TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Seorang kawan bertutur dengan penuh suka cita tentang nikmatnya mengunyah Sate Domba dan Daging Bakar Domba Maroko. Menurutnya, itu karena dagingnya lebih lembut, tekstur halus dan tidak berbau prengus. Yang penting dari semua itu, jauh pula dari penumpukan kolesterol.
Sate domba? Lazimnya sate, ya kambing kan? Penasaran dengan ceritanya itu, saya pun menyambangi Waroeng Ma’Kita yang menjaja sate domba dan daging bakar domba Maroko. Restoran ini terletak di Jl.KH.Abdulah Syafi’i, Tebet, Jakarta Selatan.
Waroeng Ma’Kita tidak terlalu luas. Tapi cukuplah buat makan siang dengan grup atau keluarga. Interior juga tidak berkesan mewah. Beberapa ornamen dan foto kendaraan jadul menyandar di dinding. Waroeng ini menawarkan berbagai jenis makanan, dengan menu sajian Indonesian Food, masakan nusantara termasuk makanan khas Maroko.
Saya pun langsung memesan sate domba dan daging bakar domba Maroko yang asik dibincangkan itu. Tidak berapa lama menu yang saya pesan pun tiba. Menu pilihan favorite di warung ini. Aromanya sungguh mengguncang rasa.
Aroma kian menebal kala alumunium foil pembungkus daging domba Maroko dibuka. Beberapa potong daging yang agak kecoklatan menyembul dengan potongan kentang dan bawang bombay. Aroma rempah rempah sungguh menggoda rasa untuk segera mencicipinya. Terbayang sudah kenikmatan itu.
“Daging Domba Maroko yang kami pergunakan sangat fresh karena menggunakan domba yang baru di potong. Kami tidak menggunakan yang frozen. Untuk menjaga kelembutan dan rasa,” jelas Nova, Manajer Waroeng Ma’Kita sambil menebar senyum manisnya. Untuk menjaga kualitas rasa, menurutnya, semua bahan yang dipergunakan dari kualitas terbaik termasuk kaldu sapi, minyak zaitun, lada hitam dan chili powder.
Baca Juga: Menikmati Chinese Halal Food di Yan Palace Chinese Restaurant, Hotel Santika Premiere
Daging Bakar Domba Maroko disajikan dengan “Melted cheese” hingga dapat menambah selera makan. “Sajian melted cheese mampu menggugah rasa untuk menyantap. Selain itu kehangatan dan senyum ramah juga menjadi ciri khas kami kepada konsumen agar menambah kenyamanan mereka selama bersantap di tempat kami,” ujar manajer cantik ini.
Sejatinya penjual sate domba dan daging bakar domba memang tak sebanyak pedagang sate kambing. Namun, sate domba memiliki karakteristik tersendiri di hati penggemarnya.
Proses memasak daging domba Maroko dan sate domba memang agak beda dan memerlukan waktu agak lama. Di Ma’Kita, daging domba direbus dengan beberapa bahan rempah rempah. Untuk sate domba, lepas perebusan baru dipotong menjadi bagian kecil dan dipanggang sambil terus dibolak-balik. Sesekali api sedang yang mulai menjilat daging disiram air agar daging tak hangus. Lemak yang mencair dibuang, lalu daging dipotong-potong kecil dan dibakar lagi hingga matang dan tak berlemak.
Untuk domba Maroko, setelah 70-80% dalam perebusan matang, daging dipindahkan ke panci besar dan dipanaskan selama 20 menit sampai satu jam. Lemak yang mencair dibuang. Tapi belum selesai, daging domba kemudian dibungkus alumunium foil dan dicampur dengan bumbu seperti garam, kaldu blok, dan bawang Bombay, lalu dimasukkan ke panci kecil.
Pancipun dipanaskan agar bumbu meresap ke daging. Barulah daging dihidangkan dengan sepotong kentang rebus dan potongan bawang bombay. Yaa prosesnya relatif lama. Hal ini bertujuan agar daging domba empuk dan hasil bakarannya sempurna.
Saat makan, daging bakar domba Maroko nikmat dicocolkan ke saus mustard atau sambal pedas. Bisa juga berupa campuran keduanya. Wah, tekstur dagingnya empuk dengan rasa gurih dan aroma harum. Tidak berbau perengus seperti daging kambing. Citarasa gurih-asin-manispun berpadu di lidah saat sate domba dikunyah. Maknyuus…..
“Jangan lupa cobain Syahi Arabic Tea. Teh dengan cita rasa timur tengah yang enak dan menarik. Es Kacang Merah atau Es Brenebon juga ada loh di sini,” cetus Nova, tetap dengan senyum manisnya itu.
Ismail Sidik