TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Kala lounching Calender of Event Sulawesi Tengah 2019 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kantor Kemenpar, Gubernur Longki Djanggola menandaskan, Sulteng berusaha meningkatkan kinerja dari unsur 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas) sebagai bagian penting dalam memajukan pariwisata. Apalagi dari 30 event yang di helat, 3 di antaranya masuk CoE 2019.
“Untuk atraksi sepanjang tahun ini di Sulteng sebelumnya hanya 8 event unggulan dan 2 event yang masuk dalam 100 CoE WI 2018 tapi sekarang bertambah jadi 30 event dengan 3 di antaranya masuk CoE,” kata Longki Djanggola.
Ketiga event yang masuk CoE 2019 yakni Festival Pesona Teluk Tomini (FPTT) akan berlangsung di Pantai Kayubura (lokasi Sail Tomini 2015) Kabupaten Parigi Moutong pada 19 – 23 April 2019, Festival Pulo Dua akan berlangsung di Kecamatan Balantak Utara, Kabupaten Banggai pada 25-28 Juli 2019.
Festival tahunan Pulo Dua menampilkan berbagai budaya serta keanekaragaman flora, fauna, dan daya tarik panorama alam Kabupaten Banggai, serta Festival Danau Tektonik Poso (FDTP) akan berlangsung di Danau Poso, Tentena pada 26-30 Agustus 2019. Festival budaya yang digelar sejak 1989 ini menjadi event unggulan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sulteng khususnya ke Kabupaten Poso.
Untuk mendukung hal itu Gubernur Longki Djanggola mengatakan, aksesibilitas dan konektivitas penerbangan, perjalanan darat, maupun pelayaran menjadi fokus perhatian pemerintah daerah Sulteng.
Rencananya, konektivitas pelayaran akan menghubungkan 6 provinsi yang ada di Sulawesi, sedangkan transportasi darat nantinya akan terkoneksi melalui percepatan pembangunan jalur kereta api Trans-Sulawesi. Di sisi lain pelabuhan termasuk sarana dan sistem transportasi yang menghubungkan titik-titik destinasi pariwisata di Sulawesi.
Baca Juga: Sulteng Gelar 30 Event Unggulan untuk Pulihkan Sektor Pariwisata
Sementara itu untuk konektivitas udara, Sulteng terhubung dengan penerbangan antar kabupaten/kota melalui 7 bandara yang dimiliki, 2 bandara di antaranya yakni Mutiara Sis Al Jufri di Kota Palu dan Syukuran Aminuddin Amir di Luwuk Kabupaten Banggai yang bisa didarati pesawat berbadan lebar jenis Boeing 737.
“Pemerintah daerah bersama stakeholder pariwisata Sulteng sedang mengupayakan agar Bandara Mutiara Sis Al Jufri dinaikkan statusnya dari saat ini sebagai bandara domestik menjadi bandara internasional,” kata Gubernur Longki Djanggola.
Bandara Mutiara Sis Al Jufri di Kota Palu dinilai layak dijadikan sebagai bandara internasional karena mempunyai panjang landasan 2.500 meter dengan lebar 45 meter dan kekuatan menahan beban bisa dinaikkan menjadi 56 PCN supaya dapat didarat pesawat jenis Boeing 73-800.
Ismail Sidik