TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Sejak 22 September sampai 7 Oktober 2018, kota Munich atau Muenchen kembali menggelar festival tahunan bernama Oktoberfest. Festival ini merupakan perayaan minum bir beramai-ramai dan telah menjadi tradisi penting dalam budaya Jerman sejak tahun 1810.
Festival ini identik dengan sajian bir dalam jumlah besar beserta berbagai makanan tradisional Jerman. Banyak kegembiraan lain yang ditawarkan, namun sajian bir menjadi pusat perhatian utama dalam festival ini.
Salah satu fitur khas Oktoberfest yaitu bir berwarna gelap dan kaya rasa yang disebut Mass dan disajikan dalam wadah berukuran satu liter. Tenda besar didirikan di lapangan oleh banyak pabrik bir terkenal Jerman yang menyajikannya kepada pengunjung.
Banyak pengunjung juga mengenakan pakaian tradisional Bavaria untuk lebih mendapatkan semangat Oktoberfest. Para wanita mengenakan pakaian “Dirndls” yang terdiri dari rok, celemek, dan korset ketat. Sementara itu, para pria mengenakan “Lederhosen” berupa celana pendek dari kulit yang dibuat khusus, dan biasanya dipasangkan dengan kemeja button-up.
Pembukaan festival ditandai oleh dibukanya tong bir oleh walikota Muenchen dengan mengatakan “O’zapft is!” yang berarti “telah dibuka!” dalam bahasa Bavaria.
Pusat penyelenggaraan Oktoberfest modern berada Theresienwiese atau “lapangan Therese” karena Cikal-bakal Oktoberfest berawal saat putra mahkota Ludwig, yang kemudian menjadi Raja Ludwig I menikahi Putri Therese dari Sachsen-Hildburghausen pada 12 Oktober 1810.
Penduduk Muenchen diundang untuk menghadiri pesta. Entah kebetulan, pesta pernikahan ini bertepatan dengan kegiatan mengosongkan penyimpanan bir musim semi untuk membuat bir musim gugur.
Oktoberfest pada zaman lampau sebenarnya lebih dikenal dengan perlombaan pacuan kuda, namun kini telah ditiadakan. Kendati begitu, popularitas festival ini tetap melambung. Disebut sebagai ajang terbesar di dunia dengan sekitar enam juta pengunjung setiap tahunnya.
Billy Rinaldi