Tari Kolosal dan Karnaval Budaya, Suguhan Utama di ‘Wakatobi Wave 2019’

Travelounge

Tari Kolosal dan Karnaval Budaya, Suguhan Utama di 'Wakatobi Wave 2019'

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Seru dan meriah meruak di Wakatobi nan eksotis. Bayangkan saja, ada karnaval budaya serta suguhan Tari Kolosal yang dibawakan ribuan penari. Apalagi pergelaran ini bersamaan dengan momen terbenamnya matahari hingga menjadi suguhan utama di acara puncak ‘Wakatobi Wave 2019’.

‘Wakatobi Wave 2019’ masuk dalam agenda Calender of Event (CoE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Event ini berlangsung pada di Marina Togo Mowondu, Wangi Wangi, Kabupaten Wakatobi (11/11/2019).

Uniknya lagi, tari kolosal dibawakan oleh masyarakat dari sejumlah pulau di wilayah Kabupaten Wakatobi, yakni masyarakat Pulau Wangi-Wangi yang membawakan Tari Lengko, masyarakat Pulau Kaledupa membawakan Tari Lariangi, masyarakat Pulau Tomia yang menampilan Tari Eja-eja dan masyarakat Pulau Binongko yang menampilkan Tari Balumpa.

Sedangkan kegiatan karnaval diikuti peserta dari berbagai kalangan seperti organisasi perangkat daerah lingkup Pemda Wakatobi, BUMN, BUMD, sekolah dari SD sampai perguruan tinggi, kecamatan, kelurahan, hingga desa. Peserta karnaval mengenakan ragam kostum, seperti biota laut, kapal, dan pakaian adat Buton.

Tidak cukup sampai disitu. Acara ini semakin meriah dengan prosesi Kansoda’a yang diikuti 35 wanita asli Wakatobi. Kansoda’a merupakan prosesi penting dalam hidup para perempuan Wakatobi yang menandakan mereka beranjak dewasa. Mereka diarak beramai ramai memakai tandu. Menariknya, tandu berkali-kali dilempar ke atas. Suasana itulah yang membuat kemeriahan.

Gelaran kian heboh dengan adanya Prosesi Kabuenga yang dilaksanakan pada Selasa (12/11) di Lapangan Merdeka, yaitu tradisi mencari jodoh yang biasa dilakukan masyarakat Wakatobi sejak lama.

Tak pelak, suasana semakin seru saat prosesi dimulai dengan dipimpin para tetua adat. Seluruh peserta mengitari lapangan. Patut diketahui, salah satu moment yang ditunggu dari kegiatan ini adalah saat Posombui.

Disini, para peserta wanita yang sejak awal membawa air minum, memberikan minuman tersebut kepada pria yang mereka pilih. Sementara pria yang dipilih harus memberi uang sebagai ucapan terima kasih.

“Wakatobi memang luar biasa. Namanya sudah mendunia. Dan saya baru sekali ini memberikan sambutan dengan pemandangan sunset yang begitu indah. Dan ini hanya ada di Wakatobi,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf, Rizki Handayani.

Baca Juga: Ternyata, Kuliner Vegetarian Bisa Jadi Kunci Tingkatkan Kunjungan Wisman India ke Lombok

Rizki berharap kemeriahan di Wakatobi Wave Festival ditambah dengan keindahan alam dan budaya Wakatobi bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Tidak hanya mengedepankan _creative value_ dan _economic value_ agar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Dengan kemeriahan Wakatobi Wave Festival, Arhawi selaku Bupati Wakatobi tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Kemenparekraf.

“Kita mengucapkan terima kasih kepada dukungan Kemenparekraf. Wakatobi Wave Festival pertama kali diselenggarakan lima tahun lalu dan kini telah menjadi event nasional,” kata Arhawi.

Sementara Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenparekraf, Muh Ricky Fauziyani menjelaskan ‘Wakatobi Wave 2019’ adalah gabungan dari tiga kegiatan. Mulai dari suguhan budaya, expo, serta berbagai lomba.

“Semua sangat menarik. Dan mendapat sambutan luar biasa. Termasuk meriahnya acara pembukaan,” kata dia.

Namun, Ricky mengingatkan agar Wakatobi juga membuat sebuah event yang ramah terhadap milenial. Sebab, milenial merupakan pasar potensial yang diperebutkan oleh banyak negara.

Pada 2019 ini, potensi pasar milenial mancanegara diproyeksikan mencapai 6 hingga 7 Juta orang. Jumlah ini sepertiga dari target wisman 2019.

“Wakatobi harus membuat Millennials Events. Kenapa harus? Karena tren traveller milenial terus meningkat,” kata dia.

Ismail Sidik

Berbagi: