TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Kota Semarang, Jawa Tengah, dengan beragam daya tariknya menjadi destinasi wisata berkelas dunia. Karena itu Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya semakin gencar mempromosikannya.
Menpar tiba di Kawasan Kota Lama Semarang sekitar pukul 09.00 WIB dan langsung menuju Spiegel Resto & Bar untuk melakukan diskusi ringan. Menurutnya, Kota Semarang saat ini sudah memiliki banyak atraksi wisata menarik dan memiliki konsep wisata yang _Instagrammable_.
Kota Lama Semarang adalah kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan pada abad 19-20. Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt yang memiliki luas sekitar 60 hektare.
“Kota Lama adalah kawasan yang sangat _instagrammable_. Paling diburu kaum milenial. Di sini banyak sekali bangunan bersejarah,” ujarnya.
Saat yang sama, lokasi lain yang dikunjungi Menpar adalah Gedung Marba yang merupakan peninggalan kolonial Belanda. Gedung yang sudah berusia lebih dari 100 tahun ini sering dijadikan latar belakang untuk pengambilan gambar beberapa film dan iklan.
Menpar sempat melakukan promosi lewat vlog di depan Gedung Marba yang mengajak wisatawan untuk datang ke Kota Semarang. Selanjutnya, Menpar juga mengunjungi Gedung Out The Trap, bangunan kuno yang secara fisik berciri khas kan berupa tangga putar dari besi.
Kemudian, ia menuju Taman Srigunting yang menjadi _landmark_ Kota Semarang. Lokasi lain yang disinggahi Menpar adalah Gereja Blenduk. Gedung ini dibangun masyarakat Belanda pada tahun 1753. Nama blenduk merupakan julukan dari masyarakat sekitar yang artinya kubah.
Salah satu spot foto instagrammable yang tidak dilewatkan oleh Menpar adalah Pohon Akar, di mana akar pohon tersebut menempel pada bangunan tua. Terakhir, Menpar Arief Yahya melihat kerajinan di Galery UMKM.
Baca Juga: Kawasan Kota Lama Semarang, Nostalgia Tempo Doeloe
Menyadari besarnya potensi pariwisata di kawasan Kota Lama, Wakil Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti, meminta dukungan Menpar agar Kota Lama mendapatkan status “World Heritage City”.
Kawasan Kota Lama Semarang, kata Hevearita, saat ini sudah bersih dari bangunan liar dan tidak kumuh lagi. Dengan luas sekitar 60 hektare dan 117 bangunan cagar budaya, saat ini 80 persen bangunan di Kota Lama Semarang sudah direvitalisasi.
“Kami berharap Menpar bisa membantu menggelar banyak atraksi di Kota Lama sebagai dukungan. Karena kami ingin destinasi Kota Lama menjadi berkelas dunia,” kata Hevearita.
Permintaan itu disambut sangat positif Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurut Menpar, jika ingin menjadikan Kota Lama sebagai destinasi kelas dunia, maka harus menggunakan _benchmark_ profesional yang sudah berkelas dunia. Yang tak kalah penting, lanjut Menpar, perlu dibuat Integrated Tourism Masterplan.
“Buat tim, libatkan Kementerian Pariwisata, kami akan dukung untuk mendapatkan status UNESCO World Heritage,” katanya.
Yang jelas, salah satu keunikan destinasi di Semarang adalah keberadaan Lawang Sewu, gedung bersejarah yang dulunya merupakan kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada 1904 dan selesai pada 1907 yang terletak di bundaran Tugu Muda. Setelah kemerdekaan, Lawang Sewu dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI), atau sekarang dikenal dengan PT. Kereta Api Indonesia (KAI).
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu karena bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak atau ribuan, meskipun kenyataannya, jumlah pintunya tidak mencapai seribu.
Ismail Sidik