TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Bila mendaki, diving atau flying fox sudah tidak menegangkan untuk Anda, rafting adalah tantangan berikutnya. Ajak teman dan keluarga dan nikmatilah petualangan naik turun riam jeram sungai yang menguras adrenalin Anda. Liburan, mungkin tidak pernah seseru itu tanpa mencoba riam jeram!
Persiapkan mental Anda bila ingin menikmati destinasi wisata ini. Bila Anda mempunyai riwayat penyakit seperti, jantung maupun asma disarankan tidak mencoba wisata ini. Karena ketegangan demi ketegangan akan mewarnai wisata yang memacu adrenalin ini.
Liat saja, kita akan naik perahu karet, basah-basahan diombang-ambing arus liar sepanjang perjalanan mengarungi sungai. Riam jeram membuat liburan Anda menjadi begitu seru. Siapa yang belum mencoba?
Berwisata riam jeram tidak hanya dapat diikuti oleh orang dewasa saja, anak-anak pun mulai menyukai wisata yang penuh tantangan ini. Selain untuk bersenang-senang, wisata ini pun dapat menggali keberanian.
Bila berminat, coba datang ke daerah Sukabumi, Jawa Barat. Di daerah ini banyak sekali tawaran paket wisata petualang mengarungi aliran sungai. Salah satu ada di Jalan Pelabuhan Ratu, Sukaharja, Warung Kiara, Sukabumi. Dipilihnya sungai Cicatih, selain pemandangan alamnya yang indah juga jeram-jeramnya sangat menantang untuk diarungi dan terjaminnya aliran air dari dua sumber yaitu Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango. Disana dapat dijumpai fauna yang hidup disepanjang sungai dan juga berbagai flora yang membuat keadaaan alamnya begitu mempesona.
Lokasi riam jeram sungai Cicatih tidak jauh dari Jakarta dan mudah dijangkau. Bagi pecinta wisata petualang bisa naik kendaraan pribadi maupun angkutan umum dengan trayek Jakarta-Pelabuhan Ratu atau Bogor-Pelabuhan Ratu. Sebelum menikmati destinasi wisata riam jeram Sungai Cicatih para pengunjung harus terlebih dahulu menuju Meeting Point Riam Jeram yang berada di Jalan Raya Pelabuhan Ratu.
Dari meeting point dengan mobil pick-up atau mobil angkot para penikmat riam jeram diantarkan menuju sungai Cicatih yang terletak di desa Bojongkerta. Perjalanan dapat tempuh selama 20 menit melewati pemandangan hutan karet dan hamparan sawah yang menghijau. Jalan aspal yang rusak dan berbatu tidak membuat para supir melambatkan kendaraannya sedikitpun. Tapi, jangan heran dan berpikir sungai Cicatih itu bening karena dari namanya “WhiteWater Rafting”. Ternyata salah, sungai Cicatih begitu coklat karena endapan lumpur dan erosi tanah yang terbawa dari hulu.
Baca Juga: Tradisi Unik, Makam di Bori Kalimbuang, Tana Toraja
Sebelum pengarungan dimulai para pengunjung akan diberikan instruksi oleh para pemandu dan skipper. Pokoknya, selama pengunjung mentaati instruksi aba-aba pemandu dan skipper akan aman selama pengarungan.
Mengarungi Jeram
Sebelum menikmati jeram pertama, para pengunjung untuk nyebur ke sungai. Selain untuk merasakan sungai Cicatih, pengunjung pun diajari posisi badan ketika terlempar atau keluar dari perahu dan bagaimana caranya mengangkat teman yang tercebur ke atas perahu. Para pengunjung akan disuguhkan mengarungi sedikitnya 20 jeram sejauh 12 Km, yang akan di tempuh selama lebih kurang 2,5 jam.
Para penikmat wisata sungai Cicatih selain disuguhkan dengan sejumlah jeram juga akan disuguhkan pemandangan tebing-tebing tinggi, hewan biawak di pinggir sungai, kicauan burung, dan binatang serangga lainnya. Deru suara riam akan menyambut para pengunjung. Setiap jeram mempunyai nama yang unik, sebut saja jeram Slalom, jeram Ngehe, Serius, Jontor, Kuku patah, Under cut, Pabeulit/ruwet, Asmara, Gerbang, Zigzag, Warok, Marzuki, Gigi, Rollercoaster, Blender, Panjang, Terlena, Cihuy, Kerinduan, Mascot, dan Harga diri.
Jeram tersebut dinamai karena ada peristiwa atau kejadian unik yang terjadi selama pengarungan. Misalnya jeram marjuki, karena Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada Kabinet Reformasi, yaitu Marzuki Usman pernah mencicipi segarnya sungai Cicatih. Dari nama jeram tersebut jeram ngehe adalah jeram yang paling nyebelin karena sering banget perahu terbalik di jeram ini. Bila sudah melewai jeram kesepuluh atau Jeram Zigzag. Perahu pun menepi, mengarah ke sebuah gubuk di tepi sungai. Kelapa muda dan rebusan ubi akan menemani Anda sambil beristirahat. Sejenak lelah perjalanan serasa mulai hilang melihat sejuknya mata melihat arus air yang dingin disertai rindangnya pepohonan.
Setelah melewati jeram Warok, Marzuki, Gigi, Rollercoaster, Blender, Panjang, Terlena, dan Cihuy, sungai tampak kian melebar karena bertemu dengan sungai Cimandiri yang berasal dari Gunung Gede Pangarango. Sebelum menuju jeram terakhir biasanya para pemandu atau skipper di jeram kerinduan selalu memberikan permainan. Keahlian skipper mampu membuat perahu akan berputar sampai 4 kali di atas derasnya jeram. Woow.. luar biasa! Pas dengan namanya.. membuat para pengunjung akan rindu untuk mengulanginya lagi. Sungguh, jeram yang mampu mewakili perasaan hati.
Setelah melewati jeram harga diri, para pemandu atau skipper akan melabuhkan perahu di Kampung Jeram di Desa Leuwilalay. Di tempat ini para pengunjung dipersilakan mandi dan berganti pakaian, lalu menikmati makan prasmanan khas sunda sambil bersantai di atas saung. Dan di tempat ini para pengunjung pun bisa bermalam. (SKR)