TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Semangat untuk mengulik pesona alam Papua Barat terus bergelora. Kali ini, dari tepi pantai tepatnya di Pulau Dua, Distrik Werbes, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Sebuah peninggalan sejarah kembali membawa pengalaman lain bagi wisatawan. Sungguh sangat menginspirasi dan mengedukasi.
Pulau Dua merupakan sebuah pulau tidak berpenghuni yang pernah menjadi lokasi petilasan misionaris bernama Yonas Nandisa. Dia adalah seorang guru Injil yang mendarat pada 12 Agustus 1912 di Pulau Dua. Yonas adalah pembawa kabar Kristen pertama yang menginjakan kaki di Tambrauw.
Prasasti petilasan Kristen Injil di perkampungan Pulau Dua mencatat, Yonas merupakan salah satu penyebar agama Kristen di sana. Bisa dibilang, pengaruh Yonas dan para pengikutnyalah yang memuat 90 persen masyarakat Tambrauw menganut agama Kristen.
Untuk mengenang petilasan Yonas, didirikan sebuah tugu. Dulu, di dekatnya ada sebuah gereja. Namun, bangunan gereja itu rusak, perkakasnya dicuri diduga oleh para awak kapal yang mendarat. Akhirnya, hanya ditemukan bekas bangunan gereja. Gereja mulai koyak pada Perang Dunia II.
Ketika itu, Pulau Dua menjadi salah satu lokasi petarungan para tentara. Pada masa itu, para warga diungsikan ke Bika. Karena tak bertuan, pencuri pun lelusa membawa perkakas gereja. Hingga kini, masyarakat Kristen di Tambrauw merayakan petilasan tersebut setiap Agustus.
Tidak heran, Pulau Dua, selain dinobatkan sebagai taman laut, juga dianggap sebagai tempat paling bersejarah di Tambrauw. Pulau ini merekam masuknya ajaran keyakinan yang kini dianut masyarakat di kabupaten tersebut.
Baca Juga: Penyu Belimbing Cuma Jatuh Hati Pada Taman Pasir Jeen Womom
Menariknya, selain bisa belajar sejarah, di Pulau Dua, wisatawan juga dapat menikmati pantai pasir putih dengan pemandangan laut lepas Samudera Pasifik yang biru. Di laut itu, nelayan biasa mencari ikan dengan menombaknya. Dan memang Pulau Dua menjadi tempat terbaik mencari ikan di Tambrauw. Sungguh mengasikan bila kita bisa menyaksikan ke unikan itu.
Oh, ya. Snorkeling juga menjadi salah satu atraksi yang ditawarkan di sana. Anomen, karang, dan ikan-ikannya sangat beragam.
Traveler, untuk menuju Pulau Dua, wisatawan harus menyewa speed boat dari Pelabuhan Sausapor di ibu kota sementara Sausapor. Waktu tempuhnya lebih-kurang 1 jam. Bisa juga menempuh jalur darat dari Sausapor menuju Distrik Werbes, lantas menunggang jhonson atau kapal tradisional dengan waktu tempuh 30 menit.
Nah, untuk mencapai Pulau Dua wisatawan harus mengendarai speedboat dari Pelabuhan Sausapor, dengan waktu tempuh 15 menit. Selain melakukan wisata sejarah, wisatawan juga bisa menyelam kapal dan pesawat yang ditenggelamkan pada masa Perang Dunia II. Sementara untuk sampai ke Sausapor, wisatawan bisa menggunakan akses udara dengan Susi Air seharga Rp270.000, beroperasi tiap hari Selasa hingga Jumat.
Wisatawan yang datang ke Pulau Dua umumnya akan terkesima dengan keindahannya. Warna pasirnya bak kristal, begitu lembut. Bersama itu wisatawan juga bisa menikmati air laut yang bening dan bergradasi toska, biru tua dan biru muda.
Tak kalah elok ada juga ikan warna-warni yang melintas di antaranya juga terdapat ikan yang bahkan belum pernah dilihat di tempat lain, tubuh ikan tersebut dipenuhi bercak berwarna hijau, biru, merah, dan kuning. Sungguh mengagumkan keindahan yang berpendar dari ikan-ikan mungil itu.
Ismail Sidik