TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengidentifikasi berbagai strategi dalam pengembangan karya kreatif lokal sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisata di Labuan Bajo, NTT.
Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Joshua Puji Mulia Simanjuntak, dalam sambutannya, di Fairmont Hotel, Jakarta, Kamis (22/10/2020), mengatakan saat ini wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara melakukan perjalanan wisata tidak hanya sekadar jalan-jalan santai atau melihat keindahan alam, tetapi pariwisata yang memberikan pengalaman bagi wisatawan itu sendiri.
“Salah satu upaya agar wisatawan memperoleh pengalaman dalam berwisata adalah melalui karya atau produk kreatif lokal seperti kriya, fesyen, kuliner, serta seni pertunjukan. Untuk itu, diperlukan strategi yang dapat mengembangkan kreatif lokal tersebut, khususnya di Labuan Bajo yang merupakan destinasi wisata kelas premium,” kata Josua Simanjuntak.
Oleh karena itu, Kemenparekraf/Baparekraf menginisiasi kegiatan diskusi kelompok terpumpun yang dimoderatori oleh Aloysius Baskoro Junianto akademisi dari subsektor Desain Produk, supaya pelaku industri ekonomi kreatif memperoleh informasi baru sehingga dapat menciptakan strategi terkait pengembangan dan inovasi di subsektor ekonomi kreatif di Labuan Bajo.
Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo – Flores beserta Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat, Shana Fatina dan Agustinus Rinus, menjelaskan saat ini pihaknya sedang mendorong inkubasi berbagai karya kreatif seperti kuliner, fesyen, seni pertunjukan, seni musik, dan seni tari, dengan melibatkan komunitas lokal serta menceritakan profil potensi apa saja yang ada diwilayah Manggarai Barat.
“Temen-temen komunitas nanti bisa showcase dan berinteraksi dengan wisatawan. Mereka bisa menyuguhkan karya kreatif lokal yang otentik kepada wisatawan dengan konsep destinasi premium. Hal ini dilakukan agar wisatawan benar-benar bisa meperoleh pengalaman dan merasakan kemewahan yang tidak wisatawan temukan di tempat lain,” kata Shana Fatina.
Sementara itu, Konsultan Ahli Kuliner, Vita Datau, mengatakan spending terbesar wisatawan yaitu untuk berbelanja makan, minuman, dan oleh-oleh. Hal ini dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal. Maka dari itu, atraksi kuliner di Labuan Bajo harus dikembangkan.
“Sebagai contoh, terdapat sebuah desa di Manggarai Barat yang memproduksi gula sendiri. Ini merupakan potensi yang sangat baik untuk mengembangkan atraksi kuliner. Wisatawan bisa terjun langsung dalam proses pembuatan gula tersebut. Sehingga, bisa menciptakan daya tarik wisata kuliner baru,” kata Vita Datau.
BACA JUGA: Pelaku Usaha di Labuan Bajo di Dorong Terapkan CHSE
Selain itu, Vita Datau menyebut bahwa tren kuliner dunia sekarang ini yaitu makanan harus bernutrisi dan sehat serta mengangkat produk lokal seperti ikan, sayur, dan produk kuliner khas lainnya. Oleh karena itu, peningkatan terhadap kualitas produk lokal sangat diperlukan.
Konsultan Ahli Kriya, Fauzy Prasetya Kamal, mengatakan bahwa sedikit pengrajin kriya yang bisa menuangkan keahliannya ke dalam pengetahuan, sehingga keahlian tersebut tidak memperoleh refund digenerasi berikutnya.
“Melihat kondisi tersebut, perlu ada peningkatan kompetensi SDM, agar pengrajin kriya memiliki kemampuan dalam menuliskan keahlian mereka. Karena dalam pengembangan karya kreatif tidak hanya produknya saja yang ditingkatkan, tetapi sumber daya manusianya juga perlu mendapat perhatian. Sehingga, regenerasi pengrajin kriya akan terus ada,” ujar Fauzy.
Konsultan Ahli Fesyen, Aprina Murwanti, menuturkan potensi lokal utama fesyen di Manggarai Barat yang dapat dikembangkan yaitu kain tenun. Namun, tantangan dalam mengembangkan kain tenun ini adalah belum terbentuknya ekosistem busana fesyen tenun.
“Untuk mendukung pengembangan produk fesyen tersebut diperlukan kolaborasi dengan desainer dalam mengelola busana secara berkelanjutan. Karena, para penenun belum terbuka sama sekali dengan dunia fashion. Selain itu, perlu pengembangan ragam hias dan tekstur tenun, serta memberikan kesempatan kepada penenun untuk melakukan showcase,” ungkap Aprina.
Dengan pengembangan produk-produk kreatif lokal unggulan, dapat memberikan kontribusi pada pariwisata yang berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi, sehingga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif di Labuan Bajo.
(Ismail Sidik Sahib)