TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Konon, memancing ikan Blue Marlin di lautan luas punya seabreg sensasi. Bayangkan, begitu mata kail menyangkut di mulut Blue Marlin, ikan yang bobotnya bisa mencapai 1 ton ini spontan bergerak liar. Lalu sesaat ikan ini menunjukkan kemarahannya dengan berenang seolah-olah menukik ke dasar laut.
Nah, ketika merasa usahanya sisa-sia, Marlin bergerak makin liar. Tubuhnya muncul di atas permukaan laut, lalu bergerak liar ke kiri dan ke kanan. Marlin tahan berjam-jam berupaya untuk melepaskan mata kail yang menyakiti mulutnya.
Seru kan? Nah, Itu sensasi kala memancingnya. Lalu bagaimana dengan sensasi mengunyah dan menikmati ikan blue marlin? Sensasi yang tidak kalah luar biasa. Dan sejuta nikmat itu bisa kita arungi di Rumah Makan Pondok Kuring, yang berdiri di jalan lintas barat Sumatera Krui, Pesisir Barat, Lampung.
Ikan blue marlin yang oleh penduduk setempat biasa disebut ikan tuhuk adalah komoditas utama di pesisir barat. Banyak nelayan mendapatkannya kala melaut dan di jual di Pasar Pagi Krui, Lampung.
Di rumah makan yang sederhana ini, ragam kenikmatan menyantap Blue Marlin tersaji. Ada sensasi rasa dari sate, sop kepala, bakso dan batagor blue marlin.
Sate blue marlin selalu jadi sasaran pengunjung restoran ini. Kelezatannya sudah sangat terkenal hingga pengunjung banyak berdatangan dari Lampung, Palembang, Bengkulu, Jakarta dan sebagainya. Datang untuk sekedar menikmati sensasi sate blue marlin yang kondang ini.
Lalu bagaimana prosesnya hingga sate ini terkenal kelezatannya? ”Setelah daging ikan tuhuk di lepas dari durinya, ikan dipotong dadu lalu ditusuk-tusuk dan dibakar. Tentu saja ada bumbu khusus hingga rasanya sangat nikmat,” jelas Elya, salah seorang pekerja di restoran ini.
Menurut Elya, beda dengan ikan pada umumnya, ikan blue marlin kenyal, padat, dan tidak mudah pecah. Dengan demikian, tidak hancur saat ditusuk dan dibakar.
Setiap tusuk sate tuhuk berisi lima potongan daging ikan. Dalam satu porsi ada 10 tusuk sate yang dihidangkan lengkap dengan bumbu kacang, kecap, irisan cabai merah, dan taburan bawang.
Meski demikian, tambah Adi, salah seorang pekerja lainnya, tidak semua ikan blue marlin bisa diolah menjadi sate. Mereka biasanya menggunakan daging ikan blue marlin yang berwarna merah. Adapun yang berwarna putih biasanya dimasak menjadi sop ikan.
Sop kepala ikan tuhuk juga tidak kalah sensasi nikmatnya. Dengan rasa bumbu rempah yang sangat kental, sop ikan kepala tuhuk menyajikan sejuta rasa kenikmatan.
Elya dan Adi menuturkan, dalam sehari, restoran ini bisa menjual 3 – 5 kilogram (kg) sate ikan tuhuk. Setiap dua hari sekali, mereka membeli ikan blue marlin yang ia butuhkan di Pasar Pagi Krui, Lampung.
Restoran ini memang berkreasi menciptakan makanan dari ikan blue marlin. Berharap olahan masakan dari ikan blue marlin menjadi daya tarik wisata kuliner dan makanan khas dari Kabupaten Pesisir Barat. Restoran ini juga menyajikan menu tabo tuhuk, masak asam tuhuk dan sambol tuhuk.
Jadi, jangan ragu arungi rasa ikan blue marlin alias ikan tuhuk.
Ismail Sidik