TRAVELOUNGE.CO I BALI – Meski Gunung Agung erupsi, Pulau Dewata kondusif dan tetap asik dikunjungi. “Silakan ke Bali! Suasana Bali oke. Teman-teman netizen juga silakan memposting suasana terkini di Bali. Silakan capture di Kuta, Nusa Dua, Seminyak, Sanur, Ubud, Uluwatu, Nusa Penida, Tanah Lot, dan spot destinasi lain yang tetap ramai dan asyik,” imbau Menpar Arief Yahya.
Aktivitas Gunung Agung Bali memang “on” lagi, hari ini, 03 Juli 2018 pukul 09:28 WITA, dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 3 menit 38 detik. Status Gunung Agung masih di Level III (Siaga). “Saya memperoleh laporan dari tim Crisis Center, Bali Tourism Hospitality, dan sampai sekarang suasananya kondusif,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Suasana seperti ini, kata Menpar Arief Yahya, sebagai yang biasa dan pernah terjadi. Erupsi pertama, 27 September 2017 lalu juga sempat heboh, tetapi suasana di Bali sendiri kondusif dan nyaman-nyaman saja.
“Situasi on – off seperti ini memang kadang menyulitkan. Tetapi ya beginilah nature dan culturenya Gunung Agung, seperti Bali ini. Tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat dan pasti, kapan akan terjadi erupsi” ungkapnya.
Baca Juga: Meriahkan Asian Games 2018, Hari Belanja Diskon Indonesia Digelar
Yang bisa dilakukan adalah antisipasi yang sudah disiapkan industri dan government. “Semoga tetap asyik, nyaman dan keren!” ujarnya.
Namun, Menpar Arief tetap meminta masyarakat mematuhi rekomendasi yang sudah diumumkan. Misalnya, mereka yang bermukim di sekitar Gunung Agung, para pendaki dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di zona radius 4 km dari puncak kawah.
Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung juga perlu berjaga dan waspada. Lokasi atau kawasan berbahaya itu lokasinya jauh dari destinasi-destinasi di Bali. Jauh dari Kuta, Sanur, Nusa Dua, Nusa Penida, Tanah Lot, Uluwatu, dan sebagainya.
Sejatinya yang paling terganggu adalah penerbangan, atau airlines. Karena sebaran debu vulkanik itu naik ke udara dan berpotensi mengganggu pesawat. Kalau di darat maupun di laut, tidak banyak terpengaruh. “Karena itu suasananya kondusif,” ungkap Menpar Arief.
Bandar Udara Notohadinegoro Jember dan Banyuwangi juga ditutup sebagai dampak aktivitas Gunung Agung. Sesuai NOTAM C7023/18 Bandara Jember ditutup sampai tanggal 03 Juli 2018 Pukul 10.00 WIB. Sedangkan Bandara Banyuwangi ditutup sampai dengan Tanggal 03 Juli 2018 pukul 09.00 WIB sesuai NOTAM C7021/18.
Ismail Sidik