Kabupaten Magelang Sampai Kepelosoknya pun Indah

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I MAGELANG – Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sampai kepelosok-pelosoknya pun indah. Jadi tidak mengherankan Magelang,  menjadi mesin penggerak pariwisata di destinasi branding Joglosemar (Jogya, Solo, dan Semarang).

Tahun ini ditargetkan bisa dikunjungi oleh 2 juta wisman. Target itu 10 persen dari target nasional pada 2020 sebesar 20 juta wisman.

“Dari 2 juta wisman tersebut, 500.000 wisman di antaranya datang ke Candi Borobudur sebagai ikon pariwisata nasional serta destinasi pariwisata super prioritas,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang Iwan Sutiarso dalam Media Gathering dengan Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) yang diselenggarakan Biro Komunikasi Publik (Komblik) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di MesaStalia Resort and Spa Magelang, 10 – 12 Juli 2019.

Bersama Karo Komblik Kemenpar Guntur Sakti,  Ketua Pesona Magelang (Pesma) Syahrudin, dan Senior Manager MesaStalia Resort and Spa Magelang Laila Purnamasari, Iwan menjelaskan, posisi Magelang yang berada di episentrum atau pusat destinasi Joglosemar sangat diuntungkan karena dikunjungi wisatawan (wisman dan wisnus) dari tiga arah; Semarang, Jogja, dan Solo.

Ketiga kota itu masing-masing didukung infrastruktur bandara internasional. “Pariwisata Magelang didukung unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) yang memadai sehingga menjadi destinasi andalan di Joglosemar,” katanya.

Untuk amenitas, kata Iwan, Kabupaten Magelang memiliki hotel berbintang, resort, serta homestay yang tersebar di 51 desa wisata termasuk di desa pinggiran komplek Borobudur.

“Pengembangan pariwisata di Magelang mengedepankan pengembangan berbasis komunitas atau ‘community based development’. Usaha pariwisata melibatkan masyarakat setempat,” katanya.

Magelang juga memiliki atraksi budaya, alam, dan buatan yang dikemas dalam wisata petualangan dan sport tourism.  Dua atraksi sport tourism yakni Borobudur Marathon dan MesaStalia Peak Challange yang setiap tahun mendatangkan banyak wisman. Borobudur Marathon bahkan telah masuk Top-10 dalam 100 Calender of Event (COE), sedangkan MesaStalia Peak Challenge memasuki tahun ke-9 yang tahun ini bernama MesaStila100.

Baca Juga: Nikmatnya Keliling Borobudur dengan Mobil Camat

“Penyelenggaraan MesaStila100 tahun ini akan berlangsung pada 4-6 Oktober 2019. Pada penyelenggaraan tahun lalu diikuti 406 peserta, 107 di antaranya dari mancanegara atau mewakili 25 negara,” kata Laila Purnamasari.

Sedangkan Karo Komblik Kemenpar Guntur Sakti mengusulkan agar Magelang menjadi destinasi pertama yang menjual experience tourism  dengan memperkuat story telling pada porfopolio bisnis pariwisatanya (culture, nature, dan manmade).

Story telling itu akan membuat wisatawan menjadi penasaran untuk datang ke Magelang. “Secara khusus Wapres Jusuf Kalla meminta kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk membuat story telling Borobubur agar lebih menarik di kalangan milenial,” kata Guntur Sakti.

Pesan dari story telling tersebut, kata Guntur Sakti, dapat disesuaikan dengan target audiensi yang akan disasar.

“Magelang yang memiliki 5 gunung, 15 candi, dan 210 daya tarik wisata petualangan tentunya menjadi ladang yang menarik untuk story telling. Wisatawan akan dibuat penasaran untuk mendapatkan pengalaman atau experience tourism ketika berkunjung ke Magelang,” kata Guntur Sakti.

Pengembangan pariwisata Magelang, menurut Ketua Pesona Magelang (Pesma) Syahrudin, sekarang ini tidak lagi tersentral ke Candi Borobudur melainkan sudah menyebar ke berbagai destinasi sehingga kini tumbuh banyak daya tarik wisata baru di antaranya wisata petualang (adventure) yang dikelola masyarakat setempat (komunitas).

Banyak produk pariwisata baru yang dikelola masyarakat antara lain Arung Jeram Sungai Elo, pemandian air hangat Candi Umbul, Ketep Pass, petualangan (tracking) Gunung Andong, dan agrowisata Kebun Kopi di sekitar MesaStila Resort and Spa Magelang.

Ismail Sidik

Berbagi: