Situs Gunung Padang, Temuan Sejarah Zaman Megalitikum

Sultan F.

travelounge.co | Jakarta – Beragam budaya yang terdapat di Indonesia, membuatnya menjadi daya tarik wisatawan domestik hingga mancanegara. Budaya yang terlestarikan tentunya tidak lepas dari sejarah nenek moyang Indonesia, transkrip masa lampau seperti prasasti hingga bangunan peninggalan orang-orang terdahulu. Situs Gunung Padang, atau Situs Megalitikum Gunung Padang, merupakan salah satu bangunan peninggalan nenek moyang Indonesia yang menarik banyak perhatian masyarakat dunia.

Seluruh mata dunia tertuju pada bangunan tua yang satu ini, karena menyimpan segudang misteri. Pertanyaan-pertanyaan seperti siapa yang membuatnya, kapan dibuatnya, dan untuk apa dibuatnya masih belum menemukan jawaban yang eksplisit. Untuk itu, Situs Gunung Padang hingga saat ini masih membuat para peneliti kagum karena rasa penasarannya yang belum terjawab.

Situs Gunung Padang, Temuan Sejarah Zaman Megalitikum

Awal mula ditemukan Situs Gunung Padang

Pada tahun 1914, penjelajah bernama Nicolaas Johannes Krom, melaporkan dalam tulisannya yang berjudul ‘Rapporten Oudheidkundige Dienst’ (Buletin Dinas Kepurbakalaan). Dalam tulisannya, Krom melaporkan bahwa ia menemukan empat teras yang tersusun dari batu kasar serta dihiasi batu andesit dan di setiap teras terdapat gundukan tanah yang ditimbuni batu pada puncak Situs Gunung Padang.

Keterbatasan akses menuju Situs Gunung Padang membuat tempat ini terlupakan selama beberapa dekade. 65 tahun berselang, situs ini kembali dilaporkan oleh masyarakat sekitar tentang keberadaan tumpukan batu-batu yang terbentuk dan disusun sedemikian rupa.

Berapa lama usianya?

Semenjak ditemukan kembali pada tahun 1979, pemerintah mulai memberi perhatian terhadap Situs Gunung Padang. Kegiatan konservasi dan penelitian terhadap tempat ini pun dilakukan. Menurut penelitian, diketahui bahwa bangunan ini berumur kurang lebih 10000 tahun. Artinya, bangunan ini dibangun sekitar 8000 tahun SM, jauh lebih tua dibandingkan dengan Piramida di Mesir yang dibangun 2630 tahun SM.

Situs Gunung Padang, Temuan Sejarah Zaman Megalitikum

Meski begitu, angka tersebut merupakan sebuah perkiraan semata, karena beberapa penelitian mengungkapkan hasil yang berbeda. Peneliti melakukan eskavasi dan menguji sampel karbon yang ditemukan, dengan alat Liquid Scintillation Counting di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Hasilnya disebutkan bahwa pada sampel pertama yang diambil dari Teras 2 pada kedalaman 3.5 meter, hasilnya 5.500 tahun SM. Pada sampel kedua yang diambil dari Teras 5 pada kedalaman 8 sampai 10 m, hasilnya 11.060 tahun SM. Selain itu, penelitian karbon juga dilakukan di Amerika Serikat (Laboratorium Beta Analytic Miami, Florida) yang mana dari hasil tersebut didapatkan usia yang lebih tua, yaitu usia karbon pada sampel pertama 7600-7800 SM dan sampel kedua 14500-25000 SM.

Dengan hasil yang berbeda-berbeda, cara yang dilakukan para peneliti untuk mencari usia Situs Gunung Padang adalah dengan mengkonversikan dan mencari hasil rata-ratanya, yaitu 10000 tahun.

Fungsi bangunan Situs Megalitikum Gunung Padang

Fungsi bangunan yang memiliki luas kurang lebih sekitar 3 hektar ini masih menjadi misteri. Namun, Riset Tim Terpadu Penelitian Mandiri menunjukkan luas bangunan di situs Gunung Padang yaitu sekitar 15 hektar. Dengan luas serta usia yang didapatkan, membuatnya dinobatkan sebagai bangunan prasejarah terbesar di dunia. Sebagai informasi tambahan, cacatan sejarah hingga saat ini, peradaban besar dunia seperti Mesopotamia, Mesir, Cina, Yunani yang tertua berusia sekitar 4000 tahun SM.

Situs Gunung Padang, Temuan Sejarah Zaman Megalitikum

Namun, masyarakat serta para peneliti menyimpulkan bahwa bangunan ini merupakan sebuah tempat pemujaan. Hal itu disimpulkan berdasarkan tinggalan bebatuan besar yang berpola.

Tempat Pemujaan masih berdiri tegak hingga saat ini namun terjadi kerusakan secara eksternal maupun internal pada situs tersebut. Kerusakan eksternal disebabkan oleh aktivitas wisata yang tidak terkendali, batuan yang diduduki maupun dipukul, dan vandalisme. Kerusakan internal berupa karena adanya tumbuhan liar dan erosi. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan peninggalan punden berundak menjadi lepas, aus, miring, patah, retak, bahkan jatuh ke lereng bukit.

Untuk itu, ada baiknya sobat travelounge ikut melestarikan bangunan prasejarah terbesar ini. Cukup melihat dan mengamati atau mendokumentasikannya agar bisa tetap menjadi sumber edukasi sejarah bagi generasi selanjutnya.

Gimana? Tertarik untuk wisata sejarah? Sobat travelounge bisa mengunjungi Situs Gunung Padang via Cianjur Kota bagi yang naik kendaraan pribadi atau turun di Stasiun Lampegan Via Stasiun Bogor Kota dan lanjut naik ojek. Alamat lengkap Situ Gunung Padang ada di Dusun Gunung Padang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur atau cek lokasi mapsnya di sini. (Sultan F.)

Berbagi: