TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA, 16 November 2018 – Pecinta kuliner, bersiaplah memanjakan cita rasa dengan racikan mumpuni chef dari pelbagai negara. Bayangkan, Pameran SIAL Interfood 2018 akan diikuti 1000 peserta dari dalam dan luar negeri. Pameran berlangsung di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada 21-24 November 2018.
“Digelarnya pameran ini diharapkan mampu mendorong kebangkitan kuliner Indonesia sekaligus menjadi salah satu daya tarik bagi pariwisata Tanah Air,” kata Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rizki Handayani Mustafa di Jakarta (Kamis, 15/11).
Hal ini Rizki ungkapkan dalam jumpa pers Pameran SIAL Interfood 2018. Hadir pula Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Vita Datau Messakh, chef William Wongso, pengusaha kuliner dan artis Titik Kamal, Daud Dharma Salim dan Kristine W Krista dari Krista Exhibition sebagai penyelenggara, dan pengurus GAPMMI.
“Interfood sudah berjalan 16 th. Tiap tahun kami meningkat standar kualitas. Peserta juga makin diperketat syaratnya. Tahun ini kami juga menjalankan hosted buyyer. Mengundang para buyer dari luar negeri bertemu langsung dengan seller,” cetus Kristine W Krista
Dengan peningkatan kualitas, Rizki berharap gelaran pameran internasional kuliner seperti dalam pameran SIAL Interfood 2018 ini dapat mendorong kebangkitan industri kuliner Indonesia. “Tentu daja kita juga berharap bisa mendorong peningkatan kualitas dan standar kuliner tanah air,” tandasnya.
Perhelatan ini diharapkan dapat mendatangkan 75 ribu pengunjung dari mancanegara. Rizki menjelaskan kemajuan industri pariwisata nasional tak lepas dari meningkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang tahun ini ditargetkan 17 juta orang. Selain itu ditargetkan pula ada 265 juta pergerakan wisatawan nusantara. Rizki menguraikan, devisa dari industri kuliner kian besar karena 30 persen total pengeluaran wisatawan adalah di sektor ini.
Baca Juga: Manjakan Kuliners, MaMiMuMeMo GO-FOOD Digelar
Disisi lain menurut Chef William Wongso yang juga penasehat Tim Percepatan Wisata Kuliner, hal ini disebabkan terjadi pergeseran citarasa industri kuliner dunia. Yakni dari citarasa Eropa ke kawasan Asia Tenggara.
“Cita rasa Eropa sudah mentok. Gak bisa kemana mana lagi. Karena itu perlu menggali cita rasa Asia Tenggara, termasuk dari Indonesia yang sejak dahulu kaya dengan rempah-rempah. Sebetulnya ini peluang yang sangat bagus,” kata William Wongso. Menurutnya, banyak produk makanan kelas kaki lima yang justru diminati investor mancanegara untuk diangkat menjadi makanan internasional.
Sebagai catatan, tahun 2017 SIAL Interfood diikuti 900 peserta dari 33 negara. Acara berhasil mendatangkan 53 ribu pengunjung dari 49 negara. Lalu tahun ini, selama pameran akan digelar berbagai kegiatan, antara lain, SIAL Innovations yaitu pemberian penghargaan tertinggi kepada peserta atas inovasi terbaik untuk produk makanan dan industri pendukungnya. Produk Pemenang Sial Innovations akan dipertunjukkan dalam semua jaringan pameran Sial Interfod dari Prancis, Kanada, India, Tiongkok, hingga Timur Tengah.
Selain itu ada La Cuisine Competition berkolaborasi dengan Worlds Chef dan Associations of culinary Proffesionals (ACP). Lalu ada demonstrasi koki bertaraf internasional, hingga kompetisi memasak para koki profesional berbagai negara. Pada 2017 ajang itu diikuti 312 peserta dan tahun ini meningkat hingga mencapai 600 peserta.
Tidak ketinggalan Seafood Show Asia yang diselenggarakan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Asosiasi Pengusaha Pengelolaan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia dan Vietnam Association of Seafood Exporters & Producers (VASEP), International Tea Expo, dan Cake Decorator Display oleh Comexposium.
Yang asik lagi, diselenggarakan juga Baking, Cake Decorating & Cooking, Tea Demo; seminar `Seafood Trade & Indonesia Cold Chain Challenges; Workshop `3 Days Barista Regular Course oleh Franky Angkawijaya dan lain-lain.
Ismail Sahib