travelounge.co | Sulawesi – Suzuki adakan bersih-bersih pantai melalui program Clean Up The World ke-12 di Pulau Bunaken, Sulawesi Utara pada 13 Juni 2024.
Melalui kegiatan ini, Suzuki berperan aktif mendukung industri maritim Indonesia dan peningkatan pariwisata bersama 120 siswa SD/SMP setempat di wilayah pantai sekitar Dermaga Bunaken.
Kegiatan bersih-bersih pantai ini berlangsung di area Dermaga Bunaken yang merupakan bagian dari Ecotourism Village dan baru saja diresmikan Presiden Republik Indonesia pada tahun 2023 lalu dengan tujuan menjadi dermaga utama untuk menyambut para turis yang datang ke Pulau Bunaken. Hingga saat ini pariwisata di Sulawesi Utara, termasuk Bunaken, kian naik daun pasca pandemi yang melanda.
Dukungan ini pun turut dibuktikan dengan hadirnya Presiden Direktur Suzuki Indonesia, beserta dengan General Manager Strategic Planning, Departemen Marine, manajemen divisi Marine dari Suzuki Motor Corporation (SMC), hingga pemilik dealer Suzuki Marine yang berasal dari seluruh Indonesia.
Menurut Aceng Ulumudin, Suzuki Marine Dept. Head PT SIS, Suzuki melihat perlu untuk turut terlibat dalam meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menjaga ekosistem perairannya, yang dapat dimulai dari kebersihan pantai.
“Besar harapan kami kebiasaan baik dan edukasi yang dibangun lewat program Clean Up The World ini dapat terus dilestarikan oleh masyarakat setempat,” Lanjutnya.
Dalam aksi sosial ini, tercatat setidaknya ada 160 orang yang berpartisipasi, mulai dari Presiden Direktur Suzuki Indonesia, beserta dengan General Manager Strategic Planning, Departemen Marine, divisi Marine dari Suzuki Motor Corporation (SMC), pemilik dealer Suzuki Marine dari seluruh Indonesia, pemerintah setempat, serta 120 siswa dari SDN 01 Bunaken dan SMPN 12 Bunaken disertai dengan guru pendamping yang turut ikut serta dalam kegiatan ini.
Sebagai sarana menuju ke lokasi, sebagian peserta berangkat bersama dari Manado Bay menggunakan kapal yang dimotori oleh mesin tempel kapal Suzuki DF115B dan DF325A.
Menariknya, salah satu dari kapal dengan mesin DF325A merupakan The Ultimate Victory yang biasanya juga digunakan untuk penyeberangan pemerintah pusat dan eksekutif yang berkunjung.
Tidak hanya aksi nyata, Suzuki juga mengedukasi masyarakat setempat tentang bahaya sampah, khususnya sampah plastik bagi laut, serta cara untuk menjaga kelestarian wilayah pantai dan perairan di Bunaken.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan sampah di pantai dengan luas 4.000 m2 selama satu jam.
Dari kegiatan ini, Suzuki mencatatkan pengumpulan sampah dari pantai dan wilayah sekitarnya lebih dari 120 Kg yang terdiri dari plastik, tali, styrofoam, botol, karet, dan banyak lagi.
Selanjutnya Suzuki mengajak masyarakat untuk menyaksikan proses sortir sampah, dimana seluruh sampah yang terkumpul dipilah menjadi dua kategori yaitu sampah kering, yang nantinya akan disortir dan diangkut ke fasilitas pengolahan di Pulau Bunaken untuk di proses pressing dan packing kemudian dibawa ke pusat pengolahan sampah Kota Manado.
Serta sampah basah yang nantinya akan dibakar di fasilitas khusus di Pulau Bunaken. Kegiatan juga diwarnai dengan donasi 100 tempat sampah berukuran 30 liter, dan ditutup dengan makan siang bersama menggunakan perkakas makan yang ramah lingkungan.
Melihat potensi ini, Suzuki berinisiatif untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat agar dapat menjaga lingkungan, khususnya untuk wilayah perairan yang mendominasi sebagian besar wilayah disana.
Suzuki berharap dapat membawa dampak positif bagi lingkungan serta menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk selalu menjaga ekosistem wilayah perairan.
“Kami berharap dapat membawa dampak baik bagi lingkungan di masa kini dan masa mendatang. Kami juga berharap semakin banyak masyarakat yang peduli dan mengerti cara untuk menjaga kelestarian alam perairan tempat tinggalnya,” tutup Aceng.
Clean Up The World merupakan program tanggung jawab sosial yang serempak dilakukan oleh Suzuki di seluruh dunia. Hingga akhir tahun 2023, program ini telah melibatkan 3,995 partisipan dari 61 negara di benua Afrika, Amerika, Asia, Eropa, dan Oceania.
Di Indonesia sendiri, program ini telah berjalan selama 11 tahun, menjangkau 12 pantai, dan ribuan masyarakat Indonesia yang berasal dari kalangan pelajar SD/SMP/SMA, guru, hingga pemerintah setempat. (Rhadzaki)