Tinjau PLBN Motoain, Menpar Dorong Atambua Terus Kembangkan Cross Border Tourism

Travelounge

TRAVELOUNGE.CO I ATAMBUA – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kota Atambua, Kabupaten Belu. Dalam kunjungan selama dua hari mulai Kamis (04/10) hingga Jumat (05/10), Menpar Arief Yahya akan hadir di sejumlah event yang diadakan Kementerian Pariwisata dalam upaya meningkatkan wisata perbatasan (cross border tourism) guna mencapai target kunjungan 17 juta wisatawan mancanegara (wisman) di 2018 dan 20 juta wisman di 2019.

Pada hari pertama, Kamis (04/10), Menpar Arief Yahya yang didampingi Bupati Belu Willybrodus Lay, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Jelamu, serta beberapa pejabat Kemenpar seperti Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran 1 Ni Wayan Giri Adnyani, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran 1 Regional III Ricky Fauzi, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar Guntur Sakti, bergegas meninjau Pos Lintas Batas Negara Motoain yang menjadi salah satu pintu masuk (perbatasan) wisatawan dari Timor Leste.

Di lokasi ini Menpar Arief Yahya melihat langsung keberadaan pos lintas batas yang dibangun dengan begitu megah oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai bagian dari Nawacita Presiden untuk membangun mulai dari daerah terluar. Menpar Arief Yahya juga melihat bagaimana layanan imigrasi dan bea cukai yang baik terhadap wisatawan dari Timor Leste yang masuk ke Indonesia. Keberadaan PLBN Motoain dan layanannya yang baik sangat penting dalam mengembangkan wisata perbatasan.

“Kesan pertama saya ketika sampai di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) ini adalah keren sekali. Jadi benar bahwa kita memiliki kebanggaan atas kedaulatan bangsa Indonesia,” ujar Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya mengatakan, pariwisata perbatasan atau border tourism jumlahnya sangat besar di dunia, contohnya negara-negara di Eropa yang jumlah kunjungan wisatawannya besar karena ditunjang dengan border tourism. Jumlah wisman di Prancis setiap tahunnya mencapi 80 juta wisman, atau Spanyol yang mencapai 85 juta wisman. Begitu juga dengan negara-negara kecil di Eropa yang memiliki jumlah wisatawan mencapai 10 juta karena ditopang oleh wisatawan perbatasan (border tourism) yang baik. Karena itu Kemenpar terus mengembangkan pariwisata perbatasan yang saat ini baru memberikan kontribusi sebesar 18% di Indonesia.

“Pariwisata perbatasan saat ini yang berjalan baru ada di Kepri (Kepulauan Riau) dan berhasil. Tapi kenapa hanya di Kepri? Padahal kita punya banyak titik sentuh dengan negara lain seperti di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan di NTT, khususnya di Belu atau Atambua ini,” ujar Arief Yahya.

Khusus di Atambua, Menpar melihat dengan adanya PLBN Motoain yang begitu baik, maka faktor aksesibilitas sudah tidak ada kendala. Yang perlu didorong adalah menghadirkan atraksi agar dapat menarik minat besar wisatawan, khususnya wisatawan dari Timor Leste. Salah satu atraksi yang bisa dibuat adalah menawarkan wisata belanja kepada wisatawan dari Timor Leste dengan barang-barang yang lebih lengkap atau juga lebih murah dari yang ada di Timor Leste. Lokasi yang bisa dijadikan kawasan wisata belanja adalah di area atau kawasan PLBN Motoain itu sendiri. Seperti halnya yang ada di Bandara Changi Singapura, dimana bandara tersebut dibangun tidak hanya sebagai pintu masuk wisatawan, tapi juga sebagai destinasi wisata. Maka tidak heran jika masyarakat Singapura banyak membawa anak dan keluarganya untuk jalan-jalan di akhir pekan.

Baca Juga: Dukung Pengembangan Pariwisata NTT, Angkasa Pura I Inisiasi CDD, Komodo Travel Mart, dan Gratiskan Landing Fee

“Sekali kita disini lebih lengkap, maka orang Timor Leste akan selalu belanja disini. Saya yakin disini juga bisa jadi atraksi wisata untuk akhir pekan. Tidak hanya dari Timor Leste tapi juga dari Belu. Semakin banyak crowd yang datang dari dua negara maka akan semakin bagus. Jadikanlah pasar itu hidup disini, dan itu akan menjadi daya tarik tersendiri untuk tetangga sebelah,” kata Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya juga mendorong agar event-event besar digelar di Atambua untuk bisa menarik kunjungan wisman, mulai dari event musik, budaya, ataupun event-event yang memaksimalkan potensi sumber daya alam atau keindahan alam yang ada di Atambua, dan NTT pada umumnya.

“Kita sudah dapat aksesnya (PLBN), yang belum atraksinya, maka saya dengan mudah kalau rekan-rekan Kemenpar minimal membuat empat atraksi besar di Atambua, saya akan langsung setuju. Karena cara paling mudah untuk menjaring ribuan wisman adalah melalui overland (Border Tourism),” kata Menpar Arief Yahya.

Menpar juga tidak terlalu khawatir untuk amenitas. Dengan konsep Nomadic Tourism yang terus digalakkan Kemenpar, maka hal-hal penting dalam menjaring wisatawan sudah dapat teratasi. “Yang paling bagus adalah nomadic tourism. Nomor satu adalah karavan, kedua kemah. Pilihlah spot-spot terindah di Belu untuk menjadi lokasi. Atau juga homepod. Intinya adalah buat amenitas yang mudah untuk berpindah-pindah dan tidak harus mahal. Silakan buat dan nanti akan kita undang investor untuk mengembangkan nomadic tourism disini,” kata Menpar Arief Yahya.

Di sepanjang hari pertama ini, selain meninjau PLBN Motoain, Menpar juga akan mengunjungi sejumlah destinasi yang ada di Atambua, mulai dari Kawasan Wisata Mangrove Desa Dilawan, Pantai Berluli dan mengikuti Ritual Penyucian kembali Rumah Adat Suku Atok Bau Uma Meo.

Ismail Sidik

Berbagi: