Bersantap di Abang Nelayan, Jaminan Kualitas Rasa dan Kesegaran Hidangan Laut Indonesia

Rhadzaki

Bersantap di Abang Nelayan, Jaminan Kualitas Rasa dan Kesegaran Hidangan Laut Indonesia

travelounge.co | Jakarta — Kisah Abang Nelayan bermula secara tak terduga pada 2009. Kedekatan dengan dunia nelayan, berkat latar belakang keluarga yang sering berinteraksi dengan komunitas nelayan di pulau kecil Sulawesi Utara, membuka mata terhadap realita kehidupan mereka. Kondisi ekonomi nelayan pesisir sangat memprihatinkan akibat praktik tengkulak yang mengambil keuntungan besar, sehingga nelayan tidak memiliki alternatif penjualan lain.

Pada 2016, muncul niat dari Pemilik Resto Abang Nelayan, yaitu Gadri Alhaddar untuk membantu para nelayan. Ikan dibeli langsung dari mereka dengan harga Rp 3.000 dan dibawa ke Jakarta untuk dijual. Pengalaman pertama berjualan ikan di Jakarta ini menemui kendala biaya karantina yang mahal. Solusinya, ikan dibawa ke Manado untuk dijual eceran, sebagian sisanya baru dikirim ke Jakarta.

Gadri Alhaddar, Pemilik Resto Abang Nelayan. [travelounge.co/Sultan F.|

Pada 2018 menjadi titik balik. Hobi memancing di Malang Selatan mempertemukan dengan nelayan-nelayan kecil (nelayan harian) yang menangkap ikan dalam hitungan jam. Ikan hasil tangkapan mereka dihargai jauh lebih rendah dibandingkan ikan dari nelayan yang menggunakan kapal besar. Dua ekor ikan dari nelayan kecil dibawa ke Jakarta, diolah, dan kontennya dibagikan melalui Instagram Story. Respon positif dari warganet memicu keputusan untuk kembali berjualan ikan.

Awal pandemi menjadi momentum penting. Kolaborasi dengan sepupu melalui konten TikTok menghasilkan konten viral tentang ikan yang baik untuk ibu hamil, dengan fokus pada ikan kembung. Konten ini meledak, telepon berdering setiap lima menit selama tiga hari nonstop. Pesanan membanjiri dari berbagai daerah, seperti Bekasi dan Bali, karena kepercayaan terhadap kualitas ikan dari Abang Nelayan.

Penjualan yang melonjak selama pandemi sempat menurun saat memasuki masa endemi. Untuk mengatasi penurunan ini, Abang Nelayan berinovasi dengan menjual ikan bakar melalui siaran langsung di TikTok. Popularitas ini membawa Abang Nelayan ke berbagai stasiun televisi, bahkan diundang untuk live cooking dan hadir di Kementerian.

Bersantap di Abang Nelayan, Jaminan Kualitas Rasa dan Kesegaran Hidangan Laut Indonesia

Dari pengalaman live cooking tersebut, muncul ide untuk membuka tempat makan. Modal didapatkan dengan berani menjual mobil CRV produksi 2008. “Ini modal terakhir saya,” ujar sang pemilik kepada istrinya, menandai sebuah keputusan penting. Perdebatan antara suami istri berujung pada kesepakatan yang membuahkan hasil.

Dimulai dari garasi rumah sebagai tempat memasak dan berjualan Ikan Cakalang Asap secara live. Kegagalan di 100 kg pertama karena ikan terlalu lama disimpan dan menimbulkan gatal menjadi pelajaran berharga. Produksi diulang dan akhirnya berhasil menjual 40 ribu pouch, bahkan diekspor ke luar negeri.

Terinspirasi dari Pulau Gangga di Minahasa Utara, muncul pertanyaan mengapa orang Jakarta gemar masakan Jepang, padahal rasa dan bumbu masakan Indonesia jauh lebih kaya. Ternyata, masalahnya adalah keengganan makan ikan yang amis dan bertulang. Maka, diciptakanlah Cakalang Fufu yang sama sekali menghilangkan kesan amis dan tulang. Edukasi tentang manfaat makan ikan pun gencar dilakukan melalui TikTok dan Instagram, mulai dari manfaat bagi ibu hamil hingga anak-anak, sekaligus menginformasikan bahwa ikan laut jauh lebih baik daripada salmon yang seringkali mengandung antibiotik.

Bersantap di Abang Nelayan, Jaminan Kualitas Rasa dan Kesegaran Hidangan Laut Indonesia

Tempat makan Abang Nelayan resmi dibuka pada Desember 2024, dimulai dengan menu ikan bakar. Pembukaan dilakukan bertahap untuk menghindari lonjakan pesanan seperti yang pernah terjadi di TikTok, 1.000 pesanan tidak dapat diselesaikan. Cakalang Fufu sendiri telah berjalan selama tiga tahun sejak 2021.

Visi Abang Nelayan adalah “Menghapuskan kemiskinan di garis pesisir Indonesia.” Bukan sekadar wacana, Abang Nelayan percaya bahwa edukasi berdampak luar biasa, bukan hanya soal rasa yang enak. Edukasi yang baik dan mudah diterima gen Z, selaras dengan tren, dan kebanggaan terhadap produk lokal menjadi kunci. Pesan yang disampaikan adalah untuk membeli ikan dari nelayan kecil dan tidak menawar harga, karena kualitasnya lebih baik daripada ikan di pusat perbelanjaan.

Bersantap di Abang Nelayan, Jaminan Kualitas Rasa dan Kesegaran Hidangan Laut Indonesia

Pengalaman makan ikan di Abang Nelayan menawarkan cita rasa asli ikan, tanpa direndam bumbu sebelumnya. Pengunjung dapat mencoba dan menemukan jenis ikan favorit mereka berdasarkan rasa aslinya. Ikan best seller adalah kaci-kaci dan kerapu lodi dengan karakter rasa manis, kuat, lembut, dan berlemak. Komoditas yang dijual di Hong Kong seharga Rp 600 ribu per kilo, di Abang Nelayan dijual dalam kondisi matang (dibakar) seharga Rp 200 ribu per kilo. Ikan dibekukan langsung dari nelayan tanpa tambahan es untuk menjaga cita rasa. Disarankan untuk melakukan pre-book, meskipun pengunjung yang datang langsung tetap dilayani dengan waktu tunggu 30-50 menit, tergantung ukuran ikan, demi kualitas sajian yang optimal.

“Rasakan ikan dengan masing-masing tekstur dan karakter rasa, kalian akan jatuh cinta dengan orisinal rasa ikannya, bukan dari bumbunya,” pungkas Gadri.

Abang Nelayan Seafood Grill Restaurant

  • Alamat: Jl. Rtm No.111B, Tugu, Kec. Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat
  • Jam Buka: 11.00 – 21.00 WIB
  • Whatsapp: +62 821-1343-9182
  • Instagram: @abangnelayan
  • TikTok: @abangnelayan
  • Tersedia di Tokopedia & Shopee: Abang Nelayan

Itulah pengalaman bersantap di Abang Nelayan dengan jaminan kualitas rasa dan kesegaran hidangan laut Indonesia. Wisata Makin Seru, Koleksi Pengalaman Baru! (Wulan A./Rhadzaki)

Berbagi: