Desa Candikusuma di Jembrana, Bali, ditetapkan sebagai desa kreatif

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I JEMBRANA – Secara resmi Desa Candikusuma di Jembrana, Bali, ditetapkan sebagai desa kreatif oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno

Penetapan Desa Candikusuma sebagai desa kreatif adalah yang pertama menyusul dikeluarkannya Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kepmen) Nomor KM/107/KD.03/2021 Tahun 2021 tentang Panduan Pengembangan Desa Kreatif.

Penetapan desa kreatif ini sebagai upaya untuk mengembangkan dan menggali potensi kreativitas masyarakat desa sehingga menjadi kekuatan dalam upaya pemulihan ekonomi termasuk membuka lebih luas lapangan kerja.

“Kami sangat mengapresiasi upaya ini karena desa kreatif ini menjadi program prioritas kita. Dan di Kabupaten Jembrana ini peluangnya sangat besar, tadi kita melihat produk-produk ekonomi kreatif seperti kuliner dan lainnya,” kata Menparekraf Sandiaga Uno, Rabu (23/2/2022).

Desa Kreatif merupakan sebuah kawasan yang terletak di wilayah administratif desa/kelurahan yang masyarakatnya telah mengembangkan produk unggulan di satu atau lebih dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang memberikan nilai tambah dan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi desa.

BACA JUGA : Pengunjung Historic Building Lawang Sewu, Bisa Memarkirkan Kendaraan di Mall Semarang

Sandiaga mengungkapkan, selain kuliner, di Desa Candikusuma juga terdapat potensi ekonomi kreatif subsektor penerbitan. Kemenparekraf/Baparekraf dikatakannya akan terus mendorong pengembangan berbagai potensi yang ada.

“Sektor penerbitan ini bisa kita kembangkan dan kami akan kembangkan. Selain destinasi, juga infrastruktur ekonomi kreatif. Kita juga punya program yang bisa kita kerja samakan untuk membangkitkan ekonomi dan membuka peluang usaha dengan terciptanya lapangan kerja,” ujar Sandiaga.

Secara khusus Menparekraf Sandiaga mengapresiasi keberpihakan dari Pemkab Jembrana dalam mengembangkan Jegog. Yakni musik gamelan atau kesenian karawitan asli Bali yang dimainkan dengan instrumen yang terbuat dari bambu. Nantinya potensi ini bisa menjadi salah satu yang disuguhkan kepada para tamu atau delegasi Presidensi G20 Indonesia di Bali.

Sementara Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, mengapresiasi dukungan dari Kemenparekraf/Baparekraf dalam upaya pengembangan potensi di Kabupaten Jembrana, khususnya melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Ia mengatakan, Pemkab Jembrana telah mempersiapkan rancangan pengembangan ekonomi kreatif, salah satunya kesenian Jegog.

“Saya sampaikan bahwa Jegog ini materialnya susah sekali kita dapatkan, karena bambu besar ini bukan berada di kabupaten kita. Tetapi saya sudah menanam bambu untuk persiapan ini.  Kami sudah mencanangkan gerakan menanam bambu untuk melestarikan Jegog,” kata I Nengah Tamba.

Turut mendampingi Menparekraf dalam kesempatan tersebut, Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu;  Sekretaris Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Riwud Mujirahayu; Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani; Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho; serta Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna.

( Ismail Sidik Sahib )

Berbagi: