Resto Rindu Alam Puncak, Tetap di Rindu di Ujung Waktu (2)

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Resto boleh saja berserak di seantero Puncak dan sekitarnya. Tapi yang melegenda cuma Rindu Alam. Boleh dibilang,  kalau bicara Puncak, ya ngomong Rindu Alam. Kalau kita melintasi jalur Puncak memang kurang afdol kalau tidak menyambanginya. Baik untuk mancicipi kulinernya atau sekedar berswafoto.

Maklum, Rindu Alam adalah rumah makan yang bertengger di Puncak Pass dengan view panorama kebun teh dan bukit yang menghijau. Pemandangannya keren habis. Tidak mengherankan kalau dua Presiden RI, yaitu Megawati dan SBY singgah untuk makan siang di restoran ini.

Meski kabar penutupan Rumah Makan Rindu Alam oleh Pemda Bogor sudah merebak luas, tidak berarti hal itu mengurangi animo orang untuk menyambangi resto jadul Rindu Alam. Rumah makan legendaris ini ternyata malah ramai dikunjungi pelanggannya.

Dari pengamatan Travelounge, Sabtu dan Minggu adalah puncak kunjungan  di rumah makan yang  memang kondang dengan view hamparan kebun teh dan bukit hijau yang memesona ini. Tidak hanya pagi dan petang, malam hari pun rumah makan  ini disesaki pengunjung.

“Susah mendapatkan rumah makan dengan panorama dan kesejukan alami seperti disini. Apalagi saat kabut turun. Gak ada duanya,” jelas David, salah seorang pengunjung yang mengaku sudah sejak 10 lalu jadi pelanggan Rindu Alam.

Tapi sejatinya rumah makan Rindu Alam memang berdiri di  lahan milik Pemprov Jawa Barat. Sewa pakai lahan itu sampai tahun 2020. Tapi berdasarkan putusan Pengadilan Negeri (PN) Bandung, rumah makan Rindu Alam harus sudah kosong sejak tanggal 30 November 2017 lantaran masa perizinannya sudah habis dan tidak diperpanjang.

Baca Juga: Ada Nangka Menggelitik Perut di Bogor

Namun, keputusan itu  tak memengaruhi manajemen dan karyawan. Operasional rumah makan tetap berlanjut untuk melayani pengunjung. “Restoran tetap ramai. Tidak terperanguh. Terutama pas  makan siang,” tandas Djoni, karyawan senior yang sudah bekerja sejak awal rumah makan ini didirikan.

Dari obrolan sepintas, beberapa pengunjung menyayangkan  bila  Rindu Alam di tutup, sebagaimana yang dicetuskan Faridha,”Jangan sampai tutuplah. Soalnya sudah melegenda. Sayanglah.”

Setali tiga uang. Karyawan pun tak ingin  tempat kerja mereka yang sudah berpuluh-puluh tahun itu sampai ditutup. “Mudah-mudahan pemerintah daerah ingat sejarah Rindu Alam. Ini kan sudah jadi ikon Jawa Barat. Orang tahunya Puncak ya Rindu Alam,” ungkap Jhoni.

Tapi memang tidak bisa dipungkiri kalau keberadaan dan penataan Rindu Alam merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Rencananya, lahan yang ditempati Rindu Alam akan dilebarkan dan dijadikan ruang terbuka hijau.

“Semoga  Pak Jokowi mampir ke Rindu Alam. Jadi tempat ini tidak digusur,” cetus Jhoni.

Bila Rindu Alam benar benar tergusur, lalu kemana rindu pada alam  ini berbiduk? (ISS)

Berbagi: