TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Upaya meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia, yang pada tahun ini ditarget 20 juta orang, dilakukan dengan menerapkan strategi super extra ordinary sebagai jurus pamungkas. Hal ini diungkapkan Menteri Pariwisata Arief Yahya menyikapi rilis Badan Pusat Statistik (1/2/2019) mengenai kunjungan wisman ke Indonesia yang cuma mencapai 15,81 juta orang.
Jurus pamungkas strategi super extra ordinary tersebut, lanjut Menpar, mencakup tiga program yaitu Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal. “Border tourism harus kita seriusi karena merupakan cara efektif untuk mendatangkan wisman dari negara-negara tetangga,” kata Arief Yahya.
Tambah Arief, hal itu akan efektif pertama karena wisman dari negara tetangga memiliki faktor kedekatan (proximity) secara geografis sehingga wisman lebih mudah, cepat, dan murah menjangkau destinasi di Indonesia. Kedua, mereka juga memiliki kedekatan kultural/emosional dengan masyarakat di Tanah Air sehingga lebih mudah didatangkan. Ketiga, potensi pasar Border Tourism masih sangat besar, baik dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Papua Nugini, maupun Timor Leste.
Selain itu juga menerapkan program tourism hub menjadi strategi layaknya menjaring di kolam tetangga yang sudah banyak ikannya. Maksudnya, wisman yang sudah berada di hub regional seperti Singapura dan Kuala Lumpur ditarik untuk melanjutkan berlibur ke Indonesia.
Menurut Arief Yahya, harus diakui bahwa salah satu persoalan pelik pariwisata Indonesia adalah minimnya fasilitas penerbangan langsung dari originasi. Ia menambahkan, penerbangan langsung misalnya dari originasi China mencapai 50%, artinya 50% sisanya masih transit dari Singapura, Kuala Lumpur, atau Hong Kong. Sementara negara tetangga seperti Thailand atau Malaysia direct flight-nya sudah mencapai 80%.
Baca Juga: Kemenpar Targetkan Empat Juta Wisman Cross Border di 2019
“Mendatangkan direct flight dari originasi bukanlah hal gampang. Saya minta direct flight dari India ke Bali tiga tahun nggak dikasih. Akan jauh lebih mudah jika kita menjaring di hub-hub regional yang sudah banyak wisatawannya,” kata Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya mengestimasikan jumlah orang asing yang masuk via bandara Singapura (selain orang Indonesia) selama 12 bulan terakhir hampir mencapai 12 juta pax (rinciannya meliputi 32% dari ASEAN minus Indonesia; 22% dari China-Hong Kong; 17% dari Asia-Pasifik; 14% dari Asia Tengah, MEA, Afrika; dan sisanya dari Eropa dan Australia). Sementara wisman ke Indonesia yang transit di bandara Singapura jumlahnya tidak sampai 700 ribu. Artinya peluang untuk menggaet wisman yang jumlahnya sekitar 11 juta lebih itu masih terbuka luas.
Sementara itu dalam program low cost terminal juga diharapkan akan mendatangkan dampak positif. Menurut rencana Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta akan dikembangkan menjadi full LCCT penerbangan domestik dan Terminal 2 full LCCT untuk penerbangan domestik dan internasional. Di sisi lain Bandara Banyuwangi juga dikembangkan menjadi LCCT setelah melalui berbagai proses pembenahan.
“LCC adalah senjata ampuh untuk mendorong pertumbuhan jumlah wisman, dimana maskapai berbiaya rendah ini menyumbang kontribusi peningkatan kunjungan wisman sebanyak 20%. LCC merupakan salah satu penentu utama keberhasilan target kunjungan 20 juta wisman pada tahun 2019,” kata Arief Yahya.
Ismail Sidik