TRAVELOUNGE.CO I BATAM, 12 Desember 2018 – Perhelatan Batam International Culture Carnival yang di helat pada 8 – 9 Desember 2018, terbilang berlangsung sukses. Mengangkat tema Suku Laut, BICC tahun ini menampilkan berbagai kostum fantastis dan yang cukup asik dilihat. BICC sukses bikin ramai Kota Batam. Sejatinya, persembahan kostum Keren dan Unik Suku Laut mampu menyemarakan Batam International Culture Carnival 2018.
“Sebagai kota bahari, kami ingin tampilkan kekuatan pariwisata kita lewat karnaval. Ini yang menjadi pembeda BICC dengan karnaval lainnya di Indonesia,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, Buralimar sumringah.
Kala matahari mulai menyengat, karnaval dibuka dengan Tari Persembahan Melayu yang penuh keriangan. Para penari yang berkostum cerah, perpaduan warna kuning dan hijau muda, riang dalam persembahannya. Lepas itu karnaval langsung menggebrak. Satu persatu peserta karnaval menunjukkan kemegahan busana yang mereka peragakan. Masyarakat Batam dan wisman antusias mengikutinya.
Selanjutnya persembahan Tari Rampai Batam olahan Guruh Soekarno Putra. Uniknya tarian ini dmainkan oleh karyawan BP Batam. Kostum penari dominan ping dan hijau muda khas Melayu. Tarian ini pernah dimainkan dengan 2500 penari dan masuk MURI
Devile pembukaan sendiri dilakukan oleh Drumband Cakra Putra Perkasa. Drumband pertama di Indonesia. Kostum biru dongker. Lalu ada silat Melayu, khusus umtuk penyambutan pada tamu terhormat. Keunikan juga terlihat dalam sajian yang bertema perpaduan Hindu Islam yang dipersembahkan dari komunitas keturunan Hindia.
Karnaval kian seru dengan atraksi Parade Solo Batik, Parade Singapore, Parade Sanggar Trendy Club Batam, Batu Aji, Jember Fashion Carnaval, Poso Tourism Carnaval, Busana Wayang dari DPD AKARI, Suku Laut, Parade kostum recycle, Reog Jatim, Parade Sumatra Barat, Parade Topeng Ireng, Blora, Jateng, Parade Sulsel dan Bali.
Yang paling mencuri perhatian adalah peragaan Kostum peragaan Suku Laut dan Jember Fashion Carnival yang di desain Dynand Fariz. Kostum laut sendiri didesain dengan warna yang didominasi coklat. Motif lainnya adalah kombinasi busana yang menggambarkan Batam sebagai daerah bahari, seperti busana miniatur kapal atau hijaunya pepohonan. Tema lingkungan nan asri tervisual dalam persembahan mereka.
Baca Juga: Pesona Batam International Culture Carnival
“Tema Suku Laut juga menjadi pembeda dengan BICC tahun sebelumnya. Yang menambah warna budaya di Kepri pada karnaval kedua BICC tahun ini,” ujar Buralimar. Menurutnya tidak mudah melibatkan dan memboyong Suku Laut dalam perhelatan ini. Ada pendekatan khusus yang dilakukan panitia pada tetua suku.
Sementara itu pendiri Jember Fashion Carnaval, Dynand Fariz mengatakan, BICC harus berani tampil beda. Menurutnya BICC bukanlah Jember karena punya perbedaan tersendiri.
“Meskipun terinspirasi dari Jember, BICC harus menawarkan suatu yang beda, yaitu mengangkat budaya lokalnya sendiri,” kata Dynand yang hadir dan terlibat untuk men-support BICC.
Sebelumnya, karnaval yang sudah masuk ke kalender kementerian ini dibuka langsung oleh Ketua CoE Kemenpar, Esthy Reko Astuti. Esthy antusias event ini bisa menggapai sukses mendatangkan wisman.
“Karnaval ini sejatinya dapat meningkatkan kunjungan wisman ke Batam. Dan ini terbukti adanya peningkatan peserta hingga bertambah dua kali lipat. Jadi bukan mustahil kedepannya peserta dari mancanegara bisa ditambahkan lagi,” kata Esthy. Dalam helatan kali ini, negara asing yang berpartisipasi memang baru Singapura.
Lebih lanjut Esthy mengatakan jika BICC juga dilaksanakan untuk menggenjot target wisman di Batam. Hingga saat ini Batam telah di kunjungi 1,8 juta wisman dari target 2 juta wisman di tahun 2018.
“Batam punya banyak atraksi dan budaya yang bisa dicreat menjadi suatu daya tarik, apalagi Batam sebagai daerah crossborder,” pungkas wanita yang selalu ramah ini.
Ismail Sidik