Melongok Keelokan Hutan Ekowisata Tangkahan Sumut

Travelounge

Melongok Keelokan Hutan Ekowisata Tangkahan Sumut

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Traveler, yuk kita bertraveling ke kawasan ekowisata Tangkahan yang super elok. Kawasan hutan nan natural ini terletak di kaki Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara yang oleh Kementerian Pariwisata, disarankan untuk mulai menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan.

“Hutan rimba Tangkahan ini bukan hanya menjadi tempat wisata, namun juga menjadi tempat observasi dan penelitian mengenal alam, makhluk hidup, flora, dan fauna yang beraneka ragam,” kata Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Valerina Daniel saat melakukan kunjungan lapangan ke kawasan ekowisata Tangkahan pada Minggu-Senin 28-29 April 2019 dalam rangka Sosialisasi Indonesia Sustainable Tourism Awards (ISTA) 2019.

Beranjangsana ke kawasan ini memang membutuhkan perjalanan yang cukup jauh. Tapi perjalanan selama empat jam berkendara dengan mobil dari Medan menuju Tangkahan tidak mengundang rasa bosan karena sepanjang perjalanan traveler disuguhi pemandangan indah kebun sawit dan hijaunya Bukit Barisan.

Melongok Keelokan Hutan Ekowisata Tangkahan Sumut

Kawasan yang dijuluki sebagai _The Hidden Paradise_ ini sudah dikenal traveler dunia hingga banyak didatangi oleh wisatawan mancanegara (wisman).

Karena itulah Valerina berharap kawasan yang masih alami itu mulai menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan. Ia mesosialisasikan ISTA pada kesempatan itu sebagai ajang penghargaan kepada masyarakat sekaligus, mengukur implementasi pariwisata berkelanjutan dalam pengelolaan destinasi wisata di Indonesia.

Menariknya dalam Sosialisasi ISTA 2019 ke Gunung Leuser, sejumlah atraksi wisata menjadi agenda dalam kunjungan tersebut, seperti menjelajah Hutan Ekowisata Tangkahan (The Hidden Paradise) yang penuh pesona.

Baca Juga: Gelaran IIOutfest 2019 Bakal Digelar Lagi

Atraksi wisata yang menjadikan kawasan Tangkahan sangat terkenal adalah sekawanan Gajah yang begitu jinak, hingga para wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan hewan super jumbo ini. Mulai dari memandikan gajah hingga memberikan makanan di Conservation Response Unit (CRU) Tangkahan. Traveler bisa bermanja-ria dengan para gajah. Selain itu ada juga daya tarik trekking menembus hutan, serta menjajal river tubing di sungai nan jernih. Sepanjang arus, pekatnya belantara hutan menjadi daya tarik tersendiri. Fresh luar biasa!

Tak hanya itu, wisatawan juga bisa menikmati keunikan dari jembatan gantung sebagai akses penghubung menuju ke penginapan-penginapan. Sungguh ini menjadi kenikmatan yang memacu adrenalin, karena tidak setiap kawasan ada jembatan gantung.

Jembatan tersebut dibuat menarik sehingga bisa menjadi sudut-sudut yang asyik untuk berswafoto, bahkan beberapa postingan dari selebritas terkenal di Tanah Air, seperti Nicholas Saputra, membuat spot wisata di Tangkahan semakin mendunia lewat media sosial.

Kegiatan sosialisasi ISTA diakhiri dengan mengunjungi _English Club_, sebuah komunitas yang secara sukarela memberikan pelajaran Bahasa Inggris kepada anak-anak Tangkahan. Tujuannya, untuk mempersiapkan mereka sebagai pemandu wisata bagi para wisatawan mancanegara. Dalam kunjungan ke _English Club_, Valerina juga membagikan buku-buku kepada anak-anak Tangkahan.

“Konsep wisata berkelanjutan meliputi beberapa hal, mulai dari pemberdayaan masyarakat, pelestarian alam, hingga peningkatan kesejahteraan yang ditambahkan aspek pengelolaan secara profesional, ” jelas Valerina.

Selain itu, prinsip pariwisata berkelanjutan di Indonesia adalah 3P+1M meliputi _People_, _Planet_, _Prosperity_, ditambah _Management_. “Pariwisata berkelanjutan konsepnya adalah Semakin Dilestarikan, Semakin Menyejahterakan,” pungkasnya.

Ismail Sidik

Berbagi: