TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Tahu tidak, traveler? Para penyelam Seaword Ancol memberi makan ikan Hiu secara langsung tanpa menggunakan kerangka pengaman. Ini terlihat saat SeaWorld Ancol merilis atraksi terbarunya yang bertajuk Live Feeding Shark: Face to Face. Dalam pertunjukan ini, pengunjung bisa melihat langsung aksi penyelam profesional Ancol dalam memberi makan ikan hiu di dalam akuarium.
Saat itu, para penyelam memasuki akuarium sambil membawa tongkat kecil dan ember yang berisi ikan segar sebanyak 5-7 kilogram untuk para hiu. Ada tiga jenis ikan hiu yang ditampilkan SeaWorld Ancol dalam Live Feeding Shark: Face to Face, yaitu Hiu Kepala Martil (hammerhead shark) yang menempati urutan keganasan nomor enam di dunia, disusul Hiu Sirip Hitam (blacktip reef shark) di posisi 26, dan Hiu Buto (giant nurse shark) urutan ke-32.
Serunya lagi, ikan hiu ini juga akan ditemani oleh ikan pari barongsai dan ditempatkan dalam sebuah akuarium yang diberi nama Shark Quarium. Ada 25 ekor hiu di dalam akuarium yang berisi 900 meter kubik air tersebut. Uniknya, ikan pari ditempatkan dalam akuarium ini, karena merupakan hasil evolusi tak sempurna ikan hiu yang berubah menjadi ikan pari.
Live Feeding Shark: Face to Face diklaim Ancol sebagai atraksi wisata pemberian makan hiu tanpa kandang atau pembatas pertama di Indonesia.
“Boleh jadi ini pertama kali di Indonesia bahkan di dunia, yang memberi makan hiu tanpa kandang. Bahkan penggunaan sharksuitnya pun hanya satu di Indonesia dan kedua di dunia setelah Florida, Amerika,” kata VP Seaworld & Ocean Dream Samudera, Rika Sudranto, saat konferensi pers Live Feeding Shark: Face to Face di SeaWorld Ancol, Rabu (2/10).
Untuk bisa memberi makan ikan hiu ganas ini, penyelam SeaWorld Ancol akan mengenakan pakaian spesial bernama sharksuit. Sharksuit adalah pakaian khusus seberat 15 kilogram yang terbuat jadi jalinan stainless steel.
Pakaian ini akan dikenakan mulai dari kepala, badan, telapak tangan, hingga menutupi seluruh bagian kaki penyelam agar aman. Saking spesialnya kostum ini, untuk mengenakannya saja pun membutuhkan waktu hingga kurang lebih 20 menit. Sharksuit tersebut juga diakui SeaWorld Ancol sebagai kostum spesial pertama di Indonesia.
“Sharksuit yang dikenakan penyelam adalah pakaian hasil inovasi SeaWorld Ancol. Pakaian seperti ini baru ada dua di dunia, yang pertama di Amerika Serikat, tepatnya di Florida. Sharksuit di Amerika biasanya dikenakan untuk penelitian, tapi kalau di Indonesia, kita menggunakannya sebagai proteksi bagi penyelam ketika melakukan exhibition,” jelas Rika Sudranto lagi.
Baca Juga: Kini Ada Bus Rute Blok M-Taman Safari dari Bigbird
Meski jadi kostum pertama dan satu-satunya di Indonesia, soal keamanannya jangan diragukan lagi. Salah seorang penyelam yang bertugas untuk memberi makan hiu dalam acara peluncuran Live Feeding Shark: Face to Face perdana tersebut bahkan merasa beruntung bisa mengenakan pakaian ini.
“Asalkan SOP dijaga, hal-hal yang enggak diinginkan bisa diminimalisir. Sebenarnya tadi tergigit (ibu jarinya), tapi untungnya karena ada sharksuit jadi rasanya cuma kayak kejepit pintu,” kata penyelam SeaWorld Ancol yang memberi makan ikan hiu, dalam acara rilis perdana Live Feeding Shark: Face to Face.
Hadirnya acara ini diakui Rika Sudranto sebagai cara Ancol, khususnya SeaWorld, untuk mengedukasi para pengunjung bahwa hiu sebenarnya tak sepenuhnya ganas. Ikan-ikan ini bisa saja menunjukkan tindakan bersahabat dengan manusia asalkan tidak terprovokasi.
Edukasinya adalah kita bukan menghadap-hadapkan manusia dengan hiu, tapi ingin memberikan pelajaran bagi pengunjung bahwa di antara 470 spesies yang diketahui dan lebih dari 500 jenis hiu di dunia, hanya ada 32 saja yang ganas. Di antara 32 jenis tersebut hanya ada empat jenis saja yang pernah dilaporkan melakukan penyerangan terhadap manusia,” ujar Rika.
Ia juga menambahkan bahwa dengan membawa tagline “Are They the Danger or Are We?” SeaWorld Ancol ingin mengajak para pengunjung untuk memahami ikan hiu dan habitat hidupnya. Apa alasan hiu menyerang manusia dan mengapa mereka mesti dilestarikan.
“Alasan pertama (hiu menyerang manusia) adalah karena orang surfing dan mereka mengira manusia sebagai singa laut. Alasan kedua, siripnya sering dianggap sebagai makanan favorit yang mahal harganya, jadi sering diburu, padahal hiu adalah salah satu predator teratas dalam keseimbangan ekosistem,” tambahnya lagi.
Ismail Sidik