TRAVELOUNGE.CO I SOLO – Off road di lereng Barat Gunung Lawu Jawa Tengah menyajikan sensasi tersendiri. Selain melintasi kesejukan hutan di ketinggian sekitar 1400 Dpl (di atas permukaan laut), pada sepanjang perjalanan juga tersaji sejarah peradaban kuno, eksotisme alam dari gunung yang telah tertidur lama, hingga terbang dengan menggunakan Paralayang yang memicu adrenalin.
Harus diakui kemasan off road ini cukup mengesankan. Perjalanan dimulai dari perkebunan teh di daerah kemuning yang berada di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Tak lama, sejarah peradaban kuno langsung tersaji berupa dua komplek candi dari masa akhir Majapahit yaitu Candi Sukuh dan Candi Cetho.
Candi Sukuh dianggap kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan penggambaran alat-alat kelamin manusia secara eksplisit pada beberapa figurnya. Sedangkan Candi Cetho dengan struktur yang berteras-teras membuatnya mirip dengan bangunan suku kuno di Amerika Selatan, yaitu suku Maya. Menurut wikipedia, struktur Candi Cetho dianggap sebagai kultur asli peradaban nusantara dengan Hinduisme. Sebelum memasuki komplek Candi, Anda diharuskan memakai kain bercorak kotak-kotak, mirip jika Anda memasuki puri-puri di Pulau Bali.
Setelah menayaksikan peradaban kuno, rute off pun memasuki pesona alami Taman Hutan Raya (Tahura) KGPAA Mangkunegoro I. Jalan yang bergelombang, terjal dan berliku ditambah pemandangan alam dari ketinggian lereng Barat Gunung Lawu menciptakan kenikmatan tersendiri. Namun, rute off road tidak hanya melintasi hutan saja, melainkan pula jalan datar melewati desa-desa yang berada di lereng Barat Gunung Lawu tersebut.
Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Status gunung ini merupakan gunung api yang tertidur. Diperkirakan, Lawu terakhir beraktifitas pada tahun 1885. Jadi, Lawu sudah sekali beristirahat, dan hal tersebut terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Pada lereng Lawu ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, seperti Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan.
Pada rute terakhir off road, Anda akan diajak berpetualang memicu adrenalin terbang dengan menggunakan Paralayang dari puncak Segoro Gunung, yang juga merupakan kawasan latihan Paralayang TNI angkatan udara. Dengan harga sekali terbang yang cukup terjangkau, Anda akan menikmati keindahan dari ketinggian.
Seorang wisatawan, Bobby Dharmawan mengatakan wisata di Ngargoyoso belum terlalu banyak di kenal, padahal menjanjikan pesona tersendiri. “Semoga ke depannya pengelolaan semakin baik dan semakin profesional, sehingga banyak dikenal masyarakat luas, karena pesona wisatan disini cukup memikat,” katanya.
Sementara itu, Gordon sang pengelola off road mengatakan bahwa dalam empat tahun terakhir wisata di wilayahnya mulai ramai dikunjungi wisatawan. Salah satu pemikatnya ialah adanya transportasi off road. Gordon memberlakukan fleksibilitas demi melayani dan memuaskan wisatawan, seperti durasi serta jarak tempus off road dia buat beragam. Ada tingkatan durasi dan jarak tempuh pendek, sedang, sampai jauh.
D. Rinaldi