TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Demi terwujudnya program pariwisata berkelanjutan dan mencegah kerusakan terumbu karang sekaligus menjamin keamanan peselam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Balai Taman Nasional Komodo melakukan pemasangan mooring buoy.
Mooring buoy adalah peranti penting bagi kapal untuk menunjukkan lokasi menjatuhkan jangkar. Berukuran bulat, berwarna oranye dan abu abu, mooring buoy mampu menyelamatkan terumbu karang dari benturan jangkar kapal. Saat ini Mooring Buoy eksisting terpasang sudah ada 28 buah. Rencananya Balai Taman Nasional Komodo akan menambahkan 5-7 mooring buoy lagi sampai akhir tahun 2018.
Sejatinya Indonesia mungkin adalah negara yang memiliki lokasi wisata selam terbaik di dunia. Labuan Bajo dengan Taman Nasional Pulau Komodo memiliki taman laut yang telah menarik minat wisatawan selam dari berbagai negara. Warna warni ikan terumbu karang, coral yang sehat, hingga pari manta adalah penghuni terumbu karang yang akan memanjakan mata para penikmat wisata selam.
Menurut Ed Statham salah satu dive operator berkebangsaan Ingris dan telah tinggal di Labuan Bajo selama 8 tahun ( menyelam setiap hari di Komodo) mengatakan, Komodo adalah tempat menyelam paling menakjubkan, dan sangat indah yang pernah dia selami di dunia, “ The most amazing and beautiful place I have dived in the world,” tandasnya. Meskipun demikian Ed juga mengakui bahwa sangat menyedihkan melihat kelestarian alam bawah laut Komodo mulai terancam.
Baca Juga: Labuan Bajo Siap Menyambut Pertemuan Tahunan IMF dan world Bank
Meningkatnya popularitas Komodo sebagai wisata selam meningkatkan jumlah kunjungan secara signifikan. Agar kapal yang membawa penyelam dapat labuh jangkar dengan aman tanpa merusak terumbu karang, mooring buoys menjadi instrumen pemandu yang sangat dibutuhkan. Dengan luas dan ragam lokasi selam yang di Komodo, dibutuhkan setidaknya 50 mooring buoy dengan perawatan dan pengawasan berkala untuk memastikan semua mooring buoy dapat bekerja dengan baik.
Bila satu mooring buoy ditambati oleh 4-5 kapal, hal ini mempercepat kerusakan buoy, kemungkinan lepas, hilang karena hanyut dibawa arus menjadi sangat tinggi. “Kita tidak ingin jangkar kapal merusak terumbu karang. Merusaknya sangat mudah, tapi memperbaikinya sangat sulit. Jangan sampai telanjur rusak sampai tidak bisa lagi diperbaiki,” jelasnya seraya menambahkan bahwa para dive operator telah berusaha melakukan renovasi mooring buoys, tapi masih banyak dukungan yang dibutuhkan agar dapat bersama-sama menjaga kelestarian Komodo. “It’s a losing battle, and support is desperately needed to help keep Komodo as one of the top destinations on the planet,” cetusnya.
Kepala Balai Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan mengatakan tahun 2018 sudah direncanakan penambahan mooring buoys, “Rencana tahun ini memang ada. Tapi, memang ada kendala, waktu terbatas, proses pengadaan barangnya menggunakan item import (itu) untuk yang standar,” imbuh Budi.
Tapi meskipun ada kendala, Budi menegaskan bahwa pemasangan mooring buoy menjadi prioritas Taman Nasional Komodo. “Program pemasangan mooring tentunya menjadi salah satu prioritas kami” pungkasnya,” pungkasnya.
Ismail Sidik