Tiga Kali Nyemplung Bikin Ayam Goreng Mbah Cemplung Empuk dan Renyah

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I YOGJA – Terletak di pinggiran kota Yogyakarta, tepatnya di desa Sendang Semanggi, Bangun Jiwo Kasihan Bantul, sekitar 15 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, Resto Ayam Goreng Jawa Mbah Cemplung menyajikan ayam goreng yang empuk dan renyah. Ada trik tersendiri yang membuat sajian ayam kampung ini menjadi empuk dan renyah.

Menurut koki di resto yang sudah berdiri sejak tahun 1979 ini, ada kehusuan dalam cara memasaknnya. Ayam goreng Mbah Cemplung tiga kali dicemplungkan ke minyak goreng panas sebelum disajikan kepada para pembeli. Dengan cara tersebut dan ditambah bumbu rahasia yang sudah digunakan secara turun temurun oleh keluarga Mbah Cemplung, maka sajian ayam goreng pun menjadi nikmat.

Kabarnya, ayam yang digunakan merupakan ayam kampung liar yang dilepas liar di pekarangan. Adi Susyoko, seorang pengusaha dan sekaligus pecinta kuliner mengatakan kekhasan sajian ayam goreng Mbah Cemplung memang terletak pada keempukan dan kerenyahannya. “Biasanya sajian ayam kampung goreng terkesan alot. Nah, disini ayamnya empuk,” kata Adi.

Baca Juga: Soto Iga Keprabon Solo, Cara Makan Mempengaruhi Kenikmatan

Dengan cita rasa istimewa dan harga yang terjangkau, ayam goreng Mbah Cemplung pun menjadi terkenal, dengan salah satunya masuk pada “Top 100 Kuliner Yogyakarta”. Mbah Cemplung sendiri meninggal dalam usia 96 tahun.

Ayam goreng mbah cemplungPilihan lauk ayam goreng mbah cemplung

Proses ayam goreng mbah cemplungFoto jadul di resto ayam goreng mbah cemplung

Selain mengandalkan menu ayam goreng kampung, resto Mbah Cemplung juga menyajikan minuman khas yaitu Es Tape. Minuman ini menghidangkan ramuan tape ketan yang diwarnai hijau muda dicampur sedikit gula dan sangat pas diminum setelah menyantap kelezatan ayam kampung goreng. Selain itu, Anda juga bisa memesan es beras kencur yang juga bercita rasa unik, serta wedang uwuh.

Jika Anda melancong ke kota Yogyakarta, sisihkan waktu Anda untuk mampir ke sajian ayam goreng Mbah Cemplung.

 Dedi Rinaldi

Berbagi: