TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA, 7 Desember 2014 – Ada pernyataan yang bikin stakeholder pariwisata Indonesia lumayan tercengang. Mengutip Genpi.co, dalam sambutannya pada rapat kerja triwulan III Polda NTT di Hotel Aston, Rabu (5/12/2018), Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat, mengatakan tak ada perlindungan manusia di Taman Nasional Komodo. Sehingga, manusia boleh mati. Sementara, komodo harus dilindungi agar tak boleh mati. Semua pun terperangah dengan pernyataan itu. Benar dan seriuskah pernyataan itu?
Bisa jadi itu cuma kelakar Gubernur Victor meski tidak tepat. Menurut Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita), Asnawi Bahar, pernyataan itu bisa berdampak buruk baru pariwisata. Wisatawan bisa takut berlibur ke Taman Nasional Komodo. Sebab siapa pula yang!ingin mati konyol saat berada di Pulau Komodo?
“Saya pikir bahasa yang digunakan terlalu vulgar ya. Terlalu berlebihan. Bahasa ini bisa menjadi polemik. Khususnya bagi dunia pariwisata. Pernyataan Gubernur Victor bisa mendatangkan ketakutan bagi pengunjung,” kata Asnawi. Ditambahkannya, dalam pariwisata, keamanan wisatawan jelas menjadi faktor utama.
Sejatinya Taman Nasional Komodo yang berada di wilayah Labuan Bajo, merupakan salah satu obyek wisata yang termasuk dalam destinasi wisata prioritas. Destinasi ini diharapkan bisa menarik banyak kunjungan wisatawan asing. Kunjungan wisatawan asing ke Taman Nasional Komodo dari bulan Januari sampai April berjumlah 45.630 orang.
Baca Juga: Pesona 200 Lokasi Selam Raja Ampat
Tapi bukan cuma pernyataan soal keamanan yang membuat Taman Nasional Komodo mendapatkan sorotan tajam dari pelaku industri pariwisata. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi NTT juga menyatakan akan menaikkan harga tiket masuk ke Pulau Komodo.
Bahkan jumlahnya sangat fantastis. Mencapai USD 500. Harga tersebut dinilai terlalu mahal. Bahkan bisa membuat turis beralih ke destinasi lain. Dampaknya, kunjungan ke Taman Nasional Komodo akan semakin menurun. Jika dikonversikan, USD 500 setara dengan Rp 7 juta. Bila menggunakan kurs 1 USD = Rp 14.421. Tarif ini berlaku bagi wisatawan mancanegara. sedangkan bagi wisatawan nusantara, tiketnya akan dikenakan USD 100 atau setara Rp 1,4 juta.
Ketidaksetujuan juga dilontarkan pengamat pariwisata, Tedjo Iskandar. Menurutnya, harga tiket yang diusulkan terlalu berlebihan. “Harga yang tidak masuk akal. Buat apa turis harus bayar hingga USD 500?” katanya, Rabu
Tedjo yang berpengalaman menjadi tour leader, menilai Taman Nasional Komodo tidak akan menjadi pilihan wisman dengan biaya sebesar itu. Yang dikhawatirkannya, Thailand akan menjadi pilihan wisatawan jika TN Komodo menawarkan harga yang tidak masuk akal itu.
Ismail Sidik