Mengenal Kendaraan FCEV, Teknologi Murni Nol Emisi

Sultan F.

travelounge.co | Jakarta – Kendaraan elektrifikasi kian marak digencarkan pabrikan-pabrikan mobil ternama. Mulai dari Battery Electric Vehicle (BEV), Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), kini teknologi terbaru yaitu Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) yang murni tanpa emisi juga mulai diperkenalkan di Indonesia.

Berbeda dari BEV yang memerlukan listrik untuk pengisian daya, HEV yang masih menggunakan bahan bakar fosil, atau PHEV yang bisa gunakan listrik untuk pengisian daya serta bahan bakar fosil.

Pasalnya, meskipun kendaraan jenis BEV tidak menghasilkan emisi, namun sumber listrik untuk pengisian daya, umumnya bersumber dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik.

Mengenal Kendaraan FCEV, Teknologi Murni Nol Emisi

Untuk itu, emisi karbon yang dihasilkan PLTU tentunya meningkat seiring kebutuhan listrik untuk pengisian daya kendarran listrik.

Konsep Fuel Cell Electric Vehicle

Kendaraan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) adalah kendaraan yang berbahan bakar hidrogen murni. Kendati begitu, FCEV tidak menghasilkan emisi sama sekali selain uap air. Dengan ini, tentunya kendaraan jenis FCEV patut mendapatkan predikat kendaraan paling ramah lingkungan.

Mengenal Kendaraan FCEV, Teknologi Murni Nol Emisi

Kendaraan FCEV tidak memiliki mesin bensin seperti kendaraan pada umumnya atau hybrid vehicle. FCEV menggunakan hidrogen untuk menghasilkan tenaga listrik sendiri melalui serangkaian reaksi kimia. Reaksi kimia ini memanfaatkan hidrogen (H2) bersama dengan oksigen (O2) dari udara bebas. Reaksi ini menjadikan tenaga untuk memutar roda melalui motor listrik dan mengisi baterai. Satu-satunya gas buang adalah uap air (H2O) sebagai hasil reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen.

Kendaraan FCEV menggunakan tenaga listrik dari baterai untuk mulai melaju dengan mulus dan senyap. Ketika berkendara normal, fuel cell akan mengambil alih distribusi tenaga ke motor listrik. Fuel cell akan mengisi baterai ketika berada di level yang membutuhkan.

Baterai dan fuel cell akan bekerjasama ketika membutuhkan akselerasi kuat. Dengan energy regenerative system, energi kinetik dari pengurangan kecepatan dan pengereman, dikonversi menjadi energi listrik yang disimpan di baterai. Prinsip kerjanya mengingatkan pada Hybrid EV.

Kendaraan FCEV Pertama

Saat ini, belum banyak yang mengembangkan teknologi ini karena kompleksitas serta riset yang membutuhkan waktu cukup lama. Namun Toyota telah lebih dulu berhasil mengembangkan kendaraan FCEV melalui Toyota Mirai.

Mengenal Kendaraan FCEV, Teknologi Murni Nol Emisi

Mirai yang berarti masa depan, merupakan kendaraan FCEV pertama yang diproduksi secara massal dan dijual secara global. Memulai debut di Tokyo Motor Show 2013 sebagai mobil konsep, Toyota Mirai resmi dijual di Jepang sejak Desember 2014.

Generasi pertama Toyota Mirai memiliki tenaga 154 PS dan torsi 335 Nm. FCEV memiliki daya jelajah antara 650–700 km, di mana sedan dengan wajah futuristis ini punya top speed hingga 175 km/jam.

Toyota Mirai generasi pertama ini juga dipamerkan di ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show 2024 pada 18 Juli – 28 Juli lalu, di ICE BSD City, Tangerang.

Toyota Mirai Gen-2

Hadir di ajang Tokyo Motor Show (TMS) 2019, Toyota Mirai Gen-2 mengadopsi platform TNGA-L untuk sedan premium dengan penggerak roda belakang. Ia mengombinasikan desain atraktif dan agresif, keandalan di jalan dengan pengalaman berkendara mengesankan, performa menghibur, dan penambahan daya tempuh.

Tampilan sedan ini begitu menggoda dan mengundang perhatian. Desain ala Keen Look yang sarat guratan tajam dan agresif semakin terlihat dominan dengan penggunaan pelek alloy 20 inci. Kesan sporty kental terasa dan menyiratkan performa yang sporty.

Mengenal Kendaraan FCEV, Teknologi Murni Nol Emisi

Mirai memiliki dimensi lebih besar ketimbang pendahulunya, yaitu panjang 4.975 mm (+85 mm), lebar 1.885 mm (+70 mm), tinggi 1.470 mm (-65 mm), dan wheelbase 2.920 mm (+140 mm). Kombinasi dimensi ini memastikan 5 penumpang merasa nyaman, tapi mobil tidak kehilangan aroma sporty dan dinamis.

Toyota mengklaim ada ubahan dalam sistem pengolahan gas hidrogen dan tangki penyimpan yang membuat Mirai memiliki jarak tempuh lebih jauh hingga 30% dari generasi awal. Baterai Lithium-ion memiliki kemampuan menyimpan listrik yang lebih optimal dan bermanfaat ketika dibutuhkan akselerasi lebih kuat.

Dengan tenaga mencapai 182 PS, jarak tempuhnya meningkat menjadi sekitar 850 km. Mirai juga direvisi agar memiliki aliran tenaga yang lebih halus dan tidak seketika ala mobil listrik, namun tetap responsif ketika dibutuhkan.

Seperti kendaraan elektrifikasi Toyota lainnya, mulai dari generasi pertama Mirai sudah mampu menjadi sumber tenaga listrik untuk rumah jika dalam kondisi darurat seperti ada gempa bumi. Kemampuan ini juga membuatnya dapat dipakai sebagai sumber listrik saat kegiatan outdoor.

Mirai dengan jelas menunjukkan aspek beyond emissions dengan menyoroti keunggulan mobilitas listrik tanpa emisi sambil memberikan keamanan, kenyamanan, jangkauan yang lebih luas, dan kemudahan pengisian ulang dengan durasi yang semakin cepat.

Hidrogen sebagai sumber daya energi yang kredibel dan melimpah, merupakan peluang kuat untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik di masa depan. Tidak hanya memberikan mobilitas nol-emisi untuk transportasi jalan, tetapi juga untuk kereta api, kapal dan pesawat terbang, termasuk menghasilkan energi untuk industri, perusahaan, dan rumah tangga.

Daftar Keunggulan FCEV Toyota Mirai Gen-2

  1. Zero emission di mana sisa penggunaan gas hidrogen hanya berupa uap air murni (H2O).
  2. Dengan kapasitas tangki hidrogen penuh, Toyota Mirai memiliki daya tempuh hingga 850 km. Lebih jauh ketimbang BEV yang ada di pasaran saat ini.
  3. Durasi pengisian tangki hidrogen hingga penuh hanya dalam waktu 3 menit dengan menggunakan 700 Bar HRS (Hydrogen Refueling Station).
  4. FCEV menggunakan sumber energi terbarukan yang tersedia luas di alam yang dapat diolah menjadi gas hidrogen.

Dengan segala keunggulannya, kendaraan elektrifikasi jenis FCEV diyakini cocok sebagai mobility solution masa depan di Indonesia. Berlimpahnya sumber daya alam untuk memproduksi gas hidrogen, memberikan peluang untuk mengurangi pemakaian BBM fosil yang semakin mahal dan langka. (Sultan F./Rhadzaki)

Berbagi: