Berwisata dan Bermaraton di Minang Geopark Run

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Suka lari marathon sekaligus menikmati alam indah dan natural? Jangan ragu gabung di ajang lari Minang Geopark Run sekitar kawasan wisata Taman Bumi (Geopark) Ngarai Sianok yang akan berlangsung pada 28 Oktober 2018 mendatang. Berwisata sambil berolah raga.

Minang Geopark Run melombakan tiga kategori yaitu 5K Fun Run, 10K, dan 21K. Untuk kategori 10K dan 21K pihak penyelenggara akan memberikan hadih uang tunai, sedangkan kategori 5K Fun karena tidak ada unsur kompetisi akan adq doorprize menarik pagi peserta yang sampai di garis finish.

Ajang lari Minang Geopark Run hasil kolaborasi Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sumbar dengan Panitia Penyelenggara 100 Tahun ITB dan Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia (PTTI) serta didukung oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini mengambil rute sekitar kawasan wisata Taman Bumi (Geopark) Ngarai Sianok.

”Ya, Minang Geopark Run bisa menjadi brand pariwisata Sumbar. Brand ini kreatif, simpel, dan mudah untuk menjual pariwisata Sumbar ke mancanegara,” kata Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Industri Pariwisata Kemenpar Rizki Handayani Mustafa dalam jumpa pers Minang Geopark Run 2018 dan Seminar Nasional Pariwisata 4.0 di Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kemenpar, Minggu pagi (16/09).

Rizki Handayani Mustafa menuturkan dengan brand Minang Geopark Run akan lebih mudah mempromosikan Sumbar yang memiliki 9 geopark side kelas dunia. Sebagai perbandingan, Jepang dan China gencar membranding pariwisata mereka dengan World Heritage dan UNESCO Global Geopark (UGG).

Baca Juga: Strategi Baru Untuk Kembangkan Pariwisata Prioritas Danau Toba

“Brand Minang Geopark akan mudah kita tawarkan kepada wisman Jepang dan China. Dengan menggelar sport tourism ini akan mendatangkan banyak wisatawan, seperti halnya Sumbar yang telah 9 kali menyelenggarakan event Tour de Singkarak (TdS),” kata Rizki.

Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian mengatakan, event Minang Geopark Run menjadi ajang untuk mempromosikan pariwisata Sumbar sekaligus untuk menyosialisasikan geopark kepada masyarakat di empat kabupaten Sumbar sebagai lokasi 9 geoparkside.

“Dengan dijadikan geopark, kawasan wisata tersebut akan lestari dan memberikan manfaat melalui kegiatan kepariwisataan. Selain melestarikan geodiversity (flora dan fauna), juga budaya masyarakat setempat yang masing-masing memiliki kekhasan,” kata Oni Yulfian.

Oni Yulfian menjelaskan, dari 9 geoparkside (Ngarai Sianok, Lembah Harau, Danau Maninjau, Kars Tarusan Kamang, Danau Singkarak, Bekas Tambang Sawahlunto, Danau Kembar, Batu Kapal Solok Selatan, Silokek, dan Mentawai) tersebut, Tim Ahli Geopark UNESCO telah melakukan penelitian mendalam ke lokasi koridor Geopark Lembah Harau yang meliputi Danau Maninjau, Karst Tarusan Kamang, Danau Singkarak hingga Ngarai Sianok di perbatasan Kota Bukittinggi dan Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam.

“Tim ahli UNESCO telah datang ke sana pada Desember 2017. Kita akan terus dorong agar Sumbar memiliki UNESCO Global Geopark (UGG). Untuk menjadi UGG peran Pemda dan masyarakat sangat besar karena menjadi salah satu komponen terpenting dalam penilaian menjadi UGG,” kata Oni Yulfian.

Ismail Sidik

Berbagi: