Nikmatnya Menyeruput Secangkir Kopi di Agro Wisata Satria, Kintamani

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I BALI – Destinasi wisata di Bali memang berlimpah. Wisatawan maunya apa, hampir semuanya ada di Bali. Mau ngopi dengan sensasi yang berbeda, gampang. Datang saja ke Agro Wisata Satria di Jalan Raya Tampaksiring, Kintamani, Desa Basangambuh, Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar, Kintamani, Bali.

Menikmati minuman kopi di sini memiliki nuansa yang berbeda sehingga bisa menjadi pengalaman yang asyik saat beriwisata. Oh ya. Kenapa bisa begitu? Sebabnya wisatawan tak hanya disuguhkan minuman kopi semata, tapi sambil menyeruput kenikmatan kopi, wisatawan bisa melihat keindahan alam yang luar biasa menakjubkan. Termasuk tentu saja hamparan kebun kopi nan menghijau.

Menariknya lagi bila berwisata ke sini, selain berlibur wisatawan juga bisa merengkuh edukasi guna memperkaya pengetahuan soal kopi. Baik sejarahnya, jenisnya, proses penanaman, proses pengolahan dan penyajian untuk diseruput. Melihat pula bagaimana proses penyangraian kopi yang dilakukan Bu Renga yang sudah berusia 82 tahun, yang selalu ramah menyapa pengunjung.

Oh ya. Kopi yang ada di agro wisata ini terdapat tiga jenis yakni arabika, robusta dan tentunya luwak yang menjadi happening buat pecinta minuman kopi.

“Kalau soal luwak, di sini ada tiga jenis luwak, luwak pandan (hitam dan alabu abu), dua lagi luwak injin (hitam), luwak ketan (cokelat). Tanaman kopi berada 900 meter di atas ketinggian permukaan laut. Kalau kopi Arabika dari Basang Ambuh dekat dengan Gunung Kintamani. Sedangkan lahan untuk kopi luwak dengan luas 5 hektar,” ucap Dewa Made Juliartawan, pengelola Agro Wisata Satria

Lanjutnya, untuk kopi arabika terdapat dua tipe yaitu arabika betina yang memiliki karakter biji kopi yang datar dan memiliki biji kecil. Sedangkan arabika jantan lebih tajam serta mempunyai kadar caffein lebih tinggi dan pekat serta biji kopi lebih besar.
Tak itu saja, untuk kopi luwak terdapat kadar caffein lebih rendah tapi protein lebih tinggi dan bagus buat kesehatan seperti kolesterol dan kanker.

Selain itu ada beragam jenis rasa yang dihasilkan kopi itu sendiri, yakni vanilla, moka, gingseng, dan rasa Bali kopi. Untuk masa panen kopi dalam satu tahun dua bulan sekali yakni di bulan Juni dan Desember.
“Paling enak saat bulan panen, karena bisa melihat proses pengambilan kopi hingga proses pemasakan kopi,” lanjut Dewa Made.

Dewa Made menambahkan, untuk proses kopi luwak, biji kopi terlebih dahulu dicuci dengan air panas buat menghilangkan kotoran lalu dijemur selama tiga hari. Penjemuran dimaksudkan agar saat proses sangrai biji kopi tidak akan sulit dimasak.
Setelah itu, biji kopi di sangrai selama 40 menit untuk ukuran 1 kilogram. Setelah matang maka biji kopi ditumbuk tanpa menggunakan mesin, jika menggunakan mesin aroma tak keluar lalu disaring hingga halus. Proses sangrai suhu api juga harus dijaga yakni 30-40 derajat celsius. Inilah yang dilakukan Bu Renga (82th).

“Proses sangrai harus dilakukan perlahan agar proses pematangan kopi bisa merata hingga ke dalam dan saat sangrai pemutaran harus dilakukan searah karena akan berpengaruh pada aroma dan rasa kopi itu sendiri,” Dewa Made.

Menurutnya, karakteristik tanah di kawasan itu memiliki temperatur yang dingin mencapai 23 derajat celsius yang bisa menghasilkan kopi yang enak diminum. Agro Wisata Satria sesak dikunjungi wisatawan.
“Sehari bisa mencapai 1.000 wisatawan, paling banyak Rusia, lalu Eropa, China, India dan wisatawan lokal. Paling ramai Juli, Agustus dan Desember bisa mencapai 1.500 wisatawan,” ungkapnya.

Baca Juga: Kedalaman Makna Dalam Tari Kecak

Kenikmatan minum kopi di sini juga dirasakan oleh wisatawan asal Jerman, Moritz yang mengakui bahwa kopi dari Indonesia sangat enak khususnya dari sisi rasa.

“Kopi Bali itu enak dan berbeda dari rasa lainnya. Alam disini sangat indah dan sangat bagus buat dinikmati.

Pria berusia 32 tahun ini pun mengacungkan jempol buat destinasi yang masuk dalam kategori wisata alam ini. Termasuk soal kebersihan kawasan itu. “Satu hal yang harus saya akui dari tempat ini yaitu soal kebersihan. Di sini tak menemukan sampah sedikit pun. Begitu juga dengan soal sanitasinya, ” tuturnya.

Demi mengembangkan destinasi wisata alam ini, Kementerian Pariwisata siap melakukan promosi ke dunia internasional. Apalagi dari sisi 4A sudah memenuhi syarat buat dijual.
Melalui Kabid Area India Kementerian Pariwisata Komang Mahawira mengaku bila sampai saat ini destinasi performa budaya masih 60 persen, alam 35 persen dan 5 persen buatan. Agrowisata masuk ke dalam kategori alam.

“Agrowisata masuk ke dalam destinasi yang menjadi prioritas serius untuk mendatangkan wisatawan. Atraksi harus diperkuat dan di Satria Agrowisata memenuhi syarat,” ungkapnya.

Guna mempertajam kunjungan wisatawan maka akses diperkuat, amenitas harus diutamakan seperti restoran, penginapan serta fasilitas lainnya yang diutamakan.
“SDM sangat diutamakan. Ketika hal ini sudah siap maka destinasi layak diperkenalkan kepada wisatawan. Untuk Satria Agrowisata sudah memenuhi syarat,” pungkasnya.

Jadi jika ingin menyeruput kenikmatan kopi seraya menikmati keramahan dan keindahan alam, jangan ragu menyambangi Agro Wisata Satria di Kintamani, Bali.

Ismail Sidik

Berbagi: