Ketika Pedalang Gundah Dengan Situasi Zaman Now

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Tahun politik 2018-2019  yang akan diwarnai oleh peristiwa politik berupa pemilihan kepala daerah (Pilkada), pemilihan anggota Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) ternyata membuat pekerja seni merasa gundah. Kecemasan tersebut karena peristiwa politik diakui memiliki potensi disintegrasi bangsa.

Hal inilah yang menimbulkan keprihatinan yang mendalam bagi para penggiat pewayangan (pedalang) yang terdiri dari berbagai organisasi seperti Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENA WANGI), Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI), ASEAN Puppetry Association (APA)- Indonesia, Union Internationale de la Marionnette (UNIMA)- Indonesia, dan PEWANGI (Persatuan Wayang Orang Indonesia).

Untuk itu pada  Selasa (27/2) di Museum Pewayangan Kautaman, Taman Mini, Jakarta Timur, organisasi pewayangan tersebut  sepakat mengeluarkan pernyataan keprihatian bersama yang dibacakan oleh Suparmin Sanjoyo mewakili seluruh organisasi yang hadir. Dalam pernyataannya, para penggiat pewayangan menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kondisi bangsa kita saat ini.

“Kecenderungannya mengarah pada disintegrasi bangsa, yang ditandai dengan menurunnya sikap tenggang rasa dan toleransi. Gejalanya dapat dilihat dari menguatnya nilai-nilai primordialisme, fundamentalisme, dan radikalisme. Situasi ini dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” kata Suparmin.

Dalam menghadapi situasi kekinian itu, peran komunitas pewayangan akan semakin ditingkatkan dalam bidang pembangunan kebudayaan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang rukun, damai, bermoral, dan berbudaya.

Sedangkan Kepala Bidang Humas, Sena Wangi (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) Eny Sulistyawati mengatakan, saat ini bangsa Indonesia berhadapan dengan bahaya segregasi sosial di mana politik identitas mencuat.

“Sebagai penggiat budaya rasanya tidak cukup diam dan pasrah. Diperlukan kesadaran untuk membangun relasi perdamaian sejati yang memperjuangkan nilai – nilai keberagaman dan kesetaraan,” jelas Eny lagi.

Dalam gerakan budaya ini dibutuhkan  sumbangsih pemikiran semua fihak, hingga  diharapkan dapat menginspirasi panggilan bersama untuk meretas damai di tengah  keberagaman. Rukun bermoral dan berbudaya.

Pernyataan bersama  berisi harap­an  agar pemilu terlaksana secara jujur. Dengan begitu, pemilu akan menghasilkan pemimpin – pemimpin yang tidak korupsi, anti  terorisme, dan anti penya­lahgunaan narkoba

“Juga mampu mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dalam  wadah NKRI yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika yang penuh toleran­si dan saling menghormati keberagaman,” imbuh Eny.

Pernyataan bersama ini merupakan kesepakatan yang diambil melalui rapat gabungan dari sejumlah elemen Organisasi Pewayangan Indonesia, yang berlangsung sepanjang pagi hingga sore hari,” jelas Eny.

Ditambahkan, peran komunitas pewayangan sangat penting dalam bidang pembangunan kebudayaan upaya mewujudkan masyarakat lndonesia yang rukun, damai, bermoral, dan berbudaya.

 Ismail Sidik

Berbagi: