TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Indonesia adalah permata yang tiada dua keindahannya. Sepotong surga yang ada dimuka bumi. Eksotis dan penuh daya pukau yang tak terperi. Siapa pun jatuh hati dengan keelokannya. Tengoklah, sejauh mata memandang, mozaik keindahan menyembul tiada henti. Laut, pantai, sungai, danau, gunung, goa, bukit, hutan, kebun, padang pasir hingga gletser adalah untai keelokan yang selalu memendarkan kemolekan.
Nah, secuil keeksotisan itu merekah indah di Sumatra Selatan. Tepatnya di Pagar Alam, yang keberadaannya seolah dipagari oleh Gunung Dempo nan kukuh dan anggun itu. Pada bagian lainnya, menjorok kedalam, ribuan hektar kebun kopi terhampar dengan indahnya di Desa Rimba Candi.
Samsul Bahri, Kadispar Pagar Alam, menegaskan” Potensi wisata di Pagar Alam sesungguhnya sangat luar biasa. Ada wisata alam, seperti Gunung Dempo, jurang jurang, batu batuan, sungai, danau. Lalu potensi dari kebudayaan, seperti kebudayaan zaman purba. Pagar Alam memiliki 200 kawasan kebudayaan Megalitikum. Umumnya terdiri dari dolmen, patung batu, lesung batu dan sebagainya. Ini berkaitan dengan kisah kebudayaan di Tanah Besema. Menurut penelitian usianya 2500 SM. Yang konon lebih tua dari kebudayaan Mesir,” urai Samsul.
Umumnya, potensi wisata di Pagar Alam belum tergarap sempurna. Baik itu Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas. Setidaknya hal itu bisa kita jumpai di Dusun Rimba Candi, Kec.Dempo, Pagar Alam, Sumatra Selatan. Ketidak semputnaan 3A ini bisa jadi kendala mendasar bagi pengembangan wisata dikawasan itu. Tapi bukan mustahil juga keadaan itu malah menjadi sisi keunggulan karena semuanya masih natural hingga wisman atau wisnus merasakan kealamiahan, keramahan dan kebersahajaan yang bisa saja tidak ditemui di tempat lain.
Sekali waktu, pagi belum lagi beranjak jauh. Embun masih memeluk manja di Dusun Rimba Candi. Di sepotong jalan yang sudah beraspal, terlihat anak sekolah riang melangkah berbarengan dengan jejak Ibu-ibu menuju kebun kopi. Mereka bertudung dan bersepatu bot sambil sambil menjingjing tas anyaman.
Yang unik, sesekali lewat petani penggarap kebun kopi dengan menggunakan Grandong. Ini adalah sebutan khas untuk motor yang dimodif sedemikian rupa untuk pergi ke kebun. Ban dilapisi rantai agar tidak mudah slip atau tergelincir di kawasan perkebunan. Utamanya kala hujan mengguyur kawasan itu. Sedang bagian body ditambahi semacam rak dari bilah bambu untuk mengangkut karung berisi kopi atau kayu bakar. Jadilah Grandong sebagai sarana transportasi dan angkutan khas dikawasan perkebunan kopi itu.
Nah, Rimba Candi sendiri benar-benar berada di tepi rimba belantara. Tepatnya di kawasan kebun kopi. Konon Rimba Candi adalah bagian dari peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Kawasan ini tidak hanya menyimpan sejarah namun juga menyimpan banyak misteri dan potensi wisata yang besar. Tengok saja keberadaan Danau Merah yang penuh misteri.
“Potensi wisata desa kami sangat luar biasa. Hamparan hutan, kebun kopi, teh, sayur mayur adalah destinasi alam yang penuh pesona. Belum lagi ratusan air terjun, diantaranya Curup Bunda Kasih dan Curup Kembar. Lalu ada juga ngarai, sungai berarus liar, bukit dan goa. Semuanya ada di kawasan ini. Tinggal digarap serius aja,” tandas Bagus Irwanto, Lurah Candi Jaya, Kec. Dempo, Kota Pagar Alam, yang 90% penduduknya adalah petani kopi.
Bahkan dari Dusun Rimba Candi kita bisa menyambangi Danau Merah, dimana disekitarnya berserak tumpukan batu megalitikum yang ceritanya penuh kemisteriusan. Konon, menurut penuturan Indra, salah seorang warga desa yang ikut dalam ekspedisi penelitian, batu batu itu reruntuhan candi. Agak aneh juga dengan keberadaan hewan disekitar danau, seperti Kelabang yang ukurannya jauh lebih besar dari pada umumnya. Sayang tidak setiap saat hewan melata ini muncul kepermukaan.
Terpukau oleh keeksotisan alam yang luar biasa inilah yang kemudian menjadi peletup Rosalina Theodora, seorang wanita pemilik 20 hektar kebon kopi untuk membangun dan mengembangkan potensi wisata di kawasan itu. Ia berobsesi menjadikan Pagar Alam sebagai desa wisata yang go internasional. Termasuk menjadikan kebun kopinya sebagai destinasi wisata yang ajeg dan menjadikan rumah penduduk sebagai guest house.
Baca Juga: Surga Itu Bernama Pagar Alam
Yang pasti, selama ini Ocha, begitu ia biasa dipanggil menyerahkan pengelolaan kebunnya pada penduduk setempat dengan sistem bagi hasil 50 : 50. Ia yakin, pada saatnya nanti kopi Pagar Alam akan mendunia.
“Aroma dan rasa kopi Pagar Alam yang di tanam di Rimba Candi sangat khas. Karena itu potensi pengembangan wisata Rimba Candi sebetulnya sangat luar biasa. Hanya saja belum ada upaya serius untuk itu. Makanya kami sangat ingin merealisasikan konsep agrowisata di Rimba Candi,” ungkap Ocha antusias.
Menurut Ocha, keberadaan kebun kopi, kebun teh, kebun sayur, hutan belantara, air terjun, sungai berarus deras, situs megalitikum bisa menjadi destinasi wisata yang luar biasa bila digarap dengan serius dan benar.
Bukan cuma itu, ia pun mencanangkan kalau rumahnya dan rumah penduduk bisa menjadi guest house. “Rumah disini kan unik-unik bentuknya. Bahan kayu lebih mendominasi Pasti disukai wisatawan,” tandas Ocha yang mantan produser stasiun televisi swasta ini.
Keunikan lainnya, selain menikmati panorama nan indah, wisatawan juga bisa diajak untuk berkebun, memetik, mengolah kopi secara langsung. “Mereka minum kopi dan teh asli dari kebun kami. Begitu juga dengan sayur yang mereka santap selama tinggal disini. Selanjutnya wisatawan juga akan disuguhkan pertunjukan seni dan budaya Pagar Alam,” urai Ocha penuh optimis.
Produsen kopi bertajuk Absolut Coffee yang sudah dipasarkan ke Arab ini yakin destinasi wisata akan mampu mengangkat perekonomian masyarakat Rimba Candi yang sejatinya dianugrahi alam yang sangat luar biasa. Apalagi alamnya sangat instagramable.
“Mau bikin foto seindah apa pun bisa disini. Ini adalah lukisan alam yang tiada tara keelokannya. Pokoknya instagramable banget deh,” pungkas Ocha yang sangat berharap stake holder pariwisata bisa menduniakan Rimba Candi, Pagar Alam.
Yu kita berswa foto di Rimba Candi. Jadikan instagramable hingga dunia tahu ada surga di Indonesia yang benama Rimba Candi.
Tanah airku Indonesia
Negeri elok amat kucinta
Tanah tumpah darahku yang mulia
Yang kupuja sepanjang masa
( Ciptaan: Ismail Marzuki )
Ismail Sidik