PELNI Dukung Program Pariwisata Indonesia

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mendukung upaya PT. Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) dalam penyelenggaraan wisata bahari yang diharapkan dapat menambah tujuan pariwisata di Indonesia. Hal ini disampaikan Menpar saat menerima audiensi Direktur Utama PELNI Insan Purwarisya L. Tobing beserta jajarannya dalam rangka pengembangan PELNI Mendukung Program Pariwisata Indonesia di Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian pariwisata (Kemenpar), Selasa (21/08).

“Saya mengapresiasi kontinuitas dukungan PELNI terhadap Program Pariwisata Indonesia, yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.

Dalam rangka transformasi bisnis, PELNI telah mengidentifikasi potensi bisnis ke depan, salah satunya adalah bisnis wisata. “Dengan mengubah konsep layanan konvensional, PELNI merintis salah satu bisnis masa depannya yaitu Lifestyle Business,” kata Insan.

Wisata Bahari menjadi salah satu bisnis diversifikasi yang sedang dikembangkan oleh PELNI, yakni menyelenggarakan paket wisata di beberapa destinasi dengan memanfaatkan jadwal regular kapal PELNI. Kapal PELNI berlayar menuju spot wisata bahari, kemudian kapal akan melakukan anchor (lego jangkar) ataupun sandar (berthing) jika spot wisata bahari tersebut memiliki pelabuhan yang dapat disinggahi.

Baca Juga: AP II Siap Berikan Pelayanan Terbaik Saat Asian Games 2018

Mengusung tagline “Let’s Go PELNI! Everybody Can Explore”, PELNI memasukkan konsep “Hotel Terapung” pada paket-paket wisata bahari tahun 2018 yang dikemas untuk mendukung Program Pariwisata Indonesia di beberapa destinasi wisata dengan kekuatan bahari, yaitu Banda Neira, Karimunjawa, Raja Ampat, Pulau Komodo, Wakatobi, dan Kepulauan Seribu.

Terhitung sejak tahun 2017 hingga Juli 2018 PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) – PELNI telah mengangkut 12.000 wisatawan ke Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah. Dampak kehadiran wisatawan ke Karimun Jawa telah mendongkrak perekonomian Karimun Jawa. Setiap 2 minggu sekali PELNI mengangkut sekitar 600 orang berwisata ke Karimun Jawa. Kapal PELNI berangkat dari Semarang setiap Jumat malam pukul 23.00 WIB, dan tiba pada Sabtu pagi agar wisatawan bisa langsung melakukan wisata pantai, wisata laut, dan wisata daratan di Karimun Jawa. Setiap Sabtu-Minggu para nelayan Karimunjawa libur, kapal mereka digunakan untuk melayani wisatawan yang diangkut dengan kapal PELNI.

“Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Karimun Jawa, PELNI telah menjalin kerjasama dengan operator transportasi udara, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, dan PT KAI dengan membuat dan menjual paket wisata,” kata Insan.

Menpar Arief Yahya sangat mendukung upaya PELNI dalam pembuatan paket-paket wisata. “Saya berjanji akan mendukung promosi paket-paket wisata yang ditawarkan oleh PELNI yang tentunya akan ikut membantu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di destinasi wisata,” kata Menpar Arief Yahya.

Baca Juga: Untuk hasilkan Devisa, Perlu Produk Wisata yang Menarik Serta Promosi yang Gencar

PELNI yang merupakan penyedia jasa moda transportasi laut untuk penumpang dan barang dengan jaringan nasional terbesar, menyinggahi lebih dari 90 pelabuhan di Indonesia dan memiliki rute terjadwal (Regular Liner Service) yang melayani ujung barat (Meulaboh) ke Ujung Timur (Merauke) serta Ujung Utara (Mianggas) ke Ujung Selatan (Rote) dengan 47 Cabang dengan 5.820 ruas.

Dalam 5 tahun, PELNI akan bertransformasi membangun jaringan terintegrasi dan memperkuat ekosistem bisnis pelayaran (beyond shipping). Sebagai pemain kunci di transportasi maritim, beraspirasi untuk bertransformasi menjadi perusahaan yang tangguh, namun bisnis angkutan penumpang yang menjadi penggerak utama PELNI mengalami penurunan yang signifikan -7% per tahun, sedangkan angkutan barang (kontainer) memberikan peningkatan kontribusi sekitar 6%. Kedepannya, PELNI memiliki target performansi finansial yang cukup tinggi, mencapai Rp. 340 M profit di tahun 2018, salah satunya upaya pencapaian targetnya melalui wisata bahari ini.

Ismail Sidik

Berbagi: