TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Luar biasa. PT Angkasa Pura II (Persero) selama liburan Tahun Baru Imlek 2018 lalu berhasil melayani sekitar 2 juta penumpang di seluruh bandara yang dikelola. Pencapaian jumlah tersebut mengalami kenaikan signifikan karena tahun lalu hanya 1,4 juta penumpang. Peningkatan ini didorong oleh masa liburan imlek yang cukup panjang, 15 hingga 19 Februari 2018.
President Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menuturkan bahwa pihaknya turut mengapresiasi animo masyarakat yang cukup tinggi di masa liburan Imlek 2018. Tahun ini bandara milik Angkasa Pura II sudah mengoperasikan terminal baru, sehingga mampu mengakomodir jumlah penumpang yang tinggi.
Adapun jumlah penumpang terbesar berasal dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan bandara utama Angkasa Pura II dengan jumlah penumpang sekitar 936,911 penumpang atau mengalami kenaikan sekitar 13% dibandingkan hari normal yang hanya mencapai 826,735 penumpang.
Sementara itu, untuk pergerakan pesawat mengalami peningkatan kurang lebih 15% menjadi 14.274 pergerakan di tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu sekitar 12.308 pergerakan.
Awaluddin menambahkan sebagai operator 14 bandara, sudah menjadi tanggung jawab Angkasa Pura II untuk memberikan pelayanan terbaik.
“Pelayanan tidak hanya menyangkut peningkatan fasilitas namun turut menciptakan suasana terminal yang bernuansa Imlek. Dengan memberikan pelayanan maksimal, ke depan diharapkan, seluruh Bandara Angkasa Pura II dapat lebih banyak melayani penumpang,” tandas Awaludin.
PT Angkasa Pura II adalah BUMN kebandarudaraan yang mengelola 14 bandara utama di kawasan Barat Indonesia, semisal ò Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Ketaping), dan Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Bandara Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang), Silangit (Tapanuli Utara), dan Banyuwangi (Jawa Timur).
Ismail Sidik