TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA, 27 Oktober 2018 – Hermawan Kartawijaya mengelompokan wisatawan millennial dalam 4 kelompok yaitu digital/tech savvy (pandai dalam teknologi IT), advocators (mampu mengavokasi), experience oriented (berorentasi pada pengalaman), dan adventure seekers (pencari petualangan).
Herman mengungkapkan hal itu dalam Focus Group Discusstion (FGD) II dengan tema bahasan ‘Strategi Pemasaran Yang Efektif Untuk Merebut Pasar Millennial Tourism’ yang berlangsung di Hotel Borobudur Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Digital sebagai sarana pembuka. Ada wisatawan millennial kelompok tech savvy maunya digital saja, tapi banyak pula yang kemudian ingin mencari pengalaman, berpetualangan, atau pun sebagai advokasi. Wisatawan millennial kelompok advocators ini lebih suka mengunjungi destinasi-destinasi yang paling instagramble kemudian melakukan selfie dan men-share lewat instragram agar diketahui millennial lain,” kata Hermawan Kartajaya.
Dalam prakteknya 4 kelompok wisatawan millennial mempunyai keinginan berbeda satu sama lain. Misalnya kelompok digital digital/tech savvy yang sangat dipentingkan adalah kecanggihan digital platform antara lain wifi dan hotspot di destinasi yang dikunjungi harus hebat. Sedangkan kelompok experience oriented dilakukan para guide dalam upaya memberikan pengalaman kepada para wisatawan yang ditangani.
Baca Juga: Wisatawan Millennial Bergantung pada Teknologi dan Medsos
“Kelompok adventure seekers umumnya ingin menemukan autentik lokal yang ada di destinasi yang dikunjungi,” kata Hermawan seraya mengatakan, pada prakteknya mensegmentaskan wisatawan millennial belum ada pakemnya sehingga pendekatannya sementara ini menggunakan frame strategi dengan pengelompokan tersebut.
Sejatinya FGD II merupakan kelanjutan dari FGD I yang yang digelar di Jakarta pada Kamis lalu (18/10/2018) dengan mengangkat tema ‘Millennials & Disruption, Tantangan Model Bisnis’ yang menampilkan nara sumber Prof. Rhenald Kasali, Ph.D dari Founder Rumah Perubahan. FGD III akan berlangsung di Jakarta pekan depan. Kegiatan FGD ini sebagai upaya penguatan strategi pariwisata dalam merespons millenial tourism dan dari kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan strategi dan rencana aksi.
Ismail Sidik