TRAVELOUNGE.CO – Selama masa pandemi seperti sekarang, Kawasan Wisata Banten Lama tidak pernah sepi pengunjung. Apalagi Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, puluhan ribu peziarah dari berbagai daerah di Indonesia memadati kawasan wisata ziarah Sultan Maulana Hasanudin di Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Serang. Dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat, Banten Lama masih memiliki daya tarik dan selalu dikunjungi.
Belum lama ini, komunitas Mata Hati melakukan wisata religi dengan berziarah ke makam Sultan Maulana Hasanudddin sambil berkegiatan sosial, bertajuk Mata Hati Ziarah dan Berbagi.
Mata Hati pada kesempatan itu menyumbangkan 50 Alquran ke Pesantren Mahad Yashma dan 80 Alquran ke Pesantren Aqur’aniyyah, Sultan Maulana hasanudddin dilanjutkan berkunjung ke kawasan wisata sejarah yang menjadi distinasi di Propinsi Banten.
Setelah mengsedekah 50 Alquran ke Pesantren Mahad Yashma dilanjutkan merziarah ke makam Sultan Maulana Hasanudddin II yang terletak tak jauh dari Mesjid Banten Lama. dilanjutkan ke situs peninggalan Keraton Kaibon. Istana ini dibangun untuk Ratu Aisyah. Sang ratu merupakan ibunda Sultan Syaifudin Kaibon artinya keibuan.
BACA JUGA: Belitung Triathlon, Langkah Awal Bangkitnya Industri Event
Selanjutnya perjalanan Mata Hati melakukan penyerahan 80 Alquran ke Pesantren Aqur’aniyyah, Sultan Maulana hasanudddin sambil berzirah ke makam sang sultan di kawasan Istana dan Mesjid di Banten Lama.
Masjid Agung Banten merupakan satu dari masjid tertua di Indonesia yang penuh dengan nilai sejarah tinggi. Setiap harinya masjid ini ramai dikunjungi para peziarah yang datang tidak hanya dari Banten dan Jawa Barat, tetapi juga dari berbagai daerah di Pulau Jawa.
Masjid ini dikenali dari bentuk menaranya yang sangat mirip dengan bentuk sebuah bangunan mercusuar. Tempat ibadah ini dibangun pertama kali pada 1556 oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1562-1557), sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia adalah putra pertama Sunan Gunung Jati.
(Savor)