TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Sebagai upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing, Menteri Pariwisata Arief Yahya, didampingi Ketua Tim Percepatan Wisata Maritim Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo, dan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi, Dadang Rizky Ratman melakukan pertemuan dengan CEO Airfast Indonesia Arief Wibowo, khusus membahas mengenai pengembangan aksesibilitas seaplane sebagai moda transportasi ke Pulau Bawah, yang terletak di Kepulauan Anambas. Pembahasan tersebut terkait pemanfaatan para wisman dari Amerika, Kanada, dan Hong Kong, yang transit di Singapura.
PT Airfast Indonesia adalah sebuah perusahaan penerbangan yang melayani jasa penerbangan charter, yang kini merambah ke penyewaan seaplane, yakni pesawat yang bisa mendarat di daratan maupun di air. Perusahaan ini didirikan oleh Frank D. Reuneker. Namun setelah Frank D. Reuneker meninggal dunia pada permulaan tahun 2008, kendali perusahaan diambil alih oleh sang istri, Irma Reuneker.
Dalam kesempatan tersebut, secara global Menpar menyampaikan kembali rencana mengenai pengembangan Nomadic Tourism di pulau-pulau kecil yang belum memiliki infrastruktur untuk aksesibilitas udara yang memadai. Bila menggunakan seaplane, akses transportasi udara bisa berjalan lebih cepat.
Selanjutnya, Arief Yahya menawarkan konsep aksesibilitas: seaplane, amenita: glam camp, caravan, dan attraction: keindahan alam (danau toba, labuan bajo, Pulau Bawah, Pulau Banda). Menpar juga menyarankan agar Airfast membuka jalur di Bali untuk menyaring wisman high end.
Sementara itu, Arief Wibowo menyambut baik gagasan Menpar dengan komitmen untuk menindaklanjutinya. Ia menyebutkan, benchmark di Maldives saja sudah dioperasikan 200 seaplane, banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk jalur seaplane di Indonesia.
Menpar juga mengapresiasi Airfast yang mendukung dalam Wonderful Indonesia Co-Branding Forum dengan implementasi pemasangan logo Wonderful Indonesia di seaplane yang mengantar wisman ke Pulau Bawah.(bng)