TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Masih ingat konsep pengembangan wilayah ekonomi era 1990-an yang dikenal dengan triange SIJORI (Singapore-Johor-Riau )?, rasanya sudah sekian lama tidak terdengar. Padahal jika diperhatikan seksama potensi wisata di Kepulauan Riau sangat bagus dan berpotensi wisata domestik internasional.
Tiap tahun sekitar 2 juta wisatawan asing berkunjung ke daerah ini sehingga menjadikannya destinasi no. 4 di Indonesia yang banyak dikunjungi wisatawan asing. Sayangnya sekitar 70 % wisatawan asing tersebut mengunjungi tempat-tempat wisata di Kepri melalui penerbangan transit di Singapura dan baru kemudian dilanjutkan dengan kapal laut langsung ke tempat wisata Kepri seperti misalnya ke Bintan Resort di Lagoi Pulau Bintan barat dan utara.
Pengembang kawasan wisata resort di Bintan berambisi untuk bisa membangun dan mengoperasikan bandara yang diinvestasikannya murni swasta untuk dijadikan bandara Internasional berdimensi landasan panjang dan berskala besar agar bisa menampung dirrect flight wide body jet aircraft, mengingat factor seat efficiency menjadikan parameter dominant dalam menetapkan harga ticket yang identik dengan attractiveness paket paket wisata. Memperhatikan keinginan swasta yang didukung dengan finansial yang kuat untuk berinvestasi di wilayah ini maka pemerintah mendorong realisasi rencana tersebut dengan memberikan kemudahan berinvestasi dengan cara menggabungkan operasi bersama antara Bintan Airport dengan Bandara Tanjungpinang yang sudah ada untuk mengembangkan sektor pariwisata tingkat internasional di Kepulauan Riau tersebut.
Rencana itu disampaikan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso hari ini saat technical visit di Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang dan resort wisata di daerah Lagoi, dua tempat yang sama-sama berada di Pulau Bintan. “Manakala skema kerjasama ini berjalan hal ini merupakan bandar udara yang betul betul didanai oleh swasta murni dalam pembangunanya mulai dari nol atau biasa kita sebut dengan Green Field.(bng)