TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Wisata bahari “Sail to Krakatau” 2018 boleh dibilang merupakan ide cemerlang dalam mengekpolitasi kekayaan alam Banten dan khususnya Cilegon, dimana nama Krakatau telah melegenda sebagai fenomena besar mengenai alam di dunia. Untuk semakin dikenal, pergelaran ini rasanya butuh dukungan maksimal dari berbagai pihak.
Pada faktanya, event Sail to Krakatau yang sudah diselenggarakan sejak 2016 ini merupakan kegiatan non-APBD yang pengelolaanya diserahkan kepada pihak swasta, kendati pemerintah Kota Cilegon mendukung penuh penyelenggaraan event wisata bahari ini. Namun, tanpa dukungan lebih besar lagi rasanya event ini akan berjalan di tempat bahkan terancam tutup buku.
Baca Juga: Melongok Keangkuhan Fenomena Alam Dunia Bersama Sail to Krakatau 2018
Seperti dikatakan Ketua Penyelenggaran “Sail to Krakatau” 2018 Ahmad Asrori bahwa jumlah peserta pada tahun ini menurun ketimbang tahun 2017. Padahal, pada tahun lalu Menteri Pariwisata Arief Yahya pernah mengatakan harapannya agar Sail to Krakatau bisa “meledak” dan heboh pada pergelaran berikutnya.
Dalam hal ini, tidak bisa ditunda lagi peran pemerintah baik pusat maupun daerah sangat dibutuhkan. Selain melakukan evaluasi, maka kebutuhan lainnya ialah ikut berperan aktif, misalnya mengajak investor dari sisi pendanaan untuk masuk mensukseskan acara ini.
Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cilegon. H. Tb. Heri Mardiana mengatakan akan melakukan evaluasi dengan harapan event ini tetap ada untuk menarik wisatawan mengenal lebih jauh wisata Banten. Sedangkan, Kadis Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati mengatakan akan melakukan upaya lebih maksimal dari sisi promosi, termasuk bekerjasama dengan media maupun media sosial.
“Karena kami ingin menjadikan Banten sebagai “Bali baru”. Untuk itu, kami akan berjuang untuk menambah daftar destinasi Banten dalam 100 Wonderful Indonesia. Sejauh ini baru dua yang masuk daftar tersebut yaitu Saba Badui dan Tanjung Lesung. Tapi saya berharap bukan hanya dinas pariwisata yang melakukan promosi pariwisata Banten, melainkan peran semua unsur, dimana setiap orang bisa menjadi duta wisata bagi daerahnya,” kata Eneng.
Jika pemerintah daerah telah menyatakan tekadnya untuk berperan secara maksimal, maka giliran Kemenpar diharapkan ikut memuluskan niat tersebut.
Didiek Kuskardi