TRAVELOUNGE.CO I JAKARTA – Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) siap berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk mengembangkan pariwisata lintas batas negara (crossborder tourism). Wisata lintas batas negara ini bisa ikut berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian kabupaten baik melalui destinasi menarik, kuliner, maupun kerajinan masyarakat.
Dalam acara penutupan Apkasi Otonomi Expo 2019 yang berlangsung di Hall B, Balai Sidang Jakarta Convention Center, Senayan Jakarta, Jum’at (5/7/2019), Ketua Umum Apkasi Abdullah Azwar Anas menekankan bahwa strategi crossborder tourism akan sangat mendukung pengembangan kabupaten-kabupaten yang menjadi perbatasan negara. Pasarnya bisa datang dari negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Papua Nugini, dan Timor Leste.
“Untuk crossborder tourism, sudah saya sampaikan ke Pak Menteri, pilot project kerja sama ini akan dibuat di beberapa kabupaten, misalnya salah satunya Kabupaten Belu, NTT. Wisata lintas batas negara ini bisa ikut mengungkit perekonomian kabupaten tersebut yang wilayah perbatasannya telah dibangun oleh pemerintah pusat dengan ikon-ikon yang menarik,” kata Azwar Anas.
Seperti diketahui, Kabupaten Belu dengan ibukota Atambua berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. Bahkan, kota Atambua sendiri berada di Pulau Timor, dan terletak di antara pegunungan dan memiliki banyak lahan hijau yang masih belum tersentuh, sehingga menjanjikan sisi eksotisme tersendiri.
Kabupaten lain yang tercatat memiliki perbatasan langsung dengan negara lain ialah Kabupaten-kabupaten tersebut adalah kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, dan Kapuas Hulu di Kalimantan Barat, yang semuanya berbatasan dengan Malaysia.
Baca Juga: Kemenpar Targetkan Empat Juta Wisman Cross Border di 2019
Begitu juga dengan kabupaten yang berada di Kalimantan Timur yang berbatasan dengan Malaysia, kemudian Kabupaten-kabupaten di Sulawesi Utara yang berbatasan dengan Filipina, atau Kabuptan di kepulauan Papua yang berbatasan dengan Papua Nugini. Tak ketinggalan daerah Bintan di Kepualan Riau yang berbatasan dengan Singapura.
Menurut Azwar Anas, strategi crossborder tourism bukan hal baru karena sudah banyak kisah suksesnya. Prancis misalnya, sekitar 50% wisman diperoleh dari negara yang berbatasan dengannya. Di Belgia, sekitar 51% wisman didapat dari border tourits. Begitu juga dengan Thailand yang meraup 45% wisman berasal dari border tourists. Di Malaysia angkanya lebih tinggi lagi mencapai 60% wisman berasal dari negara tetangga.
“Karena itu, hal ini menjadi kesempatan bagi kabupaten terdepan untuk menjadi mesin penyedot wisatawan mancanegara, yang otomatis akan menggerakkan ekonomi kabupaten itu. Apkasi siap berkolaborasi untuk mengembangkannya,” ujar Azwar Anas.(red)