Kabupaten Batang, Atasi Masalah Pengangguran Dengan Pariwisata

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Kabupaten Batang terletak di jalur pantura, 84 km sebelah barat kota Semarang. Terbagi atas 15 kecamatan, 235 Desa, dan 9 Kelurahan. Kondisi wilayah Kabupaten Batang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan. Kondisi alam ini membuat Kabupaten Batang memiliki potensi untuk pengembangan agroindustri, agrowisata dan agrobisnis.

Anugrah alam ini melecut Ketertarikan Kabupaten Batang dalam mengembangan sektor pariwisata sebagai prioritas. Jadi bukan sekedar gaya gayaan dalam menyusun program.

Kabupaten Batang memiliki kekuatan pada alamnya yang  didukung pula oleh keberadaan jalur Pantura yang menjadi pelintasan menuju beberapa propinsi serta kota. Melihat potensi ini, Wihaji berkesimpulan bahwa pariwisata dapat menjadi sumber pendapatan asli daerahnya.

“Dari riset yang pernah saya baca, di beberapa daerah pendapatan dari pariwisata dapat mengalahkan oil dan gas. Tim ahli saya juga pernah mendampingi di satu daerah penghasil mineral yang sekarang penghasilannya kalah dari penghasilan dari sektor pariwisatanya. Dengan pariwisata, masyarakat yang tidak sekolah bisa dididik dan dilatih sehingga bisa diberdayakan. Jadi, permasalahan pendidikan pun akhirnya bisa teratasi,” jelas Wihaji.

Bupati ini mencontohkan daerah Sikembang yang sekarang dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi para pemudanya.

Hutan pinus bekas area sadapan getah ini sebelumnya tidak terawat, sekarang menjadi area outbound, camping ground, serta destinasi wisata yang instragramable. Pada semester pertama sejak beroperasi di 2017, Sikembang dikunjungi 104.000 wisatawan.

Baca Juga: Tanjung Gunung dan Sungailiat Bangka yang Mempesona

Hal yang sama juga disampaikan oleh ketua Pokdarwis Bombat (Bocah Mbanturan), Wahyu Dwiyanto, “Dulu area wisata Sikembang ini tempat nongkrong anak muda yang nakal dan menganggur. Sampah pun bertumpuk. Tapi kami berinisiatif membersihkan dan membangun sejumlah fasilitas. Bekerjasama dengan Perhutani, kami akhirnya membuka tempat wisata dan menarik tiket Rp.3000. Sekarang area wisata ini bisa menjadi lapangan kerja untuk pemuda desa Kembang Langit,” jelasnya

Kreativitas dan keberhasilan pemberdayaan masyarakat Kabupaten Batang di beberapa destinasi wisata, mendorong Wihaji gencar mencari investor untuk objek wisata. “Untuk saat ini masih belum gencar mencari investor. Saya lebih memilih memberdayakan masyarakat dulu. Kalau sudah siap, baru investor masuk untuk memberikan percontohan pengelolaan destinasi. Ini saya lakukan karena saya tidak mau masyarakat Batang hanya jadi penonton saja,”ujar Wihaji.

Sementara itu untuk infrastruktur penunjang dibantu investor dari timur terngah, Batang akan membangun superblock yang dilengkapi fasilitas hotel berbintang, mall, serta pusat hiburan pada 2019.

Melalui pengembangan sektor pariwisata, ekonomi dapat digerakkan dan masyarakat dapat diberdayakan. Sesuai dengan konsep yang sering digaungkan Menteri Pariwisata, Arief Yahya, “Pariwisata semakin dilestarikan, semakin menyejahterakan.”

 

Ismail Sidik

Berbagi: