Pemerintah Kawal Pembukaan Bandara Kartajati Jawa Barat

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Rencana pembukaan dan pengoperasian Bandara Kertajati Jawa Barat untuk embarkasi haji pada bulan Juli tahun 2018 ini perlu disikapi secara serius mengingat waktunya semakin dekat. Hal tersebut terkait kesiapan rencana operasional  bandara yang saat ini sedang dikebut penyelesaiaan pembangunannya. 

Untuk itu diperlukan koordinasi yang lebih intensif antara Ditjen Perhubungan Udara selaku regulator penerbangan nasional dengan PT. Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan PT. Angkasa Pura (AP) II sebagai calon pengelola bandara tersebut serta Pemerintah Daerah setempat. Demikian diungkapkan oleh Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso di Jakarta,Kamis,(18/1).

Menurut Agus Santoso, masih ada beberapa permasalahan yang perlu dibahas terkait pembangunan bandara tersebut. Seperti misalnya terkait teknis perpanjangan runway, rencana operasional penerbangan terkait keselamatan penerbangan dan keamanan bandara serta jalan akses dari dan menuju bandara tersebut.

“Seperti instruksi Bapak Presiden Joko Widodo bahwa Bandara Kertajati harus bisa dibuka dan dioperasionalkan pada tahun ini serta dapat digunakan untuk penerbangan haji pada bulan Juli. Untuk itu kesiapan operasionalnya harus dipersiapkan sebaik mungkin baik itu terkait keselamatan, keamanan dan pelayanan kepada pengguna jasa bandara. Kami selaku regulator mengajak PT. BIJB, PT. AP II dan Pemda setempat untuk berkoordinasi intensif sehingga operasional bandara nantinya berjalan lancar dan sukses, mengingat waktunya sudah semakin dekat dengan rencana pembukaan bandara,” ujar Agus Santoso.

Terkait perpanjangan runway, akan dilakukan  untuk mengakomodir operasional pesawat yang berbadan besar untuk operasional penerbangan haji. Saat ini runway yang sudah terbangun berukuran 2.500 m x 60 m dengan apron berukuran 576 m x 151 m. Apron ini mempunyai 10 parking stand untuk pesawat narrow body sejenis Boeing B737 series dan Airbus A320 series. Namun juga bisa dipakai untuk parkir 4 pesawat wide body seperti pesawat Boeng 747 dan B777 series atau Airbus A330 series yang akan digunakan untuk penerbangan haji.

“Panjang runway saat ini belum bisa dipakai untuk operasional pesawat wide body secara optimal. Untuk itu akan dilakukan perpanjangan runway sepanjang 500 m sehingga panjang runway menjadi 3.000 meter. Kami akan mengawal proses perpanjangan runway tersebut sehingga memenuhi aspek keselamatan penerbangan sesuai aturan yang berlaku,” ujar Agus lagi.

Terkait masalah keselamatan dan penerbangan, juga harus dipikirkan untuk melakukan pengalihan jalan desa yang saat ini berada di tengah runway. Jalan yang menghubungkan desa Bantarjati dan Desa Sukamulya tersebut hingga sekarang masih digunakan oleh masyarakat sekitar untuk melintas. Untuk keselamatan dan keamanan penerbangan, jalan tersebut harus ditutup sehingga tidak mengganggu operasional penerbangan mengingat Bandara Kertajati diproyeksikan menjadi bandara yang sibuk dengan banyak operasional penerbangan pesawat.

“Untuk menghindari gejolak sosial yang timbul jika jalan tersebut ditutup, maka harus dibuatkan jalan lingkar dan memberi edukasi serta pemahaman pada masyarakat sekitar terkait hal tersebut dan terkait keberadaan bandara,” lanjut Agus.

Selain itu, terkait aspek pelayanan kepada pengguna jasa bandara, juga harus segera dibuat akses transportasi yang representatif dari dan ke bandara tersebut. Akses transportasi tersebut bisa berupa jalan ataupun rel kereta bandara. Dengan demikian para pengguna bandara  bisa mengakses bandara dengan aman dan mudah.

“Semua hal tersebut perlu segera diselesaikan oleh para stakeholder yang berkaitan, baik itu PT. BIJB, PT AP II maupun Pemerintah Daerah setempat. Kita semua mempunyai kepentingan agar operasional bandara tersebut nantinya akan terjamin keselamatan, keamanan dan bagus pelayanannya. Dengan demikian Bandara Kertajati bisa berkembang dan bisa meningkatkan perekonomian daerah dan nasional,” pungkas Agus Santoso.

Berbagi: