari, hiu, dan banyak lagi,” tutup Fira.
(Virnaz Adithya)