Mistisisme Dalam Pertunjukan Seni Tradisional

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Indonesia punya karakteristik tersendiri dalam khasanah seni dan budaya. Karena itu tidak bisa dipungkiri banyak kesenian tradisional yang sangat menarik dan atraktif  di Indonesia.

Negeri ini memang kaya dengan beragam seni dan budaya, yang sejatinya  diajarkan secara turun-temurun dari zaman dahulu. Kerennya hingga saat ini warisan bangsa yang tinggi mutunya itu sebagian masih ada dan bisa ditampilkan dalam berbagai event. Kesenian  itu memiliki khasnya tersendiri karena melekat pada budaya dan adat istiadat yang dijalankan oleh masyarakatnya.

Dari ribuan pertunjukan kesenian yang ada di Indonesia, terselip keunikan tersendiri, yakni kesenian yang ber aura mistis yang sangat kuat dan belum tentu ada di negara lain.

Benarkah hal ini ada kaitannya dengan animisme dan dinamisme Nusantara masa lalu? Tapi bukankah banyak juga seni tradisi yang juga lekat dengan spiritualitas Islam yang berkembang bagus di Indonedia?

Kuda Lumping yang juga di kenal dengan sebutan Jathilan atau Jaran Kepang merupakan kesenian daerah yang hampir ada di semua wilayah Jawa dan Bali, meski dengan nama yang berbeda-beda.

Kesenian berupa sendratari ini biasa dimainkan oleh sedikit atau banyak orang. Ciri khasnya  tarian ini  menggunakan kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu. Kostum pun berwarna mencolok

Konon menurut sejarah yang ada,  tarian ini merupakan tarian yang terinfirasi oleh kehidupan orang pada zaman dulu yang sehari-harinya biasa di isi dengan berburu dan bercocok tanam. Karena itu dulunya tari Kuda Lumping, Jaran kepang atau Ebeg Janthuran sering kali di pentaskan di area persawahan saat akan dimulainya masa taman maupun saat akan memanen hasil sawah.

Gerakan tari yang lumayan bertenaga dengan hentakan kaki yang kuat dari para penari Kuda Lumping konon dapat menyuburkan tanah, sekaligus menakut-nakuti binatang liar seperti babi hutan untuk mendekati area persawahan.

Anehnya,  di tengah tarian dan iringan gamelan inilah biasanya para penari Kuda Lumping mengalami trance (kesurupan) dan mulai meminta berbagai macam hal aneh untuk dimakan.

Hal-hal aneh tersebut biasanya berupa jajanan, dedaunan, tebu, bara api, barang pecah belah, bedak, lisong, rokok kretek hingga ayam yang masih hidup.

Saat kerasukan  tubuh dari para penari Kuda lumping atau Ebeg Janturan dipercaya telah dirasuki oleh roh para prajurit kuno ataupun makhluk penunggu wilayah sekitar di adakannya tarian Kuda Lumping.

Tapi mereka tidak bereaksi sendiri. Biasanya juga ada seorang ‘Pawang’ khusus yang tugasnya menjaga agar orang yang kesurupan tak lepas kendali sekaligus menyadarkan mereka saat Roh yang merasuki mereka telah puas memakan sesajen.

Pawang ini sendiri biasanya orang yang di tuakan dalam sebuah paguyuban penari Kuda Lumping sekaligus seseorang yang paham akan ilmu Kejawen. Karena itulah, kesenian Kuda Lumping, Kuda Kepang,  Ebeg Janturan  sering diidentikan dengan Mistik.

Ismail Sidik

Berbagi: