Mobile Positioning Data, Teknologi Hitung Wisnus yang Valid

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Saat ini menghitung wisatawan baik mancanegara (wisman) maupun nusantara (wisnus) bisa dengan menggunakan bermacam metode atau teknologi. Salah satunya dengan Mobile Positioning Data (MPD). Teknologi MPD saat ini dipilih karena dinilai sejumlah pihak menjadi solusi untuk memperoleh data pergerakan wisnus yang valid.

Hal itu diutarakan Kepala Data dan Sistem Informasi Pusdatin, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Bonifasius Wahyu Pudjianto dalam acara “Sosialisasi Pemanfaatan Data Mobile Positioning Data (MPD) dalam Perhitungan Wisatawan Nusantara” yang berlangsung di Swiss-Belhotel, Kota Bogor (18/12/2020).

“Lewat sosialisasi MPD ini diharapkan para pemangku kepentingan dapat diyakinkan bahwa metode yang digunakan ini valid dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Kelebihan MPD pada era digital saat ini, MPD merupakan metode yang dinilai valid, akurat, dan real-time dalam pendistribusian data untuk menghitung pergerakan wisatawan nusantara.

Pergerakan wisnus bisa dilihat lewat data roaming. Data roaming itu diambil dari setiap transaksi penggunaan internet yang tercatat dalam “log”, dan “log” tersebut membentuk suatu data set.

“Nah, MPD akan men-tracing data set dari koordinat lokasi dari smart phone dalam jaringan seluler menggunakan GPS dan navigasi smart phones ketika service di aktifkan oleh pengguna,” terang Bonifasius.

Selama ini awam menyangka MPD hanya dapat digunakan untuk menghitung kunjungan wisatawan mancanegara. Padahal pergerahan wisnus juga bisa terpantau.

Bahkan menurut Direktur Statistik Keuangan, Teknologi Informasi, dan Pariwisata, Badan Pusat Statistik (BPS), Titi Kanti Lestari, bisa juga digunakan untuk memantau pergerakan wisnus atau wisatawan domestik yang jalan-jalan di dalam maupun luar negeri.

“Dari data tersebut, bisa juga diketahui destinasi wisata di luar negeri yang paling ramai dikunjungi wisnus,” ungkap Titi..

Lanjutnya lagi, data besar (big data) yang dihasilkan dari MPD bisa dijadikan acuan dalam menyusun paket-paket wisata selain untuk memantau perjalanan (commute) wisnus di dalam negeri.

BACA JUGA: Wisata Kebugaran dan Herbal, Kekuatan Sektor Parekraf

Titi menjelaskan, wisnus sejatinya adalah bepergian/perjalanan yang dilakukan oleh penduduk Indonesia dari tempat tinggal, biasanya (usual environment) ke luar lingkungan sehari-hari di wilayah geografis Indonesia. Itu dilakukan secara sukarela selama kurang dari 12 bulan dan bukan bertujuan untuk bekerja (memperoleh upah/gaji dari penduduk di tempat yang dituju). Bukan juga karena aktivitas sekolah secara rutin.

Kegiatan Sosialisai MPD yang bertujuan untuk memberikan pemahaman ke seluruh peserta tentang pentingnya MPD dalam pencatatan jumlah kunjungan wisnus di Indonesia ini digelar Pusdatin Kemenparekraf secara hybrid (offline dan online). Ini dlakukan mengingat saat ini masih dalam masa pandemi.

Mengacu protokal kesehatan, acara sosialisasi yang diikuti puluhan peserta ini didahului dengan rapid test bagi setiap peserta termasuk media peliput. Setelah itu live performance tarian tradisional modifikasi dan pembukaan secara resmi oleh Bonifasius Wahyu Pudjianto.

Selain Titi Kanti Lestari dan Bonifasius Wahyu Pudjianto, narasumber lainnya yang tampil di kegiatan sosialisasi MPD ini Kasubdit Statistik Pariwisata BPS, Rifa Rufiadi, Pranata Komputer Madya BPS Alfatihah Reno MNSPM, dan Kasubdit Pariwisata BAPPENAS Istasius Angger Anindito.

Istasius sendiri dalam paparannya yang diutarakan secara online, menyimpulkan, pemanfaatan MPD untuk sektor pariwisata sudah dilaksanakan secara luas. “Baik itu untuk basis perhitungan wisman, wisnus, hingga perhitungan dampak ekonomi di destinasi wisata,” pungkas Istasius.

(Ismail Sidik Sahib)

Berbagi: