TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Sungguh membanggakan, buruh migran dan mahasiswa meraih Anugerah Sastra VOI yang diselenggarakan oleh Voice of Indonesia. Gelaran ini memasuki tahun ke 8 penyelenggaraannya.
Untuk 2019 ini. pemenangnya adalah penulis yang berdomisili di Mesir, Daud Farma, seorang mahasiswa Indonesia dengan cerpen berjudul “Pedas Manis”. Sedangkan pemenang lainnya, Ahla Jennan, buruh migran asal lndonesia yang berdomisili di Hongkong dengan cerpen berjudul “Jejak cinta asmaradhana.”
Menurut penilaian para juri, karya kedua penulis tersebut telah menunjukan kekuatan cerita, alur cerita dan diksi yang sangat baik, sehingga layak dan patut untuk diganjar sebagai pemenang dan hadir di Jakarta dalam acara Anugerah Sastra 2019 pada 26 September 2019.
Dari begitu banyak cerpen yang masuk sejak Juli 2018 hingga 2019, terpilih 42 cerpen yang lalu dibacakan pada Program acara Guratan Pena. Kemudian dari 42 cerpen yang sudah dibacakan. diseleksi kembali oleh 3 Juri untuk dipilih 2 yang terbaik.
Ketiga juri tersebut adalah Pipit Senja, pengasuh Guratan Pena dan Pegiat Sastra. Inivan Kelana journalis Koran Republika dan Syarifudin Yunus, penulis dan akademisi.
Anugerah Sastra VOI, dulunya bernama Bilik Sastra Award. Kini telah menjelma menjadi acara yang dinanti para pendengar Voice of lndonesia. Acara ini merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada warga negara Indonesia atas karya sastra yang dimiliki sekaligus wadah untuk menampung bakat menulis yang dimiliki warga negara ‘Indonesia yang berdomisili di luar negeri.
Anugerah Sastra adalah puncak dari program acara Guratan pena yang menghimpun dan menyiarkan cerita cerita pendek yang dikirim ke Voice of Indonesia via email. Program Acara Guratan pena disiarkan setiap hari Sabtu jam 13.00 14.00 WIB serta dapat diakses melalui streaming di www.voinews.id.
Dengan Tema “Perantau Unggul Dengan Menulis’ telah membawa Anugerah Sastra menjadi salah satu program unggulan dari Voice Of Indonesia, karena telah menggali potensi menulis para perantau di luar Negeri. Sejak dimulai pada 2011, kualitas cerpen yang dikirim setiap tahunnya semakin meningkat.
Menurut Pipiet Senja, pengalaman pribadi dan semangat berkarya telah membawa inovatif para penulis dalam membuat cerpen. Sementara Syarifuddin Yunus menggaris bawahi apa yang telah ditulis oleh para penulis merupakan obat dan secara psycologis baik bagi warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri.
Sedangkan Irwan Kelana melihat tahun ini merupakan tahun dengan karya terbaik. Ia melihat Anugerah Sastra merupakan ruang terbuka untuk para penulis untuk berkarya dan belajar untuk lebih baik dalam menulis.
Para pemenang Anugerah Sastra berprofesi mulai dari Ibu rumah tangga, mahasiswa hingga buruh migran. Mereka berdomisili. di Polandia, Amerika Serikat. Turki. Mesir, Yaman, Hongkong. Taiwan, Malaysia dan Singapura. Dengan dukungan streaming. program siaran Guratan Pena ternyata telah menembus batas daya jangkau yang semula hanya ditujukan kawasan Asia Pasifik kini sudah dapat diakses dan dinikmati di kawasan benua Eropa, Amerika, Afnka dan Timur Tengah
Ismail Sidik