Februari Ke Manchester, Anda Akan Disuguhi Sebuah Kisah Tragedi Pilu

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Manchester United yang berdomisili di kota Manchester, hanyalah klub sepak bola di Inggris. Namun, jika Anda berkesempatan mengunjungi klub ini pada Februari, Anda akan disuguhi cara menghormati orang-orang terbaiknya.

Pada setiap Februari, United memperingati Tragedi Munich yang terjadi pada tanggal 6 Februari tahun 1958, sebuah kejadian yang sungguh memilukan dan tak akan terlupakan dalam perjalanan sejarah panjang United. Kisah sejarah pilu tersembut terpampang megah di sudut antara South dan East stand stadion Old Traffrod milik United. Plakat dimulai dengan kalimat “In memories of the official & players who lost their lives”, lalu dibawahnya tertera  nama-nama United pemain yang tewas.

Pada tanggal tersebut terjadi tragedi kecelakaan pesawat terbang yang ditumpangi para pemain dan ofisial tim Red Devils di bandara Muenchen, setelah United bertandang ke klub Red Star di Belgrade, Yugoslavia, usai menyelesaikan partai tandang perempatfinal Piala Champion. Pada pertandingan pertama di Old Trafford, Setan Merah memukul Red Star dengan skor 2-1. Lalu, pada partai kedua, giliran United dijamu Red Star di Stadion Marakana. Pertandingan kedua tim berakhir imbang 3-3 dan United berhak melaju ke semifinal.

Usai pertandingan, United pulang menuju Inggris dari Yugoslavia. Pesawat udara BEA Elizabethan yang ditumpangi para pemain dan ofisial tim United mesti transit di Munich Jerman, untuk mengisi bahan bakar. Setelah itu pesawat siap-siap kembali melesat menuju Inggris. Namun, tragedi dengan tiba-tiba menghampiri rombongan United. Setelah dua kali gagal lepas landas, pesawat seperti mendadak kehilangan kendali dan tidak bisa mencapai ketinggian ideal pada kesempatan yang ketiga.

Dengan cepat pesawat berubah arah, menukik menuju bumi dan kemudian menghantam pagar pembatas jalur landasan bandara. Badan pesawat terbelah menjadi dua bagian, satu sayap pesawat patah dan menimpa sebuah rumah yang berada tak jauh dari bandara.

“Terjadi benturan yang sangat keras. Saya melihat ke bawah dan di bawah kaki saya pesawat terbelah dua. Kami berusaha keluar dari pesawat secepat mungkin serta mencoba menolong para penumpang yang terluka,” kenang Bill Foulkes, seorang pemain United yang selamat dari kecelakaan itu.

 

Sebenarnya, kapten United Roger Byrne seperti sudah mendapat firasat jelek ketika pesawat telah dua kali gagal lepas landas. Pada saat itu pula Ray Wood, kiper United yang akhirnya selamat, secara spontan mengatakan kepada teman-temannya bahwa mereka akan mati.

Liam Whelan, bek United asal Irlandia, seorang penganut Katolik lantas menyahut bahwa kalau memang harus tewas, ia menyatakan sudah siap untuk mati. Jika jiwa Wood selamat, sebaliknya malang buat Byrne dan Whelan. Keduanya tewas, termasuk juga pemain lain:  Geoff Bent, Eddie Colman, Mark Jones, David Pegg, dan Tommy Taylor.

Gelandang legendaris United dan Inggris, Duncan Edwards meninggal setelah 15 hari dirawat di rumah sakit. Tiga tahun sebelumnya, pada tahun 1955, Edward tercatat sebagai pemain termuda Inggris yang bermain bagi tim nasional Inggris dalam usia 18 tahun 184 hari. Rekor Edward baru tumbang 43 tahun kemudian oleh Michael Owen dengan usia 18 tahun 59 hari saat bermain pertama kali di tim nasional pada tahun 1998.

Transformasi

Bersama mereka ada delapan wartawan yang tewas dalam tragedi ini. Sementara itu pemain United lainnya seperti Bobby Charlton, Matt Busby, Dennis Viollet, dan Albert Scanlon beruntung bisa selamat. “Ketika bangun, saya berada di bangsal rumah sakit bersama lima rekan. Saya heran kemana kawan-kawan lainnya, lalu saya bertanya kepada pendeta. Dia bilang, beberapa teman saya telah meninggal,” kata Scanlon yang mengalami retak di batok kepalanya.

Peristiwa tragis tak bisa hilang dari benak para pemain dan ofisial Setan Merah yang selamat. Busby pulih setelah tiga bulan mendapat perawatan di rumah sakit dan sempat berniat untuk gantung sepatu. Akan tetapi, sang istri, Jean, menganjurkannya terus berkarir. Mungkin inilah hikmahnya. Peristiwa memilukan itu ternyata menandai terjadinya transformasi United sebagai klub papan atas Eropa. Berbekal para pemain muda yang selamat dari tragedi, United lalu malah menyeruak ke jajaran elit klub-klub Eropa.

Pada tahun 1968, Busby yang telah menjadi manajer United memenangkan Piala Champion dan menjadi klub Inggris pertama yang mampu membawa trofi para juara itu ke Inggris. Pada partai final di Stadion Wembley, United menekuk Benfica dengan skor 4-1, sekaligus juga melambungkan nama jagoan baru United, George Best.

Akan tetapi atmosfer perayaan kemenangan saat itu lebih terasa sebagai peringatan atas tragedi Muenchen 1958. Setibanya di Russel Hotel, London, Busby duduk di atas sebuah meja seraya dikelilingi para pemain dan ofisial United yang selamat dari tragedi Muenchen bersama kerabat para korban yang meninggal dunia. Sang manajer Busby menyanyikan tembang It’s a Wonderful World, lagu yang pertama kali dipopulerkan legenda jazz kulit hitam, Louis Amstrong.

Hanya Charlton yang absen dalam perayaan itu. Menurut sang istri, Norma, suaminya tak tahan mengingat peristiwa di Muenchen sehingga tak bisa meninggalkan kamarnya. “Dia begitu sedih. Ia teringat teman-temannya yang tak bisa hadir di malam perayaan kemenangan ini,” kata Norma.

 

Yang pasti, dengan monumen yang terpampang itu menandakan bahwa United memiliki rasa penghormatan yang besar pada orang-orang terbaiknya

Dedi Rinaldi