Puluhan Ribu Armada Bluebird Ada di Tangan Perempuan Ini

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April merupakan hari untuk memperingati dan menghormati perjuangan RA Kartini dalam mewujudkan kesetaraan kesempatan antara laki-laki dan perempuan di era modern. Secara khusus terutama dalam bidang pendidikan dan secara umum kesetaraan gender di semua bidang. 

Perjuangan Kartini memegang peranan penting terhadap kesetaraan gender, oleh karena itu Kartini dikenal sebagai role model dari banyak perempuan-perempuan hebat Indonesia. Banyak sekali perempuan-perempuan hebat Indonesia yang menjadikan Kartini sebagai inspirasi dalam menjalani karier maupun berkarya sehingga mampu memberikan manfaat kepada khalayak luas. Salah satunya Bintarti A. Yulianto, selaku Vice President Teknik PT Blue Bird Tbk.

Dengan posisinya saat ini, Bintarti membawahi ribuan karyawan di Divisi Perawatan Bluebird serta memegang tanggung jawab penuh terhadap kesiapan armada Bluebird Group dalam melayani masyarakat. Kesiapan armada mulai dari pengecatan sesuai identitas perusahaan, pemasangan atribut, hingga sistem service/maintenance merupakan tanggung jawab dari Bintarti guna memastikan kenyamanan dan keamanan para pelanggan setia dari titik penjemputan hingga titik pengantaran.

Saat ditemui, Bintarti bercerita mengenai awal dari perjalanan kariernya, termasuk latar belakang pendidikannya. Waktu itu ketika memilih jalur pendidikan, teknologi nuklir menjadi ilmu yang menarik perhatian. Sekalipun mengesankan hal yang berbahaya, namun ilmu nuklir memiliki potensi manfaat yang sangat banyak bagi kesejahteraan masyarakat. Itulah mengapa saat itu ia memutuskan untuk mengambil studi jurusan Teknik Nuklir di Universitas Gadjah Mada.

Namun, kebijaksanaan pemerintah saat itu untuk menunda pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai pemanfaatan nuklir untuk kesejahteraan masyarakat, mendorong Bintarti untuk mencari tantangan baru. Kebetulan, saat itu, Bluebird sedang mencari tenaga-tenaga baru karena pengembangan usaha yang dilakukannya. Maka bergabunglah Bintarti dengan Bluebird -tempat tugas baru- yang kemudian menunjukkan sosoknya.

Dengan latar belakang pendidikan di bidang teknik, Bintarti sebetulnya mendapatkan tugas berkaitan dengan aspek teknik pula, dan harus menangani perawatan armada taksi dan kendaraan Bluebird Group yang puluhan ribu jumlahnya.

Dunia teknik dan berkutat dengan penanganan perawatan kendaraan yang mencapai puluhan ribu dan ribuan kolega yang semuanya pria – otomatis menjadikan Bintarti tenggelam dalam “dunia pria” yang harus dikelola di mana ia kini menjadi komandannya.

Dalam layanan transportasi (darat), orang akan cenderung menilai kualitas layanan dari pengemudi dan kendaraannya. Hal yang tidak salah karena hal tersebut yang langsung dapat dirasakan oleh pengguna. Namun, dengan kendaraan yang mencapai puluhan ribu unit, salah satu faktor terpenting dari layanan Bluebird sesungguhnya berawal dari program perawatan kendaraan yang dilakukan, sehingga seluruh kendaraan berada dalam keadaan prima, selalu siap dioperasikan; aman dan nyaman melayani penumpang dan pelanggan.

“Salah satu “kunci” keunggulan perawatan kendaraan Bluebird adalah karena Bluebird melakukan program “preventive maintenance“. Perawatan yang sifatnya mengidentifikasi kemungkinan kerusakan/masalah yang akan timbul. Semua kendaraan memiliki jadwal perawatan sebelum menghadapi permasalahan,” ungkap Bintarti ketika ditanyakan bagaimana seluruh kendaraan dapat selalu siap untuk dioperasikan.

BACA JUGA: Adanya Relaksasi PPnBM, Penjualan Honda Meroket Tajam

Dan inilah sebetulnya yang menggambarkan kehebatan Bintarti, bagaimana ia – sebagai sosok wanita – mengordinasikan pengelolaan perawatan puluhan ribu kendaraan secara terjadwal, yang  sangat memerlukan kedisiplinan, sistem yang handal, dan tentu saja kualitas kepemimpinan yang kuat dalam lingkungan kerja yang notabene semuanya pria.

“Saya merasa enjoy saja bekerja dengan rekan-rekan teknik yang seluruhnya pria, karena dari saat kuliah pun, teman saya kebanyakan juga pria. Dan sebetulnya, masalahnya bukan terletak pada wanita atau pria, dalam dunia kerja ataupun dalam kegiatan yang lain, kunci utama adalah perlunya kita memiliki “mindset” yang sama. Apabila (telah) ada kesamaan pemahaman, etos kerja, saling memahami the do’s and the don’ts; rekan laki atau wanita pada dasarnya sama,” kata Bintarti menjelaskan.

Bahkan, dalam beberapa hal, Bintarti justru merasakan aspek positif dapat menyampaikan sesuatu hal atau pemikiran secara lebih direct, straight to the point, terbuka kepada rekan kerja pria yang sangat mendukung dan sesuai budaya dan tuntutan kerja yang ada. Terlebih lagi, seluruh aspek kehidupan – termasuk bisnis dan industri – saat ini mengalami perubahan yang sangat cepat, sehingga mereka yang tidak melakukan perubahan akan menjadi dinosaurus dan tidak relevan. Bagi Bintarti, tantangan utama ke depan adalah perubahan-perubahan yang bersifat “quantum leap“, sehingga kita tidak bisa hanya mempersiapkan diri terhadap perubahan-perubahan linier yang biasa, namun harus siap membuat lompatan agar mampu bertahan.

“Saat ini misalnya, industri transportasi sedang fokus terhadap kesiapan mobil listrik, namun mungkin dalam sepuluh tahun ke depan, tidak menutup kemungkinan akan hadirnya teknologi mobil yang baru, yang menjadikan apa yang kita siapkan saat ini menjadi obselete. Oleh karena itu, kita harus tetap bergerak maju dan tanpa henti untuk terus menghadirkan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar maupun konsumen,” imbuhnya.

Bintarti juga menambahkan bahwa ia merasa beruntung karena dalam perjalanan awal kariernya di Bluebird berkesempatan untuk bertemu dan berinteraksi dengan pendiri Bluebird yaitu Ibu Mutiara Fatimah Djokosoetono yang telah menanamkan nilai-nilai dan sikap untuk mandiri. “Saya tidak akan pernah lupa, bagaimana Ibu Mutiara menanamkan rasa memiliki dan motivasi dengan memberikan perhatian-perhatian kecil, tantangan dan juga kepercayaan. Hal ini yang menjadi pedoman serta nilai-nilai yang saya selalu terapkan baik di lingkungan kerja maupun di keluarga,” ujar Bintarti.

Pengalaman serta pelajaran hidup yang diperoleh selama ini telah menjadikan Bintarti sebagai salah satu perempuan Indonesia yang sukses di bidang karier, bahkan di industri yang selama ini dikenal lekat dengan laki-laki. “Sikap mandiri dan terus tangguh menjadi faktor kunci di dalam langkah emansipasi perempuan. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam berbakti terhadap negara dan memberikan manfaat kepada khalayak luas. Kepada setiap perempuan Indonesia, teruskan perjuangan dalam menciptakan karya bagi keluarga dan bangsa. Semangat!” tutup Bintarti.

(Ismail Sidik)

Berbagi: