TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Agar Indonesia memiliki Master Assessor dan Auditor yang berkualitas, baik dalam segi pengetahuan maupun skill pariwisata yang berkelanjutan. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggandeng Global Sustainable Tourism Council (GSTC) dalam menggelar pelatihan master asesor dan auditor dalam program sertifikasi pariwisata berkelanjutan.
Master Assessor and Auditor Training Program for Sustainable Tourism Certification berlangsung di Mandarin Oriental pada 19-22 Februari 2019. Hadir dalam kegiatan tersebut Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani sekaligus membuka kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini. Sebagai pelatih (trainer) dalam kegiatan ini yaitu dua orang trainer internasional yakni Randy Durband (CEO GSTC) dan Mihee Kang (Director Asia-Pasifik GSTC).
Menurut Ni Wayan Giri Adnyani, penyelenggaraan kegiatan ini dimaksudkan agar Indonesia memiliki master assessor dan auditor yang berkualitas baik dalam segi pengetahuan maupun skill pariwisata yang berkelanjutan.
“Kunci sukses dari traning ini adalah para peserta dapat memahami dan menguasai standar yang ditetapkan GSTC. Fengan begitu mereka mampu mengimplementasikannya dalam melakukan assessment dan audit destinasi pariwisata berkelanjutan, termasuk dalam hal tren milenial dan ekonomi digital pariwisata,” kata Ni Wayan Giri Adnyani.
Sejatinya keseriusan Indonesia dalam menerapkan pembangunan pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism for development (STDev) telah diakui dunia. Hal ini telah dibuktikan Indonesia, salah satunya dengan mengembangkan 5 observatorium pariwisata berkalanjutan atau Sustainable Tourism Observatory (STO) yang tersebar di 5 destinasi pariwisata di Tanah Air yang telah terdaftar dan diakui oleh Badan Pariwisata Dunia UNWTO (United Nations World Tourism Organizition). Kelima STO itu merupakan bagian dari 24 STO di seluruh dunia yang telah diakui UNWTO.
Baca Juga: Upaya Agar Candi Borobudur Makin Diminati Wisatawan Milenial
Sementara itu dalam melakukan pemantauan terhadap 5 STO tersebut, Kemenpar bekerja sama dengan 5 universitas yakni UGM, ITB, Udayana, Unram, dan USU yang ditunjuk sebagai Monitoring Centre for Sustainable Tourism Observatory (MCSTO). Kelima perguruan tinggi ini masing-masing memonitor satu observatorium yaitu STO Sleman dimonitor oleh UGM, Pangandaran oleh ITB, Sanur oleh Udayana, Lombok oleh Unram, dan Toba oleh USU.
Kegiatan Master Assessor and Auditor Training Program for Sustainable Tourism Certification kali ini diikuti para peserta dengan melibatkan dewan juri ajang Indonesia Sustainabale Tourism Award (ISTA) 2017 dan 2018, beberapa asesor, perwakilan Monitoring Centre for Sustainable Tourism Observatory (MCSTO), akademisi, dan perwakilan PTPN.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan Program ST Dev ini dilakukan untuk memastikan keseimbangan antara nilai konservasi dan kesejahteraan bagi masyarakat. Semakin dilestarikan semakin sejahtera, tuturnya
Ismail Sidik